x

Iklan

Hanna Hanifa Hira

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Maret 2022

Selasa, 25 Oktober 2022 09:07 WIB

Sesat Pikir Para Binatang Karya Triyanto Triwikromo

Tokoh yang berperan dari cerita Sesat Para Binatang adalah Aku dan Nuh. Nuh sebagai pembimbing aku untuk mengajak berkeliling di kebun binatang nya sebelum aku bekerja dengan baik di kebun binatang

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tokoh yang berperan dari cerita Sesat Para Binatang adalah Aku dan Nuh. Nuh sebagai pembimbing aku untuk mengajak berkeliling di kebun binatang nya sebelum aku bekerja dengan baik di kebun binantang ini. Kata Nuh, "Kamu akan mengetahui dengan seksama satwa apa yang bersemayam di dalam jiwamu". Halasmo merupakan direktur kebun binatang, dia mempunyai fisik yang tidak sempurna, kaki nya pincang dan berusia 54 tahun.
 
Selama lima hari Nuh memberikan pengetahuan kepada saya bahwa hewan bisa berbicara dan hewan apa saja yang bersemayam dalam jiwaku. Nuh juga memberikan kitab untuk saya baca yaitu Kitab Kekejaman Para Binatang. Buku itu berisi mengajari memahami kemarahan para satwa dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan ketika hewan-hewan itu ingin membunuh pengunjung kebun binatang.
 
Lalu aku membaca buku itu dan aku simpulkan singa hanya mencabik-cabik tubuh manusia jika mereka terlebih dulu disakiti. Ular kobra tidak akan menyemburkan bisa jika manusia tak memusuhi binatang berkepala seperti sendok itu.
 
Hari berlalu Nuh masih mengurungku di perpustakaan. Aku masih belum melihat bintang-bintang yang bertengger di pohon atau bergelayutan dari dahan ke dahan. Aku belum bisa menatap buaya menghantamkan okor ke tubuh anak sapi malang. Aku belum bisa mengamati ikan-ikan tersesat di rerimbunan ganggang. Dari jendela, aku bisa melihat cakrawala. Ada gelap dan terang yang dipisahkan oleh cakrawala itu. Nuh menyuruh aku untuk membaca buku nya kali ini buku nya beda, buku nya tentang tak ada agama untuk binatang.
 
Isi buku nya: ''Banyak orang menganggap binatang pertama yang diciptakan Tuhan adalah kuda nil. Ada pula yang ngotot bilang: dinosaurus lah nenek moyang seluruh binatang di dunia. Jangan percaya! Di buku ini kau akan tahu: hanya lelah yang layak disebut sebagai hewan pertama. Ular tentu saja tidak beragama. Jika beragama, ia tak mungkin mau bersekutu dengan iblis''
Tak tuntas aku membaca buku itu. Sementara ku simpulkan: jika para animal diberi kesempatan memeluk agama, sebaiknya mereka tidak memeluk agama manusia. Agama para binatang-apapun namanya-mungkin lebih bisa menjadikan hewan-hewan saling mengasihi, tidak baku bunuh, dan memuliakan sesama.
 
Hari terakhir aku bekerja di kebun binatang ditutup dengan nasihat Nuh kepadaku. Nasihat itu jika dibuat bubu kira-kira bisa diberi judul Sepuluh Ciri-ciri Kembaran Manusia di Kebun Binatang.
Kata Nuh: "Pertama, kembaranmu tidak akan pernah melukai atau membunuh. Kedua, ia akan senantiasa mengajak bercakap-cakap jika kau menginginkan. Ketiga, ia akan mengajarimu untuk lebih percaya kepada Tuhan. Keempat, kembaranmu mengajakmu memuliakan persahabatan. Kelima, ia tidak akan mengajakmu melakukan tindakan-tindakan buruk. Keenam, kembaranmu tidak akan pernah mengencingi wajahmu. Ketujuh, ia selalu mengajak berak bersama agar mendapatkan kebahagiaan bersama. Kedelapan, ia tidak mengajak ke jamuan makan malam di comberan. Kesembilan, ia tidak mengajak kentut bersama sama, meskipun hal itu mungkin bisa menjadi orkestra terindah. Kesepuluh, kembaranmu tidak akan mengajari kamu mencuri apa pun yang dimiliki makhluk lain. Tak ada korupsi, meskipun hanya mencuri sedikit jatah daging sang macan."
 
Menurutku nasihat Nuh berlebihan. Nuh seakan-akan menganggap para satwa sebagai makhluk kelas tinggi. Dalam pemahaman Nuh, para hewan tampak menguasai manusia, dan bukan sebaliknya. Nuh menempatkan hewan sebagai makhluk mulia dan manusia sekadar hewan bertulang belakang penuh dosa.
 
Kelebihan:
Buku ini mempunyai imajinasi yang tinggi sehingga pembaca perlu membayangkan nya dan memaknai setiap kalimat.
Kekurangan:
Menurut saya masih banyak penulisan yang salah. Cerita nya maju mundur sehingga kesulitan pembaca untuk mengetahui makna cerita nya dan terlalu banyak dialog pemain nya.

Ikuti tulisan menarik Hanna Hanifa Hira lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu