Novel The Dead Returns merupakan seri cerita yang telah diterjemahkan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia dimana cetakan pertamanya pada bulan Agustus, 2015. Novel ini berlatarkan misteri dan thriller yang ditulis oleh Akiyoshi Rikako.
Novel The Dead Returns menceritakan tentang seorang anak sekolah dimana pada suatu malam, dia didorong jatuh dari tebing. Namun, saat membuka mata dan menatap cermin dia tidak lagi memandang dirinya biasa-biasa saja. Tubuhnya berganti dengan sosok pemuda tampan yang tadinya hendak menolong dia. Dengan tubuh baru tersebut, dia bertekad mencari si “Pembunuh” mengetahui bahwa pelaku pembunuhnya salah satu teman kelasnya dari 35 orang.
Koyama Nobou, tokoh utama dalam novel ini diceritakan sebagai sosok ‘otaku’ kereta api yang mempunyai kehidupan biasa saja. Namun, akibat dari tragedi yang menimpa membuat kehidupannya sedikit berbeda. Salah satunya, ketika terbangun dari koma Koyama menemukan dirinya terbangun pada sosok yang tidak dia kenal. Kemudian, Takahashi Shinji adalah orang yang menolong koyama, mereka pada saat jatuh dari tebing ternyata mengalami pertukaran jiwa.
Dari sekian tokoh yang diceritakan dalam novel ini, tokoh si pembunuh menarik perhatian saya, yakni Mayurama-san. Digambarkan sebagai gadis yang biasa-biasa saja, tidak mencolok, dan pendiam. Namun, memiliki kehidupan yang menyakitkan dimana dia harus berjuang sendiri dalam mencari kebahagiaan. Tak lepas dari hal tersebut, siapa sangka ternyata Mayurama lah yang membuat tragedi. Lebih lanjut- saat tragedi, ditemukan bahwa Mayurama tidak berniat untuk mendorong Koyama jatuh dari tebing disebabkan tujuan utamanya adalah Takahashi. Mayurama sangat mencintai Takahashi, tetapi akibat cinta yang tidak terbalaskan serta memiliki kehidupan berat membuat Mayurama memiliki sikap obsesi serta ingin mati dengan orang yang dicintainya, hal ini dijelaskan pada novel hlmn-234.
Secara keseluruhan, novel The Dead Returns memiliki alur cerita yang menarik. Setiap bab-nya memiliki penjelasan bagaimana si tokoh utama dalam mencari bukti pembunuhan serta penulis sangat mahir dalam menggambarkan latar dengan bahasa yang lugas sehingga dapat dirasakan oleh pembaca. Hanya saja ada beberapa bagian yang tidak dijelaskan oleh penulis, seperti pertukaran jiwa antara Koyama dengan Takahashi tidak terlalu dijelaskan secara menarik oleh penulis. Kemudian, bagaimana guru koyama bisa masuk ke rumah tanpa ada ibu atau keluarganya di dalam rumah. Pada akhirnya, selalu ada amanat dan nilai-nilai yang tersampaikan melalui novel ini dan berdasarkan sudut pandang pembaca. “Percaya diri merupakan kunci untuk menghadapi dunia yang penuh dengan kesilauan ini”_S
Ikuti tulisan menarik Siska Triyanda_ lainnya di sini.
