x

Iklan

Amalia Rusda

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 Desember 2022

Jumat, 23 Desember 2022 13:10 WIB

Penerapan Manajemen Risiko Pada Distributor Bubuk Minuman

Kemungkinan Risiko Pada Pendistribusian Bubuk Minuman

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pernakah kamu mengetahui bagaimana produk bahan baku minuman seperti bubuk minuman bisa tersebar luas kepada para penjual minuman kekinian? Distribusi produk minuman bubuk ke seluruh wilayah seperti ini jelas tak lepas dari peran distributor bubuk minuman yang bertugas memasarkannya.  

Namun, tahukah kamu apa sih yang dimaksud dengan distributor produk bubuk minuman? Nah, informasi berikut ini tentu bermanfaat bagi kamu yang melakoni usaha di bidang bisnis minuman:

  1. Pilih Brand yang Jelas

Banyak sekali brand bubuk minuman yang bisa untuk dipilih. Semuanya punya karakter dan cita rasa sendiri yang mungkin tidak dimiliki brand lain. Ada yang punya rasa kuat, ada yang lebih kuat aroma daripada rasanya, ada yang daya tahannya lebih awet, ada yang lebih murah, ada yang variannya lebih banyak, dan sebagainya.

  1. Tentukan Varian Rasa
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Memang sebuah brand pasti akan menawarkan puluhan bahkan ratusan varian rasa, tapi bukan berarti semuanya musti dijual. Tentu hanya perlu berjualan beberapa pilihan varian rasa sudah cukup untuk booth sederhana. Misalnya beberapa pilihan rasa cokelat, fruit tea, smoothies dan sebagainya.

  1. Tekstur Bagus

Bubuk minuman yang bagus dicirikan butirannya lembut dan tidak menggumpal, sehingga mudah diaduk. Hindari bubuk minuman yang mudah menggumpal dan rasanya terlalu kuat karena itu bisa jadi sudah ditambahi pemanis atau penguat rasa kimia. Bubuk minuman yang baik rasa dan aromanya tidak berlebihan, jadi orang tidak eneg ketika meminumnya.

  1. Berizin Resmi

Merk yang baik pasti memiliki izin edar PIRT dari Dinas Kesehatan serta Sertifikasi Halal. Banyak merk-merk tidak jelas yang menjual bubuk minuman tanpa mencantumkan informasi apapun seperti izin edar dan sertifikasi halal, membuat orang ragu-ragu untuk membelinya. Bahkan tak sedikit bubuk minuman yang dijual tanpa merk, hanya terdapat keterangan rasa saja.

  1. Memiliki ketersediaan Stok

Ini hal terakhir untuk memillih produsen bubuk minuman. Akan merepotkan jika ketersediaan stok tidak terjamin. Ketika kamu kehabisan bahan baku dan tak bisa memesan lagi karena stoknya kosong, tentu kamu akan kelimpungan. Kamu pasti sulit untuk berganti merk yang akan mengganti rasa produk minuman khas kamu. Maka dari itu, brand yang sudah jelas

 

 

Namun hal ini tidak lepas dari risiko pada saat pendistribusian kepada para supplier maupun pelanggan. Lalu apa penerapan manajemen risiko pada distributor bubuk minuman yang dapat dilakukan?

Definisi Manajemen Risiko

Manajemen Risiko Menurut Smith adalah proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.

Manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang berhubungan dengan identifikasi, analisis, respon terhadap ketidakpastian termasuk memaksimalkan hasil dari peristiwa positif dan meminimalisir dampak dari risiko manajemen. Segala cara dengan terkoordinasi   untuk   mengarahkan   dan  mengendalikan   perusahaan   terhadap   risiko-risiko dalam menjalankan aktivitas usaha, diharapkan dapat menekan potensi kerugian serendah mungkin atau jika mungkin memanfaatkan risiko tersebut menjadi peluang-peluang yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Bila manajemen risiko tidak diterapkan oleh perusahaan, maka akan adanya kemungkinan risiko yang berdampak pada perusahaan itu sendiri. Selain itu, dengan adanya manajemen risiko akan mempermudah perusahaan dalam menentukan atau mengambil keputusan dari setiap risiko yang ada, sehingga dampak yang akan merugikan perusahaan dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.

Penerapan Manajemen Risiko Pada Distributor Bubuk Minuman

Dalam menjalankan sebuah bisnis atau usaha, terutama dalam bisnis yang bergerak di bidang makanan dan minuman harus menentukan segmentasi pasar, target atau sasaran, dan posisi produk. Sebagai contoh pada salah satu distributor bubuk minuman di Depok yang memiliki target konsumen pada menengah ke atas dan ke bawah dengan pilihan harga yang berbeda. Perusahaan tersebut juga menyediakan minuman diet yang menyehatkan sebagai alternatif konsumen yang memiliki program diet tetapi masih bisa minum minuman yang enak dan kekinian.

Hal pertama dalam identifikasi risiko adalah pada aspek pemasaran. Risiko pemasaran dapat memberikan akibat turunnya penjualan serta rusaknya citra perusahaan yang ditandai dengan turunnya mangsa pasar dan kurangnya distribusi barang yang pada akhirnya akan menurunkan pendapatan suatu perusahaan. Risiko pemasaran yang harus dihadapi oleh perusahaan dan pelaku usaha, antara lain promosi, persepsi konsumen, persaingan harga jual, distribusi yang terbatas, dan munculnya persaingan usaha atau produk.

Hal kedua dalam identifikasi risiko adalah pada aspek operasional. Kegiatan produksi akan dapat menimbulkan risiko utama dalam proses produksi maupun risiko produk itu sendiri. Risiko operasional yang harus dihadapi oleh perusahaan dan pelaku usaha, antara lain kenaikan harga bahan baku, bahan baku yang mudah rusak, dan memiliki masa kadaluarsa.

Hal ketiga dalam identifikasi risiko adalah pada aspek sumber daya manusia. Risiko tersebut dapat muncul dari karyawan itu sendiri, seperti karyawan   yang   kurang   baik.   Risiko   sumber   daya   manusia   yang   harus   dihadapi   oleh perusahaan dan pelaku usaha, antara lain keterbatasan SDM dan kesalahan karena faktor manusia.

Hal keempat atau terakhir dalam identifikasi risiko adalah pada aspek keuangan. Kinerja suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh kinerja keuangan. Bila pada aspek keuangan tidak diperhatikan, maka akan dapat mempengaruhi pada investasi yang dikeluarkan, modal, dan rencana keuangan yang akan didapat. Risiko keuangan yang harus dihadapi  oleh perusahaan dan pelaku usaha, antara lain keterbatasan dana, kesalahan keputusan harga jual, dan risiko kredit. Oleh karena itu, diperlukannya pemetaan risiko dan toleransi pada risiko untuk dapat menganalisis risiko dan mengurangi atau meminimalisir risiko pada suatu perusahaan, khususnya pada distributor bubuk miuman ini. 

Ikuti tulisan menarik Amalia Rusda lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler