x

ilustr: ACR

Iklan

Fitri Nurhayati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 Desember 2022

Selasa, 13 Desember 2022 20:51 WIB

Sering Merasa Sakit Hati? Kamu Harus Tahu Akibatnya.

“Sakit hati itu seperti patah tulang. Dari luar semuanya terlihat baik baik saja, tapi untuk bernapas saja sakit.” -Greg Behrendt

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kita pasti pernahkan memiliki hubungan lalu berpisah bahkan dikhianati oleh orang 
yang kita sayangi? Saat mengalami hal ini, pasti kita akan merasa sedih, marah, kecewa, atau 
bahkan sakit hati. Bukan hanya hati saja yang terluka, tetapi tubuhpun ikut merasakan nyeri 
atau sakit di berbagai tempat. Namun apa sih yang sebenarnya terjadi? Bukannya psikis dan 
fisik itu berbeda? 

Ketika kita mengalami sebuah penolakan atau berpisah dengan orang yang kita 
sayang, tentu kita akan mengalami rasa sakit atau luka yang bersifat psikis. Rasa sakit biasanya 
timbul dari pikiran kita sendiri. Saat kita mengalami hal ini, banyak reaksi yang terjadi atau 
muncul. Seperti rasa sedih, marah, menangis, tidak percaya, kecewa, benci, dan perasaan 
kesepian. Ini merupakan hal yang wajar bagi orang yang sedang sakit hati atau biasanya kita 
menyebutnya dengan istilah broken heart atau patah hati.

Selain mengalami luka yang bersifat psikis, sakit hati dan perpisahan juga dapat 
menimbulkan berbagai keluhan fisik. Contohnya seperti, sesak pada bagian dada, mengalami 
kering pada bibir, sakit perut, dan juga lemas seperti tidak ada tenaga. Alasannya, tentu saja, 
karena otak manusia tidak suka yang namanya penolakan. Saat kita mengalami sakit hati atau 
penolakan, area otak akan merespons area yang sama dengan saat kita mengalami rasa sakit 
secara fisik. Mengapa bisa seperti ini? Yuk simak penjelasannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut psikiater Dr. Marcelle Stastny, dalam sebuah penelitian mengenai respon 
otak. Dengan penjelasan, otak menyampaikan pada tubuh bahwa penolakan dan 
pengkhianatan itu menyakitkan. Sebaliknya, jika kita sedang jatuh cinta, maka otak 
memerintahkan tubuh untuk melepaskan dopamin dan oksitosin, dua hormon itu merupakan 
hormon yang memberi rasa bahagia. Namun apa itu dopamin dan oksitosin? Penjelasannya 
dopamin adalah zat kimia dalam otak yang dapat meningkat kadarnya saat seseorang 
mengalami hal atau sensasi yang menyenangkan, sedangkan oksitosin adalah hormon yang 
berkaitan dengan perasaan cinta.

Lalu apakah akibat buruk yang kita dapatkan dari sakit hati? Secara tidak langsung, 
ketika seseorang mengalami sakit hati, kondisi fisik dan mentalnya juga akan memberikan 
respons atau reaksi tertentu. Berdasarkan tulisan Zakiah, N. (2019), yang menjelaskan akibat 
buruk dari sakit hati pada kesehatan mental adalah mengalami stres atau gangguan 
kecemasan. Maksudnya adalah saat kita sakit hati, kita akan memiliki perasaan tertekan, 
bersalah, dan tidak mampu untuk menerima kenyataan. Biasanya, orang yang sedang 
mengalami sakit hati cenderung mengalami kecemasan yang berlebih terhadap sesuatu hal 
yang berkaitan dengan perasaan dan susah untuk terbuka kepada orang lain.

Selain memiliki akibat buruk bagi kesehatan mental, sakit hati juga dapat berdampak 
bagi kesehatan fisik. Ada penyakit fisik yang timbul akibat sakit hati. Contohnya, tingkat stres
yang tinggi dapat meyebabkan masalah kulit, seperti jerawat. Sebuah penelitian oleh para 
peneliti di Wake Forest University di North Carolina pada tahun 2007, menemukan bahwa 
seseorang yang mengalami stres berlebihan, seperti saat putus cinta, memiliki risiko 23 % 
lebih besar terkena jerawat.Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa stres dapat memicu
peradangan kulit, yaitu jerawat.

Contoh yang lain adalah mengalami kondisi jantung yang langka. Sekelompok peneliti 
yang berprofesi sebagai dokter dari Universitas Johns Hopkins melaporkan penyakit jantung 
yang jarang namun fatal disebabkan oleh stres emosional akut. Masalahnya dikenal secara 
profesional sebagai kardiomiopati atau biasa kita sebut dengan istilah sindrom patah hati.
Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa ketika seseorang menderita sakit hati, respon imun 
tubuh menjadi lebih lemah bahkan dapat menyebabkan berbagai jenis sakit fisik, seperti 
mual, pusing, nyeri. Studi neuroimaging oleh peneliti tersebut, menunjukkan vahwa daerah 
otak terlibat dalam memproses rasa sakit fisik tumpeng tindih dengan rasa sakit psikis. 
Hubungannya begitu kuat sehingga obat penghilang rasa sakit yang biasa bagi tubuh 
tampaknya mampu meringankan luka emosional seseorang.

Nah, sekarang pasti sudah tahu, apa saja akibat yang ditimbulkan karena sakit hati. 
Ternyata akibatnya tidak sepele loh, tetapi bisa menjadi hal yang serius. Jadi, kita harus bisa 
mengendalikan rasa sakit hati itu sendiri, ya walaupun pasti susah. Cara agar tidak terlalu larut 
dalam sakit hati, tuh apa, sih? Yang paling penting, jangan berharap berlebihan terhadap 
sesuatu, agar kita tidak terlalu sakit jika nantinya kenyataan tidak seperti yang kita harapkan.
Tidak ada yang melarang untuk kita terpuruk karena sakit hati, tetapi kita harus tau kapan kita 
harus bangkit. Kunci utamanya adalah tetap semangat dan selalu berusaha untuk melupakan
dan memafkan, agar tidak terpuruk terus menerus akibat sakit hati.

Ikuti tulisan menarik Fitri Nurhayati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan