Sajak tentang Pagi

Kamis, 11 Mei 2023 17:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Purnama mulai temaram dalam dekap

Menuju kaki bumi untuk tidur terlelap

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terdengar ayam jantan berkokok dengan lantang

Bangunkan jagung dan padi melawan rintang.

 

Katak dan ikan silih berganti mandi di atas kolam

Jangkrik-jangkrik masuk belukar habis begadang

Kulihat daun-daun lambaikan harapan terpendam

Ingin masuk sebagai bagian dari sajak yang akan usang.

 

Gusar hati melihat seekor tupai mengupas harapan

Sedangkan burung beo mengoceh agar diberi makan

Saat semut pekerja bahu-membahu buat jembatan

Agar serpihan roti bisa dibawa ke kerajaan.

 

Seketika mulailah burung berkicau riang

Matahari merangkak bagai lentera

Dibuatnya padi itu menguning gembira

Lantas dipanen untuk keluarga tersayang.

 

Pedagang memanggul keranjang di atas sepeda

Berisi harapan untuk dijual di pasar lelang bersama

Untuk makan keluarga sampai pergi tamasya

Hati senang pagi menjelma dewata yang bijaksana.

 

Anak-anak kian kemari melepas tawa

Gelak tawa hiasi sawarna penuh bahagia

Matahari gembira sebab duka sejenak perlina

Karena pagi adalah waktu untuk berbagi tawa.

 

Tukang bubur jadi orkestra paling meriah

Lambat-laun ibu menjelajah di pasar beli sayuran

Pindang, sambal goreng, tak lupa kerupuk kalengan

Jadi incaran untuk makan siang keluarga di rumah.

 

Kuakhiri sejenak sajak pagi ini

Bukan berarti pagi kehilangan makna presisi

Melainkan aku harus bantu ibu memasak 

Supaya aku bisa jadi penulis sajak.

 

Sudah itu saja.

Purwadadi, 2023

Gilang Ramadhan 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Gilang Ramadhan

Penyair

0 Pengikut

img-content

Di manakah aku?

Jumat, 26 April 2024 07:17 WIB
img-content

Sebuah Percakapan Hati

Sabtu, 11 November 2023 07:47 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua