Sebelum Rembang Lingsir

Jumat, 30 Desember 2022 06:52 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Catatan tentang pengalaman tubuh, mungkin menjadi rupa simbol ataupun dedah puisi. Namun, ini hanyalah tentang jelajah sastra, tentang ekspresi, tentang impresi, tentang kegelapan, yang dipenuhi rima di mana kepedihan dan kebahagiaan bukanlah peperangan diri yang harus ditiadakan. Seperti catatan diari masa kecil, yang menuliskan mimpi bintang-bintang sebagai cita-cita sebelum terlelap di malam hingga terbangun pada pagi hari untuk melampaui kompleks keseharian. Bagaimanaapun, menulis puisi bukanlah hal mudah selain latihan berdamai untuk kerumitan yang lain. Semoga sehat dalam damai selalu, Sahabat. Selamat menyambut tahun baru, ada haru atas berharganya hidup.

Di tepi pelisir keperakan

seseorang berjalan menepi

menatap getaran buih buih

tatkala badai berarak ragam

kedua kakinya setia bertahan

sementara yang kirap memuai

dan yang meluruh patah siku

 

jemari kaki itu meremas gaduh

tentang gigil mestika gamat, pun;

sampur manikmaya dipanjangkan

memohon runding damai samodra

 

Di tepi pelisir keperakan

ingatannya memuja sampaka

bebatuan separas yang hening

ukiran kemawan yang asmara

menjalma sungkawa bagi nala

tersepuh dalam butiran kersik

menyerak harapan penantian

 

Di tepi pelisir keperakan...

apabila cumbu terjatuh,

manakala anam jarak wulang,

sulurlah tenang dalam biru”,

pinta waktu pada mimpi

 

 

- Jakarta, 29 Desember 2022

Bagikan Artikel Ini
img-content
Okty Budiati

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Gremet-gremet Waton Slamet

Kamis, 23 Maret 2023 06:15 WIB
img-content

Musim Masa

Kamis, 5 Januari 2023 19:28 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler