x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Senin, 5 Desember 2022 13:23 WIB

Rasa Sakit Adalah Pesan

Banyak orang mengalami rasa sakit fisik, mental dan kerugian material. Semuanya beban berat. Meskipun demikian ternyata ada sisi baiknya. Bagaimana keterangannya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rasa Sakit Adalah Pesan

Bambang Udoyono

These pains you feel are messengers. Listen to them. (Rumi)  Rasa sakit yang kamu rasakan itu adalah utusan.  Dengarkan mereka.  Demikian kalimat mutiara Maulana Jalaludin Rumi.  Apa kira kira maksud sang pujangga kondang dari Konya, Turki ini?  Mari kita otik atik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Saya ingin mengaitkan pesan Rumi ini dengan keadaan kekinian, ketika Corona mengguncang dunia.  Jutaan orang terkena serangan virus Corona.  Tidak sedikit yang sampai meninggal dunia, tapi sebagian besar masih bisa sembuh seperti semula.  Dampak terbesarnya sebenarnya bukan berujud kerusakan fisik.  Justru tatanan sosial ekonomi yang porak poranda karena amukan Corona ini. 

 

Dulu ratusan juta orang wisatawan setiap hari berkelana ke berbagai penjuru dunia.   Mereka membawa rejeki untuk orang yang bekerja di airlines, hotel, transportasi darat, rumah makan, travel agents, toko cendera mata, dan aneka penyedia jasa dan benda.  Sekarang sudah setahun penerbangan ke banyak negara diliburkan.  Para pilot, pramugari, tour leader, pramuwisata , karyawan hotel, rumah makan, toko cendera mata ikut libur panjang.   Inilah masa paceklik bagi mereka. Inilah masa yang menyakitkan buat mereka.

 

Bukan hanya kerugian material yang mereka rasakan.  Barangkali beban mental terasa lebih menyakitkan.  Tidak sedikit mereka yang mengenang masa lalu yang indah dengan perasaan sentimental.  Keindahan taman cantik, kerapihan kota besar manca negara terbayang di depan mata.  Keseruan selama tour tak terlupakan.  Semuanya jadi kenangan indah yang menggoda,  kapankah akan kembali.  Tak ada yang tahu pasti.

 

Menurut Rumi semua itu adalah utusan yang membawa pesan.  Pesan apakah itu?  Pesan dari siapa?

 

Semuanya adalah pesan dari Allah swt.

Dalam Islam sakit ada kebaikannya.  Orang yang diberi ujian sakit dan menerimanya dengan rela dan rido, tidak menggerutu akan dikurangi dosanya.  Tentu saja dia tetap wajib ihtiar menyembuhkan sakitnya.  Sedangkan orang yang meninggal terkena wabah adalah syahid.  Inilah kematian paling mulia yang diidamkan semua muslim.  Orang syahid dijamin masuk sorga.  Dia hidup bahagia selamanya di sorga.  Siapa yang tak ingin menikmati kebahagiaan sejati di sorga? 

 

Di dalam Al Qur’an disebutkan bahwa salah satu ujian adalah berupa kekurangan harta.

”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al Baqarah 155)

”(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.” (Al Baqarah 156)

”Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al Baqarah 157)

Jadi jelas bahwa kita sedang diuji.  Agar lulus ujian itu kita harus sabar.

Adakah pesan lain?    

 

Sebelum masa pendemi ini tiba sesungguhnya kita tengah memasuki jaman digital disruption  alias disrupsi digital.  Tatanan sosial ekonomi budaya lama sedang diruntuhkan dan diubah oleh revolusi teknologi digital.  Di bidang pariwisata misalnya.  Sekarang ada rangkaian hotel yang tidak memiliki satu kamarpun.  Hubungan b to b juga sangat dipermudah.  Jarak geografi sudah teratasi sehingga hubungan internasional lebih dipererat.   Sekarang disrupsi itu dipaksa dipercepat.  Sekarang sedang terjadi accelerated change.

 

Situasi ini mirip dengan perubahan besar di tahun 1945 dan 1965.  Di tahun 1945 dengan usainya perang dunia kedua terjadi perubahan pemerintahan di Indonesia.  Penguasa lama dijungkalkan sehingga kita mendapatkan kemerdekaan.  Para perintis kemerdekaan menjadi elit baru.  Elit pribumi yang dulu berkoalisi dengan penguasa lama dihadapkan pada pilihan yang membuat mereka bingung.  Sebagian besar tidak mampu membaca arah sejarah sehingga dilibas oleh perkembangan jaman.  Bersama jatuhnya pemerintah kolonial mereka ikut gulung tikar.

 

Di sisi lain ada elit lama yang lihai membaca perkembangan situasi.  Salah satunya adalah Sultan HB IX.  Beliau segera menyatakan berada di pihak Republik Indonesia.   Akibatnya ketika RI memenangi revolusi status Yogyakarta sebagai kerajaan tetap diakui dan beliau menjadi rajanya.  Sampai sekarang Sri Sultan HB X tetap menjadi gubernur DIY.

 

Mereka yang salah membaca perkembangan jaman dan menentukan langkah di tahun 1965 juga habis dimangsa perubahan.  Saat ini perubahan besar terjadi juga di jagad perbukuan.  Di seluruh dunia orang keranjingan membaca smartphone dan makin sedikit membaca buku cetak.  Price Waterhouse pernah memprediksi penjualan ebook akan menyamai dan akhirnya menyalib penjualan buku cetak.  Meskipun demikian ebook tidak akan menggantikan buku cetak, ia hanya menambah saja. 

 

Karena kegemaran membaca yang bergeser itu, selain ebook ada lagi perkembangan baru yaitu situs kepenulisan seperti Wattpad, Webnovel, indonesiana, Storial dll.  Ini adalah tempat berkumpulnya para penulis dan pembaca.  Para penulis bisa mengunggah karyanya di sana.  Sebagian digratiskan dan sebagian berbayar.  Maka para pembaca bisa menikmati karya dari berbagai genre di manapun mereka berada asal ada koneksi internet.

 

Ecommerce juga meningkat pesat sekali karena pola belanja yang bergeser.  Orang tidak lagi harus keluar rumah untuk berbelanja.  Kita tinggal pesan saja sambil tiduran di rumah dan barang akan diantar. 

 

Maka mari kita ‘dengarkan pesan’  ini dan tentukan langkah untuk memafaatkan perkembangan sikon terkini.  Mereka yang mampu menilai situasi dengan akurat dan melangkah dengan tepat akan selamat.  Mereka yang tidak mampu akan dilibas perkembangan jaman.  Semoga kita termasuk orang yang mampu ‘membaca pesan’ dan melangkah dengan tepat.

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler