x

Kahlil Gibran. Wikipedia

Iklan

muhammad jaelani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 5 Mei 2023

Jumat, 5 Mei 2023 07:32 WIB

Novel Kahlil Gibran Sayap-Sayap Patah

Novel The Broken Wings adalah salah satu buku karya penulis terkenal Lebanon Kahlil Gibran. Karyanya tidak hanya dibaca, tetapi memengaruhi ide dan prinsip dan sering disebutkan oleh berbagai pembaca. Buku Sayap Sayap Patah menceritakan tentang kehidupan seorang pria yang mencintai seorang wanita yang selalu dipercaya oleh ayah wanita tercinta untuk merawat putrinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Novel The Broken Wings adalah salah satu buku karya penulis terkenal Lebanon Kahlil Gibran. Karyanya tidak hanya dibaca, tetapi memengaruhi ide dan prinsip dan sering disebutkan oleh berbagai pembaca. Buku Sayap-Sayap Patah menceritakan tentang kehidupan seorang pria yang mencintai seorang wanita yang selalu dipercaya oleh ayah wanita tercinta untuk merawat putrinya.

Seorang wanita hidup dalam kesendirian dan kesendirian. Seorang wanita yang ibunya meninggal ketika dia berusia 3 tahun. Seiring waktu, baik pria maupun wanita tumbuh bersama dan merasakan cinta satu sama lain, namun sayangnya mereka tidak bisa bersama. Wanita itu sebenarnya menikah dengan pria lain. Kisah inilah yang membuat buku ini begitu dramatis dan sayang untuk dilewatkan.  

Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama, yaitu Gibran sendiri yang menceritakan kepada pembaca tentang berkah yang dialaminya dan pahitnya cinta. Wanita yang dicintainya terpaksa menikah dengan orang yang lebih tinggi darinya. Nama pacarnya adalah Selma Karamy yang sebenarnya adalah anak dari teman dekat ayahnya saat masih kecil. Selma tumbuh tanpa seorang ibu dan mencintai ayahnya Selma yang sangat kaya dan berpendidikan. Sayangnya, rasa cinta dan kasih sayang ini harus pergi karena terhalang oleh kekuatan umat beragama dengan motif material dan posisional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gibran jatuh cinta pada pacarnya saat berkunjung ke rumah Selma untuk bertemu dengan ayahnya, Farris Effand. Sebagai anak dari teman dekat Farris, Gibran diminta mengingat kembali cerita Farris tentang ayahnya saat masih kecil. Gibran kemudian sering mengunjungi rumah Farris untuk berbicara dan menonton Selma, wanita yang sangat dicintainya. Ternyata Selma juga sangat menyukai Gibran. Lebih menarik lagi ketika ayahnya memperhatikan dan menerima hubungannya. Karena itu, mereka menghabiskan waktu bersama untuk berbagi perasaan tentang cinta dan kasih sayang. Badai datang ketika pendeta datang untuk melamar Selma kepada keponakannya. Lamaran itu bukan cinta sejati dan cinta dari keponakannya. Namun ada upaya untuk merebut Selma dari ayahnya.

Oleh karena itu, pendirian apa yang kemudian dianggap otoritas digunakan untuk tindakan sewenang-wenang, menggunakan simpati dan kasih sayang saya untuk hubungan antara Elma dan keponakan pendeta. Maka Farris menerima permintaan itu, meski dengan kesedihan yang mendalam. Cinta Gibran dan Selma tak berhenti sampai di situ. Meskipun Selma menikah dengan keponakan pendeta, mereka bertemu secara teratur di sebuah kuil kuno dengan potret Ishtar dan Kristus, mantan dewi cinta dan sekarang penyelamat.

Hingga suatu hari akhirnya Selma memutuskan untuk putus dengan Gibran. Selma mengambil keputusan penting ini untuk menyelamatkan Gibra dari penderitaan yang lebih parah, yang juga dialami Selma karena penyakit yang berkepanjangan. Gibran membujuk Selma untuk lari, namun kemudian Gibran setuju dengan keputusan kekasihnya itu.

Karena Selma sendiri adalah sayap patah yang tak bisa lagi terbang. Selma meninggal tak lama setelah kelahiran anaknya yang baru lahir, yang hidup hanya sesaat, seperti yang mereka katakan, dari senja hingga fajar. Gibran pun mengirimkan jenazahnya ke tempat peristirahatan terakhirnya. Demikianlah berakhir penderitaan Gibran. Novel ini memiliki cerita yang sangat menarik, walaupun penulis menggunakan bahasa yang sulit dipahami, membaca buku ini dapat membuat pembacanya meneteskan air mata. Seorang wanita tak berdaya yang tidak mampu melawan atau bersatu kembali dengan orang yang dia cintai. Meski menjadi istri seorang pria yang tidak mencintainya, Kahlil bersikap ironis dalam The Wing of Broken Wings karya Gibran. Cinta tidak dapat diintegrasikan dan berakhir dengan kematian. Dalam novel ini, pembaca diajak membayangkan dan mendalami bagaimana cerita ini bisa terjadi sehingga pembaca mengalami cerita asli yang diceritakan.

Novel ini memiliki cerita bagus yang membuat pembaca penasaran dan selalu ingin tahu bahwa setiap halaman atau halaman adalah cerita selanjutnya. Novel ini disajikan dengan alur yang kompleks dan menggunakan sudut pandang orang pertama atau tokoh utama, karena dalam novel ini pengarang seolah menceritakan pengalaman pribadinya. Lagu-lagu dalam novel tersebut merupakan lagu naratif dan lagu deskriptif, serta berisi dialog antar tokoh yang memiliki karakter kuat dalam cerita. Dibandingkan dengan kisah cinta serupa di negara Arab seperti Nizami Laila dan Majnun, novel ini mengungkapkan dimensi yang unik. Dalam Sayap Patah Kahlil Gibran, masalahnya adalah merenggut cinta dari sang kekasih, namun dalam Laila Majnun, keluarga sang kekasih.

 

Ikuti tulisan menarik muhammad jaelani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB