Sampai Tiba Masa Disembuhkan Maut

Selasa, 22 November 2022 18:10 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

kau api pertama, yang membakar hingga hangus tak bersisa tulang & nyaliku tanpa ampun,

kau api pertama,
yang membakar
hingga hangus
tak bersisa
tulang & nyaliku
tanpa ampun,

kau kapal berhantu,
terapung-apung sekarat
di atas samudra laraku
mengundang mara;
gelombang duka nestapa,
tak sehari pun kumau,

kau mimpi buruk,
berjatuhan bebas
& mengalir selaras
meringsak anak sungai tenang,
larat hingga mencapai
hilir masa depanku
yang buntu,

kau pedang,
sang penebas benih doa
ke mana pun kau lari
arah angin tak pernah ditemukan,
sebab alangalang harapan
rebah dihinakan,

siang jadi gulita, tenang jadi keresahan,
kemudian engkau berkeliaran dalam senyap
seperti penyamun yang mencari mestika
untuk direnggut paksa,

telah lama engkau mengancam,
akan menghadiahkan sekotak kenangan
berisi dua ratus ekor ular
untuk mengejar, menuntut,
membelenggu, mematuk,
tawa di hari-hari terakhirku,

sungguh air mataku
adalah kristal yang tak bermakna bagimu,
dan air matamu
adalah mutiara yang amat berharga bagiku,

bisakah kau sisakan padaku?
setidaknya ruang-ruang kosong
di sana 'kan kuukir aneka rasa
dengan cat hambar
dalam beragam bentuk & corak
agar kau ketahui
bagaimana wujud derajat kesedihan
paling tinggi,

kau sebatang gelisah runcing
dipakukan pada jantungku
sehingga debar
menjadi kutuk
yang hinggap abadi menemani,
sampai tiba masaku disembuhkan maut.

ES
06/11/2022

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini
img-content
Eki Saputra

Aktivis lingkungan dan penulis lepas. Seorang penikmat karya sastra dan film pendek.

0 Pengikut

img-content

Perjanjian dengan Peri

Jumat, 1 Desember 2023 12:33 WIB
img-content

Suara Niskala

Sabtu, 15 Juli 2023 18:51 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua