Dalam sepi
sesal bertemu kesal. Berusaha
ramah padahal ingin
marah. Marah pada waktu
karena selalu bisu saat
kutanya di mana
pulangku.
Penantian temu
tak kunjung
tunggu. Raga tak
temu rupa. Rupa
malah bertemu
lara.
Dari laut
kurapal syair-syair duka.
Duka lara, dukacita,
duka-dukaku.
Ingin kutulis semua sesal. Karena
sebal yang tak kunjung
lerai. Sepi makin meronta,
makin mengemis,
makin memaki,
[makinikam-makinikam]
Sepi adalah sepi.
Sudah itu saja.
(2021)
Ikuti tulisan menarik Gilang Ramadhan lainnya di sini.