x

Iklan

Muhammad Harits

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 Desember 2022

Senin, 12 Desember 2022 07:13 WIB

Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Terbaik Saat Ini


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pentingnya pendidikan di era konvergensi menjadi hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua untuk membentuk karakter anak di lingkungan eksternal agar sesuai dengan adat dan norma di masyarakat. Tentunya dibutuhkan adanya keseimbangan antara spiritual dan intelektual dalam individu manusia supaya anak mengetahui mana yang baik dan buruk sesuai dengan ajaran agama maupun akademika. Pengetahuan secara spiritual mampu membangun rohani dalam diri untuk memupuk rasa syukur atas kuasa Allah SWT, sementara pengetahuan intelektual mampu membantu pola pikir yang dapat menyelesaikan persoalan dalam duniawi. Akhir-akhir ini pesantren menjadi tempat terbaik untuk pendidikan yang tepat bagi anak, karena tidak hanya spiritual namun intelektualnya mampu terpenuhi.

 Semua orang sudah pasti memahami bahwasannya pendidikan pertama berada dalam lingkup keluarga. Di lain sisi, pesantren menjadi lembaga pendidikan terbaik kedua setelah keluarga. Orang tua menitipkan anaknya untuk mengemban ilmu baik ilmu dunia maupun akhirat dalam satu kelembagaan yang biasa dikenal dengan sebutan pesantren. Pesantren mendapatkan jargon berupa “duniawi dapat akhirat lebih dapat” pada lingkup masyarakat, adanya branding tersebut mampu meyakinkan para orang tua untuk memilih pesantren sebagai wadah yang tepat sebagai jalur menempuh ilmu.

Di tengah citra baiknya pesantren yang sedang merebak, akhir-akhir ini terdapat banyak kasus yang berhubungan dengan lingkup pesantren. Tercatat sejumlah 12 kasus pelaporan yang terjadi di pesantren Indonesia selama November 2022 oleh Komisioner Komnas Perempuan. Kejadian tersebut menurunkan citra baik pesantren di mata masyarakat Indonesia. Seharusnya masyarakat dapat melihat dari beberapa sudut pandang untuk menilai permasalahan dan tidak langsung menjustifikasinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 Tidak dapat menyalahkan lembaga pesantrennya namun individu yang melakukanlah yang patut untuk tidak contoh, lembaga pesantren hanya sebagai wadah menuntut ilmu spiritual dan intelektual sesuai dengan syarat ketentuan dari Kementerian Agama Republik Indonesia dengan berlandaskan Al-Qur’an. Beralih dari hal tersebut, memilih mengembangkan keilmuan di pesantren dari pada di sekolah memiliki keunggulan diantaranya lingkungan yang diciptakan terjamin akan moral akhlak generasi bangsa, lingkungan yang sangat mendukung untuk belajar, dan tidak dapat diragukan urusan kesempurnaan ilmu.

Ruang lingkup pesantren juga tidak hanya mengembangkan akademik namun juga mampu unggul dalam non akademik melalui program-program yang ada didalamnya. Banyaknya lulusan pesantren yang berhasil dalam bidang spiritual dan intelektualnya. Berbasis keilmuan agama mampu menciptakan generasi unggul hebat dan tingkat keimanan yang besar kepada Allah SWT sehingga sangat diperlukan pada lingkungan sosial.

 Pondok pesantren sebagai model Pendidikan tertua di Indonesia sehingga tidak heran apabila pendidikan di pesantren ikut serta dalam mewarnai dinamika pendidikan di Indonesia. Adanya pesantren tentu mempunya andil yang cukup besar dalam mencerdaskan anak bangsa dan penanaman nilai-nilai karakter bangsa bagi generasi bangsa. Sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan karakter merupakan Gerakan dibawah tanggung jawab satuan Pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan Pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Pondok pesantren mampu memenuhi kriteria dari diterbitkannya Peraturan Presiden sesuai yang semestinya bahwa Pendidikan pesantren dalam penguatan masuk dalam Pendidikan informal yang ada pada pasal 7 ayat (4) & (5) sebagaimana kegiatan keagamaan dapat dilaksanakan paling sedikit melalui pesantren kilat, ceramah, kegamaan, karakteristik, dan yang tidak ketinggalan adalah baca dan menulis Al-Qur’an.

 Tidak berhenti sampai disitu, menurut Eko Eddya Supriyanto sebagai peneliti pendidikan karakter anak bangsa menegaskan bahwa pondok pesantren merupakan tempat menempuh pendidikan karakter yang menyerap nila-nilai budaya asli masyarakat Indonesia. Diantaranya adalah pola gotong royong yang mengendap dalam diri masyarakata dan elemen bangsa ini. Karakteristik gotong royong merupakan kebersamaan bukan hanya individu, yang kemudian ditularkan oleh Guru dan Kiai di pondok pesantren melalui sifat dan keteladannya. Adanya sifat dan keteladan tersebut terbentuk melalui nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa Indonesia secara khusus yang diidentifikasikan dari empat sumber yakni agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan. Sehingga melanjutkan pendidikan di pondok pesantren tidak hanya untung dalam spiritual namun jiwa nasionalisme yang tinggi.

 

Ikuti tulisan menarik Muhammad Harits lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler