Tim Misi Penyelamat Australia Pulangkan Puluhan Warganya dari Suriah
Senin, 3 Oktober 2022 19:09 WIBAustralia bersiap untuk mengirimkan tim untuk menyelamatkan puluhan perempuan dan anak-anak yang terjebak di kamp-kamp tahanan Suriah. Tercatat lebih dari 20 perempuan dan 40 anak-anak Australia—terdiri atas janda, anak laki-laki dan perempuan tentara ISIS yang telah dibunuh atau dipenjara.
Australia bersiap untuk mengirimkan tim untuk menyelamatkan puluhan perempuan dan anak-anak yang terjebak di kamp-kamp tahanan Suriah. Tercatat lebih dari 20 perempuan dan 40 anak-anak Australia—terdiri atas janda, anak laki-laki dan perempuan tentara ISIS yang telah dibunuh atau dipenjara.
Sebagai tahap awal, Australia akan memulangkan 20 warganya, kebanyakan adalah anak-anak. Hal ini merupakan strategi yang diambil karena tidak mungkin memulangkan semua warga negara Australia yang ditahan di Syria dalam satu kali operasi. Sisa dari warga negara Australia yang ditahan akan dipulangkan pada tahap berikutnya yang direncanakan akan dilakukan pada beberapa bulan ke depan.
Banyak di antara perempuan yang ditahan di kamp tahanan mengatakan mereka dipaksa atau ditipu untuk pergi ke Suriah oleh suami-suami mereka yang telah meninggal. Sementara anak-anak yang berada di Suriah berusia di bawah 6 tahun dan sebagian besar lahir di kamp tahanan.
Pada 2019, Australia meluncurkan sebuah misi penyelamatan rahasia untuk memulangkan 8 anak yatim piatu, termasuk seorang remaja yang hamil dari kamp-kamp tahanan Suriah. Namun setelah itu, tidak ada operasi penyelamatan lagi yang dilakukan atas alasan keamanan.
Seperti dilaporkan Guardian, sejumlah sumber mengonfirmasi bahwa misi penyelamatan lanjutan akan segera dilakukan. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Australia, Clare O’Neil mengatakan prioritas utama pemerintah adalah melindungi warga negara dan kepentingan nasional Australia.
Sebagian besar warga Australia, termasuk 44 anak-anak, ditempatkan di kamp tahanan Roj, dekat perbatasan Irak. Kamp ini lebih aman dari kamp al-Hawl, meskipun para tahanannya kerap mengalami malnutrisi, menderita penyakit, dan mengalami tindak kekerasan.
Namun terdapat pula satu keluarga Australia di kamp al-Hawl, termasuk anak-anak. Kamp ini dianggap berbahaya karena ISIS masih aktif. Apalagi sebuah laporan pada Juni lalu menyatakan telah terjadi 100 pembunuhan di kamp al-Hawl dalam 18 bulan terakhir. (Sumber: shafaq.com)
Pengabar Berita Internasional. Dikurasi dan ditulis oleh Jurnalis Warga Teguh V. Andrew
0 Pengikut
Argentina Gunakan Pendekatan Strategis untuk Mengembalikan Kepulauan Falkland dari Inggris
Selasa, 7 Mei 2024 07:41 WIBSetelah 52 Tahun Berkuasa, Ratu Denmark Turun Tahta karena Masalah Kesehatan
Selasa, 2 Januari 2024 14:01 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler