PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita semua tidak akan pernah lepas dari yang namanya konflik. Hal ini dikarenakan manusia sendiri merupakan makhluk sosial yang akan selalu berinteraksi satu sama lain. Konflik di sini merupakan proses sosial di mana satu pihak akan berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya. Masalah tersebut dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok lain. Umumnya konflik dapat timbul karena adanya perbedaan dalam suatu interaksi yang menimbulkan konflik.

Menurut Robert M.Z Lawang, “Konflik merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan hal-hal yang langka seperti status, nilai, kekuasaan, dan lain sebagainya. Tujuan dari adanya konflik tersebut tidak hanya untuk mendapatkan kemenangan, tapi juga untuk menundukkan pesaing atau lawannya”. Faktor penyebab konflik bisa terjadi karena perbedaan individu atau kelompok, dimana setiap orang mempunyai pendirian dan perasaan yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya.  Oleh karena itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Terkadang, orang-orang melakukan hal yang serupa, namun memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Ditemukan beberapa konflik yang terjadi di PT. Manggala Jaya Gas Tulungagung, dimana konflik dapat mempengaruhi efektifitas perusahaan. Konflik terjadi di internal perusahaan PT. Manggala Jaya Gas Tulungagung, yaitu sebagai berikut :

1. Konflik fungsional (functional conflict)

Konflik fungsional adalah konflik yang muncul dari berbagai fungsi departemen dalam organisasi. Berdasarkan konflik yang ditemukan, penyediaan jadwal dan rute pendistribusian gas elpiji yang disediakan oleh pihak pengelola tidak dapat diterima secara langsung oleh awak kapal, supervisor dan sales. Pemberian jadwal dan rute yang tidak sejalan atau tidak searah dengan base yang menjadi rute sebelumnya sehingga menjadi permasalahan yang berkelanjutan hingga ditemukan titik tengahnya.

2. Konflik antar individu

Konflik yang timbul akibat konflik antar rekan kerja atau antara atasan dan bawahan. Hal ini dinyatakan dalam teori bahwa konflik dapat muncul pada individu atau kelompok karena ketidakjelasan pekerjaan yang diharapkan mereka lakukan dan individu dengan kelompok tentang bagaimana individu menanggapi tekanan untuk menyelaraskan apa yang dipaksakan.

Faktor komunikasi dapat dengan mudah menjadi penyebab konflik ketika karyawan di dalam perusahaan tidak dapat saling memahami dan tidak dapat saling memahami dalam berbagai situasi dan kondisi dari bagian perusahaan yang lain. Masalah komunikasi mungkin terlihat sepele, namun terkadang hal sepele yang diakibatkan oleh komunikasi yang buruk dapat mengubah suasana kerja yang sebelumnya kondusif dan tertib. Faktor personal juga terkadang menjadi isu yang kompleks sebagai otak dalam munculnya konflik di dalam perusahaan. Faktor pribadi dapat menimbulkan berbagai masalah yang dapat memicu terjadinya konflik antar karyawan atau individu, baik dengan departemen yang sama maupun antar bagian dalam perusahaan yang diakibatkan oleh kurangnya keinginan untuk saling memahami.

Sehingga konflik yang terjadi di PT. Manggala Jaya Gas Tulungagung secara umum disebabkan oleh faktor komunikasi dan hubungan koordinasi yang kurang baik, sehingga kesempatan untuk saling memahami dan memahami sangat mungkin menemui kendala. Faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah adanya faktor individu atau personal dari karyawan PT. Manggala Jaya Gas Tulungagung yang disibukkan oleh ego masing-masing dan tidak mampu memahami satu sama lain dalam menanggapi perbedaan kepribadian masing-masing individu. PT. Manggala Jaya Gas mengelola suatu konflik yang terjadi dengan memilih jalan yang terbaik untuk perusahaan dan juga untuk para karyawan. Langkah perusahaan dalam mengelolan dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan diantaranya:

1. Musyawarah diadakan antara individu atau Kelompok yang berkonflik untuk menyelesaikan konflik yang timbul secara bersama-sama dengan tujuan agar semua mengetahui sebab-sebab konflik kemudian mencari solusi dan menyepakati bersama untuk mufakat.
2. Disiplin, memberi nasihat untuk kebaikan di masa depan, memberi arahan, menegur dan melaksanakan kebijakan dari hasil musyawarah dan kesepakatan bersama sebagai aturan yang harus diikuti bersama.
3. Penghargaan solusi yaitu apakah konflik yang timbul masih dapat diselesaikan melalui negosiasi atau hanya bertemu antara pihak yang berkonflik.

Dari semua kebijakan yang diberikan, PT. Manggala Jaya Gas selalu mengkoordinasikan seluruh proses penyelesaian sengketa dan berkonsultasi dengan SDM Mayangkara Group. Dalam penyelesaian konflik juga selalu melibatkan karyawan dalam menyelesaikan setiap konflik yang timbul antar karyawan. Dengan menciptakan sistem kekeluargaan, memberikan teguran (surat teguran), mengarahkan, melakukan musyawarah, memberikan fasilitas pengendalian jiwa melalui program MESM yang diberikan perusahaan. Oleh karena itu, proses resolusi informal, seperti negosiasi atau mediasi, harus diterapkan sejak awal konflik.

Ikuti tulisan menarik Nadiah Maulidina Majid lainnya di sini.