x

ilustr: Bridgeport Public Library

Iklan

Pipiet Palestin Amurwani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Minggu, 23 Oktober 2022 12:58 WIB

Mengapa Perlu Mengetahui Budaya dalam Mempelajari Bahasa?

Dalam mempelajari suatu bahasa perlu diikuti mempelajari budayanya. Tujuannya untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan pemilik bahasa dalam berkomunikasi, sehingga tidak terjadi salah persepsi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bahasa dan budaya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya fenomena atau realita yang menunjukkan adanya hubungan antara bahasa dan budaya. Menurut Kuntjaraningrat bahasa adalah bagian dari kebudayaan. Bersama dengan unsur yang lain, bahasa membangun sebuah kebudayaan dalam masyarakat. Dari bahasa yang digunakan seseorang bisa diketahui latar belakang budayanya. Melalui bahasa pula pengetahuan seseorang mengenai suatu hal dapat diukur.

 

Dalam mempelajari suatu bahasa perlu diikuti mempelajari budayanya. Tujuannya untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan pemilik bahasa dalam berkomunikasi, sehingga tidak terjadi salah persepsi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Dengan mempelajari hubungan bahasa dan budaya dapat diketahui bahwa manusia membutuhkan kebudayaan untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain. Kebudayaan dapat juga menjadi media penting dalam kehidupan manusia seperti pendidikan, alat pemersatu, identitas ataupun hiburan.

 

Kata kebudayaan berasal dari kata budh—> budhi—> budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.

 

Kebudayaan menurut Geertz yaitu cara hidup sekelompok orang yang meliputi kebiasaan-kebiasaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sistem simbol yang dimiliki bersama, bersifat publik dan diikuti generasi-generasi setelahnya. Senada dengan pendapat yang disampaikan oleh Strauss bahwa kebudayaan merupakan sistem struktur dari simbol-simbol dan makna-makna yang dimiliki bersama, yang dapat diidentifikasi, dan bersifat publik.

 

Bisa disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil dari akal dan usaha manusia yang kemudian muncul dan menjadi kesepakatan-kesepakatan yang ada di suatu komunitas atau masyarakat.  Kesepakatan-kesepakatan itu sering terjadi tanpa disengaja pada awalnya. Kemudian menjadi kebiasaan-kebiasaan yang diikuti dari generasi ke generasi.

 

Suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung terbentuknya suatu kebudayaan. Sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi, organisasi sosial, sistem mata pencaharian hidup, kesenian, dan sistem religi.  

 

Bahasa dan budaya seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa terpisahkan. Mempelajari suatu budaya, secara otomatis akan mempelajari bahasa dari budaya tersebut. Dan sebaliknya, mempelajari suatu bahasa tidaklah sempurna jika tidak mempelajari budayanya. Misalnya jika seseorang ingin mempelajari bahasa Madura, maka orang tersebut harus mengetahui kebiasaan orang Madura. Tujuannya agar proses komunikasi menjadi luwes dan tidak terjadi salah persepsi di antara penutur. Contoh lain ketika belajar bahasa Inggris. Tidak hanya tata bahasa yang dipelajari akan tetapi juga mempelajari kebiasaan-kebiasaan penutur bahasa Inggris asli dalam berbahasa, misalnya intonasi, idiom, dan lain sebagainya. Dengan kemampuan bahasa dan ditunjang pemahaman budaya yang baik maka akan tercipta komunikasi yang baik pula.

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Pipiet Palestin Amurwani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler