x

Tim Kerja Adaptasi Perubahan Iklim Manggarai Timur

Iklan

Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Oktober 2022

Kamis, 13 April 2023 07:08 WIB

Tim Kerja Adaptasi Perubahan Iklim Manggarai Timur Susun Rancangan Rencana Aksi Daerah

Adaptasi perubahan iklim merupakan upaya adaptasi sistem kehidupan terhadap iklim yang berubah, melakukan penyesuaian dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini dan di masa depan. Tujuan adaptasi adalah untuk mengurangi kerentanan sistem terhadap efek berbahaya dari perubahan iklim, seperti kenaikan muka air laut, peristiwa cuaca/iklim ekstrem yang lebih intens, atau kerawanan pangan dan lainnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Tim Kerja Adaptasi Perubahan Iklim Kabupaten Manggarai Timur menyepakati aksi-aksi mitigasi dan adaptasi menjadi program/kegiatan dalam Rencana Kerja dari Organisasi Perangkat Daerah tahun 2024 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2030 Kabupaten Manggarai Timur. Aksi-aksi tersebut mencakup aspek Infrastruktur, Tata Kelola, Tehnologi dan Kapasitas dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2019 tentang klasifikasi, kodefikasi, dan nomenklatur perencanaan pembangunan dan keuangan daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-5889 Tahun 2021 tentang hasil verifikasi, validasi dan iventarisasi pemutakhiran klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur perencanaan pembangunan dan keuangan daerah. Kesepakatan secara lisan dari masing-masing Organisasi Perangkat Daerah ini disampaikan pada pertemuan penyusunan rancangan Rencana Aksi Adaptasi dan Mitigasi Daerah untuk Pembangunan Berketahanan Iklim di Manggarai Timur, selasa (11/4/2023), bertempat di Aula Lawe Lujang Bappelitbangda Kabupaten Manggarai Timur. Tim Kerja ini dibentuk secara formal melalui Keputusan Bupati Manggarai Timur Nomor HK/62/Tahun 2023 tentang Pembentukkan Tim Kerja dan Sekretariat Adaptasi Perubahan Iklim Kabupaten Manggarai Timur Tahun 2023.



Conrad, Sekretaris Bappelitbangda Kabupaten Manggarai Timur dalam penyampaian kata sambutan pada acara pembukaan Pertemuan Tim Kerja Adaptasi Perubahan Iklim mengatakan Aksi adaptasi perubahan iklim merupakan upaya adaptasi sistem kehidupan terhadap iklim yang berubah, melakukan penyesuaian dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini dan di masa depan. Tujuan adaptasi adalah untuk mengurangi kerentanan sistem terhadap efek berbahaya dari perubahan iklim, seperti kenaikan muka air laut, peristiwa cuaca/iklim ekstrem yang lebih intens, atau kerawanan pangan dan lainnya.

Conrad, Sekretaris Bappelitbangda Kabupaten Manggarai Timur sedang menyampaikan kata sambutan pada acara pembukaan pertemuan Tim Kerja Adaptasi Perubahan, Selasa (11/4/2023) di Aula Lawe Lujang



Pembangunan berketahanan iklim, tegasnya, merupakan satu Prioritas Nasional dalam RPJMN 2020-2024 yang merupakan implementasi dari tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), sehingga pembangunan berketahanan iklim ditujukan sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan dalam melaksanakan rencana pembangunan nasional.


Disamping itu, ujarnya, adanya dampak perubahan iklim dapat mengakibatkan peningkatan cuaca ekstrim yang berdampak pada peningkatan frekwensi dan intensitas bencana, sehingga perlu dilaksanakan kegiatan strategis berkaitan dengan Pembangunan Berketahanan Iklim di Kabupaten Manggarai Timur, tidak hanya membangun Infrastruktur, seperti Jalan, Bendungan, Embung dan jaringan irigasi tetapi juga memberi perhatian serius pada aspek penguatan kapasitas, tehnologi, dan tata kelola berupa; 1) penguatan ketahanan masyarakat pedesaan yang tergolong rentan terhadap dampak perubahan iklim khusus di sektor pertanian, 2) penguatan kapasitas institusi di dalam mengintegrasikan ketahanan iklim dalam pembangunan berkelanjutan di daerah, 3) pelembagaan dialog antar pihak yang berkepentingan yang telah menjadi bagian dari Tim Kerja, 4) pelatihan bagi aparat Pemerintah Daerah terkait perencanaan pembangunan berketahanan iklim, 5) pengintegrasian upaya meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi untuk menghadapi dampak perubahan iklim dalam rencana kerja pembangunan daerah, dan 6) pengembangan sistem informasi resiko perubahan iklim berbasis masyarakat untuk merubah sistem bertani susbsisten kepada praktek yang lebih fleksibel berbasis tehnologi untuk merespon kondisi iklim yang ekstrim.



Sehingga, lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur saat ini dipandang perlu untuk merancang rencana aksi adaptasi perubahan iklim yang terintegrasi dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah yang sedang dan akan kita susun.



Dan dalam rapat koordinasi Tim Kerja API selama ini meski secara formal belum memiliki kekuatan Hukum, ungkapnya, kita sebenarnya sudah melangkah lebih maju dengan melakukan Mapping terhadap program/kegiatan tahun sebelumnya dimana kita sesungguhnya sudah mulai berupaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim ini. Namun, ungkap Conrad, bila kita mengacu pada proses penetapan rencana aksi adaptasi perubahan iklim yang didasarkan hasil analisis risiko iklim dan kerentanan sesuai Permen LHK No. 33 Tahun 2016, tentunya masih ada sejumlah tahapan serta proses analisis yang membutuhkan sumber daya anggaran yang cukup besar untuk menghasilkan dokumen Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim konteks Manggarai Timur. Akan tetapi kita tidak bisa bertahan dalam kondisi keterbatasan ini, karena dampak perubahan iklim sudah sedang terjadi dan akan terus terjadi, jika kita tidak bergerak cepat maka kerugiannya pun akan menjadi lebih besar.


Rancangan Aksi-aksi Adaptasi dan Mitigasi hasil dari pertemuan Tim Kerja Adaptasi Perubahan Iklim


Beberapa poin draft rencana aksi dari masing-masing Organisasi Peramgkat Daerah yang disepakati untuk menjadi Rencana Kerja (Renja) tahun 2024, adalah sebagai berikut ; Konservasi Mata Air dan Daerah Aliran Sungai, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di sekitar Kawasan Hutan,Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Sosialisasi dampak negatif dari Kebakaran Hutan dan Lahan,Pencegahan perambahan hutan dan pembalakan liar pada kawasan hutan, Penyediaan dan penanganan RTH Publik, Pengelolaan Sampah, Sosialisasi perlindungan lingkungan hidup; Penggunaan pupuk organik untuk mengurangi efek Gas Rumah Kaca, Penanggulangan hama menggunakan agensia pengendali hayati, Pemberian Informasi terkait perubahan iklim, Penyusunan Rencana Kontigensi Banjir, Penyusunan Dokumen KRB, Pembentukan Desa Tangguh Bencana, Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan, Penyediaan Informasi/Surat Edaran Terkait Kewaspadaan terhadap kejadian luar biasa (KLB), Sosialisasi pola hidup sehat, Koordinasi penanganan darurat bencana dengan OPD terkait, Diversifikasi pangan melalui pengembangan sorgum, jagung dan padi yang adaptif, Rehabilitasi Irigasi (RJIT), Pembangunan Embung, Sekolah Lapang Iklim, Pelatihan peningkatan kapasitas Petani, Penyusunan Dokumen RTTD/RTTG, Penyusunan Dokumen PSTEK, Penyusunan Dokumen RP2I, Penguatan Kelembagaan P3A/GP3A, Sosialisasi tentang pengelolaan lingkungan hidup dan Penanaman Pohon di Lingkungan Sekolah, Pelatihan Pengolahan Produk Pangan dan bantuan peralatan pengolah jagung dan sorgum. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Manggarai Timur yang berpartisipasi pada pertemuan ini adalah Bappelitbangda, Dinas Pertanian, Hortikultura, dan Perkebunan, PUPR, Dinas Pendidikan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Ketahanan Pangan dan perikanan dan Dinas Perindagkop.



Kasmir Dalis, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai berpendapat Tim Kerja sangat penting untuk dibentuk sebab setiap perangkat daerah dan perangkat vertikal mempunyai misi yang sama dengan agenda kebijakan dalam bentuk program dan kegiatan. Terkait komitmen untuk mengatasi atau mengurangi dampak perubahan iklim melalui aksi mitigasi dan adaptasi dari masing-masing pemangku kepentingan maka yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama tersebut adalah soal koordinasi dan konsultasi yang harus ditingkatkan dan juga terkait ketersediaan anggaran. Tim Kerja adaptasi perubahan iklim yang bertanggungjawab untuk mengatasi dampak perubahan iklim di Manggarai Timur sangat penting sekali, sebab Tim Kerja ini sifanya lintas sektoral maka intervensi dari masing-masing OPD akan efektif untuk mengatasi persoalan namun harus berbasi data yang valid.

Pertemuan Tim kerja adaptasi perubahan iklim ini didukung oleh Yayasan Ayo Indonesia dengan Lembaga Pattiro di Jakarta melalui program VICRA.




Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler