Doa Ibu di Sepanjang Usia

Sabtu, 11 Maret 2023 06:28 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di tempat kami, menikah selalu melibatkan keluarga besar, keluarga dalam suku, kerabat dekat maupun jauh. Dua keluarga, dari laki-laki dan perempuan, akan duduk bersama, membicarakan mahar dan semua tetek bengek di belakangnya.

 

Sebelum matahari kembali ke peraduan, saya mengunjungi seorang teman di rumahnya. Kami duduk di beranda. Dia buatkan dua gelas minuman jeruk panas. Beberapa hari lagi dia akan melamar kekasihnya. Keluarga sedang siap siap bertemu dengan keluarga calon mempelai perempuan. Saya ucapkan selamat dan turut senang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tempat kami, menikah selalu melibatkan keluarga besar, keluarga dalam suku, kerabat dekat maupun jauh. Dua keluarga, dari laki-laki dan perempuan, akan duduk bersama, membicarakan mahar dan semua tetek bengek di belakangnya. Urusan pernikahan, di tempat kami, sesungguhnya tidak pernah murah. Ini hal yang membuat dahi teman saya makin mengkerut. Suka atau tidak suka, memang beginilah salah satu fase yang harus dilalui. 

Kami sama sama mengenang, kira-kira setahun yang lalu, duduklah kami di tepi pantai di pinggiran kota, menikmati kopi hitam dan pisang goreng, menunggu malam menyelimuti kota. Seperti juga sekarang, isi dompet kami tidak tebal sekali, tidak juga kosong sekali. Lumayan bisa beli dua atau tiga batang rokok dan dua gelas kopi.

Deburan ombak yang mencium bibir pantai menemani pembicaraan tentang bagaimana rasanya menikahi gadis pujaan, kemudian hidup bersama dengan tenang di rumah yang penuh dengan pohon dan tanaman hijau. Di akhir pekan, bersama gadis pujaan jalan-jalan berdua menjauh dari keramaian kota sembari berbagi tawa. Jika gadis pujaan sedikit manja, raih tangannya yang lembut dan kecup dia di kening. Lalu, pada malam hari, saling menatap di ranjang yang sama, menikmati aroma tubuhnya yang khas, berbagi ciuman mesra sebelum tertidur pulas menjelang dini hari.

Tentang perempuan, semua yang ada di dalam benak pemuda-pemuda lajang biasanya indah dan manis. Tapi, di ujung percakapan, biasanya ada yang mengingatkan, bahwa cinta dan kata-kata mutiara sudah tidak cukup lagi. Di tengah dunia yang serba uang ini, kapitalisme memang menunjukkan kuasanya, bahkan menggerogoti satu-satunya kemewahan yang hanya dimiliki manusia; imajinasi. 

Kenangan itu pun sirna.

Dia lalu bercerita tentang lika-liku perjuangan dalam rangka menuju pelaminan. Bagaimana dia ambil pinjaman di koperasi, menyisihkan tabungan dari pekerjaannya, mencoba menggadaikan sertifikat tanah hingga meminjam uang pada sobatnya. Kisah-kisah itu dia balut  dengan guyonan dan senyuman. Tapi, siapa saja yang menaruh simpati bisa melihat; semacam balok besar sedang dia pikul di pundak.

Kahlil Gibran bilang, cinta adalah satu-satunya bunga yang tumbuh mekar tanpa kenal musim. Tapi untuk memastikan bunga itu tetap mekar di sepanjang musim, rupanya ada motif-motif ekonomi yang harus dipertaruhkan. Tidak bisa hanya dengan lembaran uang Rp 20 ribu saja seorang gadis bisa dilamar di depan keluarganya, seperti kisah yang teman saya dengar dari penjaga perpustakaan di tengah kota.

Minuman jeruk panas terasa semakin nikmat dengan sebatang rokok. Asap tembakau mengepul mencemari udara selepas turun hujan senja itu. Kami saling menguatkan, “rejeki biasanya datang dalam situasi terjepit”. Matanya berbinar seolah membayangkan ‘situasi terjepit’ kesekian yang akan dia hadapi menuju pelaminan. Pengalaman empiris mengajarkan, menikah dan uang adalah satu paket kehidupan. Dia mengangguk setuju karena sedang dan akan mengalaminya.

Sebelum siang berganti malam, wajah ibu teman saya muncul di ambang pintu. Perempuan tua itu baru pulang mengikuti ibadat jalan salib di gereja. Dia menatap kami berdua, lalu melempar senyum. Keriput di wajah ibu begitu indah, membawa ketenangan yang hanya bisa dirasakan seorang anak yang pernah tidur pulas di pelukan hangatnya. Ketika mata mereka saling beradu pandang, semilir angin sepoi-sepoi seperti berbisik: Doa ibu di sepanjang usia!

Maret 2023

Bagikan Artikel Ini
img-content
Ricko Blues

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Doa Ibu di Sepanjang Usia

Sabtu, 11 Maret 2023 06:28 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler