x

Iklan

Merta Merdeka

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 4 Agustus 2022

Selasa, 28 Maret 2023 14:05 WIB

Bertaruh


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saat waktu terus berjalan. Isi kepala kita ikut merayakan, entah dengan pandangannya yang berubah atau kehidupan di atas tubuhnya adalah perubahan yang alami. Aku pernah mengalami beberapa hari yang buruk, walaupun hari yang cukup menyenangkan terkadang ingin mengimbanginya. Adakah jalur, yang pernah kita prediksi sebelum kita mempersiapkan sebuah masalah berunding dengan waktu. Ada keadaan dimana, aku ingin langit menangis saja setiap hari, agar aku cukup lama berteduh di sebuah halte, sebelum melanjutkan keinginan orang lain. Apakah kita diciptakan hanya untuk memeluk tanggung jawab ?, atau memang, apa yang kita pikirkan adalah sebuah kesengajaan. Aku cukup sial dalam hal menerjemahkan.

Butuh berapa spasi yang harus aku temukan, agar bisa menciptakan puisi bersamamu. Dari cerita kelam soal kesialan yang aku temukan dalam mencari perjalanan. Kau, menunjukan angkutan umum yang tidak pernah di ciptakan di dunia. Cara yang cukup ekstrim untuk menikmati alam semesta. Dan aku seperti di tarik oleh cerita – cerita yang ada di isi kepalamu. Sebuah panduan perjalanan yang aku nantikan. Kini aku sedang bertaruh dengan diriku yang lain.

Aku membenci aturan, dan kau sudah sangat lama berteman dengan hal itu. Aku pembangkang yang penyayang, dan kau adalah kecemasan yang menikmati penilaian orang – orang. Kita berukar cawan, seolah – olah kau menyukai anggur, walaupun ternyata dirimu sangat tertekan akan hal itu. Kita saling melahirkan kata – kata, pada angin malam atau saat menampung birahi di keramaian. Kini aku bertaruh kembali dengan diriku yang lain, setelah kau menjadi bagian dari diriku yang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk pertama kalinya, aku bertaruh dalam hidup. Aku ingin menjadi budak dari kerajaan “Harapan” yang pandai memberikan hadiah pada budaknya dengan sebidang tanah yang bisa ku garap dengan bentuk perasaan apapun, kau tahu apa yang akan aku tanam di sebidang tanah yang di berikan raja “Harapan” padaku ?, aku akan menanam puisi dan ketika panen akan aku sajikan di tengah – tengah percakapan kita, di tengah – tengah birahi kita, bahkan di tengah – tengah amarah kita. Aku berutang hidup, pada raja “Harapan”. Jangan membantah! Ini caraku mencintai diriku yang lain.

Ara, 2023 Maret 27

Ikuti tulisan menarik Merta Merdeka lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler