Percakapan Imajiner (21) - Fiksi - www.indonesiana.id
x

Pinterest

Dien Matina

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Agustus 2022

Selasa, 27 Desember 2022 06:29 WIB

  • Fiksi
  • Topik Utama
  • Percakapan Imajiner (21)

    Pinterest

    Dibaca : 787 kali

    Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

    Dari Januari ke Januari 

     

    Beberapa bunga memekarkan cinta, beberapa kali, lalu mati    Sementara pelukan tetap di sana mengekalkan luka, sambil sesekali menyeka air mata yang tak berhenti mengalir 

    Kemudian sepasang kaki meragu, perkara jejak-jejak di trotoar itu, yang ingin dikenang, atau paling tidak, tak cepat-cepat terlupakan 

    Di kepalamu senyumku jatuh, kesedihan tak henti-hentinya menghantam rasa, sesaat suatu senja di Januari berbisik kepadaku : 

    "Kenakan kain hitam itu, Dien, sebentar lagi kita akan berpuisi di dalam makam."

     

     

    ***

     

     

    Pagi dini hari ketika kau mengirimiku pesan pendek 

     

    Nyeri sampai ke hati, pukul tiga dini hari, sesaat setelah sebuah pesan pendek membangunkanku dari mimpi yang ganjil 

    Kemudian rindu menggigil, sesuatu dalam kepalaku pecah,  kepingannya serupa puzle yang harus kembali disusun dengan berbagai pertanyaan—apakah kita akan kembali utuh? Atau akankah luka-luka ini akan sembuh?

    Lalu kesedihan mencoba berlari menjauh, lalu menangis. 

    Ah selalu seperti ini, seperti yang pernah aku kira, cinta ini selalu saja menyakiti dirinya sendiri 

     

     

    ***

     

     

    Suatu musim yang (mungkin) terlupakan 

    Dulu, aku dan kamu sepakat bahwa ada yang lebih manis dari gula-gula, senyum-senyum kita yang saling memeluk

    Sesaat gelombang pasang  datang, segala tenggelam dalam bah yang tiba-tiba menghantam

    Dan selimut tak paham, ia tak pernah cukup menghangatkan beku ruang tunggu, lalu menjelma sunyi dari rindu yang dikurung kecemasan 

     

      

    ***

     

     

    Luka-lukaku, laki-lakiku 

     

    Aku kehilangan sesuatu yang pernah kumiliki, semacam cinta, atau mungkin benar itu cinta, entahlah.. 

    Dicuri waktu dengan tergesa-gesa 

    Laki-lakiku, masih ada di sana, di hari lalu

    Luka-lukaku, beranak pinak semakin banyak

    Lantas kutemukan bayanganku sendiri di antara hari yang pasi 

     

     

    *** 

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    Ikuti tulisan menarik Dien Matina lainnya di sini.



    Suka dengan apa yang Anda baca?

    Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.


    Oleh: Frank Jiib

    1 hari lalu

    Untuk Adikku

    Dibaca : 91 kali









    Oleh: Frank Jiib

    5 hari lalu

    Aisyahra

    Dibaca : 241 kali






    Oleh: Frank Jiib

    5 hari lalu

    Aisyahra

    Dibaca : 241 kali