x

Kegiatan penambangan nikel. Sumber foto: jawapos.com

Iklan

Dicky Wijaya Fakkih

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Mei 2023

Selasa, 23 Mei 2023 17:50 WIB

Dampak dan Tantangan Kolonialisme Industri Ekstraktif: Peran Harita Nickel dalam Memperbaiki Lingkungan dan Pemberdayaan Perempuan

Artikel ini membahas dampak dan tantangan kolonialisme industri ekstraktif serta peran perusahaan Harita Nickel dalam memperbaiki lingkungan dan pemberdayaan perempuan. Dalam konteks industri ekstraktif yang seringkali mengakibatkan kerusakan lingkungan dan dampak negatif terhadap komunitas yang rentan, Harita Nickel sebagai perusahaan nikel terbesar di Indonesia berupaya memenuhi kebutuhan global akan nikel dengan mengoptimalkan ekstraksi nikel secara berkelanjutan. Namun, perusahaan ini juga dihadapkan pada tantangan terkait dampak lingkungan, seperti pencemaran air dan deforestasi. Selain itu, Harita Nickel juga berkomitmen dalam pemberdayaan perempuan, melalui program pelatihan dan pengembangan di sektor pertanian dan pangan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kolonialisme industri ekstraktif adalah fenomena yang melibatkan dominasi ekonomi dan politik oleh perusahaan besar terhadap wilayah-wilayah yang kaya akan sumber daya alam di negara tersebut. Dalam konteks ini, perusahaan yang memiliki kekuatan ekonomi dan akses politik yang besar memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di wilayah tersebut untuk mendapatkan keuntungan ekonomi yang tinggi.

Industri ekstraktif, dalam kerangka kolonialisme ini, melibatkan eksploitasi sumber daya alam yang melimpah di wilayah yang dikuasai. Sumber daya alam ini termasuk mineral, logam, nikel, minyak, gas, kayu, dan sumber daya lainnya yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Negara-negara industri yang dominan menguasai dan mengelola ekstraksi sumber daya ini dengan menggunakan kekuatan ekonomi dan teknologi mereka, dengan tujuan utama memperoleh keuntungan ekonomi yang besar.

Dampak dari kolonialisme industri ekstraktif terhadap air dan pangan sangat signifikan. Pertama, dalam konteks air, industri ekstraktif seringkali membutuhkan akses yang besar terhadap air untuk keperluan operasional mereka, seperti untuk proses produksi, pendinginan mesin, dan transportasi. Dalam banyak kasus, eksploitasi sumber daya air yang tidak bertanggung jawab atau berlebihan dapat mengakibatkan penurunan kualitas dan ketersediaan air bagi masyarakat setempat. Penggunaan air dalam industri ekstraktif yang tidak diatur dengan baik juga dapat mengganggu ekosistem air, termasuk sungai, danau, dan akuifer, serta mengancam kehidupan organisme yang bergantung pada sumber daya air tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, dalam konteks pangan, industri ekstraktif juga dapat memiliki dampak negatif terhadap produksi pangan. Ekspansi industri ekstraktif seringkali mengakibatkan penggusuran lahan pertanian dan perusakan ekosistem yang berfungsi sebagai lahan subur. Hal ini dapat mengurangi luas lahan pertanian yang tersedia, mengganggu pola penanaman tradisional, dan mengancam keberlanjutan produksi pangan. Selain itu, industri ekstraktif yang intensif juga dapat mengalihkan sumber daya dan investasi dari sektor pertanian, mengurangi ketersediaan sumber daya untuk produksi pangan, dan menyebabkan ketergantungan pada impor pangan.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam yang melimpah, memiliki industri ekstraktif yang berkembang pesat. Salah satu perusahaan yang menjadi perhatian saat ini adalah Harita Nickel, perusahaan nikel terbesar di Indonesia yang berperan penting sebagai pemasok nikel dunia untuk industri besi dan baterai. Menempati lokasi strategis di Pulau Obi, perusahaan ini memiliki peran signifikan dalam perekonomian nasional. Namun, di balik kontribusinya yang mengesankan, Harita Nickel juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan.

Sebagai perusahaan nikel terbesar di Indonesia, Harita Nickel memainkan peran utama dalam memenuhi kebutuhan global akan logam nikel. Nikel memiliki banyak aplikasi industri, termasuk dalam produksi baja tahan karat, kendaraan listrik, dan baterai lithium-ion. Permintaan yang terus meningkat dari sektor-sektor ini memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan ekstraksi yang terencana dan berkelanjutan, Harita Nickel dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di wilayah Pulau Obi dan sekitarnya.

Pulau Obi, tempat perusahaan Harita Nickel beroperasi, memiliki cadangan nikel yang melimpah. Potensi sumber daya alam yang kaya ini memberikan peluang besar untuk pembangunan industri ekstraktif. Harita Nickel telah mengembangkan infrastruktur dan fasilitas produksi yang canggih untuk mengoptimalkan ekstraksi nikel. Proses ini melibatkan pengeboran, pemisahan, pengolahan, dan pengiriman nikel ke pasar global. Dengan investasi yang signifikan dalam teknologi dan tenaga kerja terlatih, perusahaan mampu mencapai efisiensi produksi yang tinggi, menjaga standar kualitas yang ketat, dan memenuhi permintaan pasar yang semakin tinggi.

Namun, di tengah kontribusi positifnya, Harita Nickel juga dihadapkan pada sejumlah tantangan yang harus diatasi. Salah satunya adalah dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat kegiatan ekstraktif ini. Proses pengeboran dan pengolahan nikel dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, termasuk deforestasi, degradasi tanah, dan pencemaran air. Penting bagi perusahaan untuk mengimplementasikan praktik yang bertanggung jawab secara lingkungan untuk meminimalkan dampak negatif ini. Penerapan teknologi yang ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang efektif, serta pemantauan dan pengawasan yang ketat menjadi langkah kritis dalam menjaga keseimbangan antara ekstraksi nikel dan perlindungan lingkungan di Pulau Obi.


Perusahaan Harita Nickel telah menjadi sorotan perhatian setelah tim Narasi Newsroom mengungkapkan hasil investigasinya melalui saluran YouTube mereka pada tanggal 30 Juni 2022. Video tersebut telah ditonton sebanyak 1.784.001 kali per 23 Mei 2023, dan telah menerima hampir 13 ribu komentar. Penemuan menarik dari eksplorasi nikel di Pulau Obi adalah adanya dugaan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh Harita Group. Menurut laporan tersebut, perusahaan diduga membuang limbah industri langsung ke laut, yang mengakibatkan masalah sosial dan lingkungan di Pulau Obi.

Dalam video yang disajikan oleh tim Narasi, mereka menyoroti adanya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah pabrik yang diduga dialirkan ke sungai Todoku dan sungai Akelamo. Pihak perusahaan telah memberikan tanggapan atas temuan ini dengan menyatakan bahwa mereka tidak melakukan pembuangan limbah tanpa izin dan tidak melakukan pengelolaan limbah yang memadai. Mereka menjelaskan bahwa sisa hasil proses industri tidak dibuang ke sungai Todoku atau sungai Akelamo, melainkan ditempatkan di lahan bekas tambang dalam bentuk dry tailings, sesuai dengan persetujuan teknis dan surat kelayakan operasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

Dugaan pencemaran lingkungan oleh Harita Nickel telah menimbulkan keprihatinan dan perhatian masyarakat. Isu lingkungan dan kesehatan publik menjadi perhatian serius karena adanya dampak yang mungkin ditimbulkan oleh limbah industri yang tidak terkelola dengan baik. Pihak perusahaan diharapkan dapat memberikan klarifikasi yang lebih rinci dan transparan terkait dengan tindakan pengelolaan limbah mereka serta langkah-langkah yang diambil untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.

Dalam industri ekstraktif, terdapat kelompok-kelompok yang seringkali rentan dan dilemahkan akibat dampak negatif yang dihasilkan. Salah satu kelompok yang terdampak adalah komunitas lokal yang tinggal di sekitar area ekstraksi mineral atau sumber daya alam. Mereka menghadapi risiko kerusakan lingkungan yang dapat merugikan kehidupan mereka, kehilangan sumber mata pencaharian tradisional, serta konflik lahan yang dapat mengakibatkan mereka kehilangan akses terhadap tanah, air, dan sumber daya alam lainnya yang penting bagi kelangsungan hidup mereka.

Selain itu, perempuan juga termasuk dalam kelompok yang rentan dalam industri ekstraktif. Mereka seringkali menghadapi diskriminasi gender dan kesulitan dalam mengakses peluang pekerjaan dan pendidikan yang adil. Perempuan juga rentan terhadap kekerasan dan eksploitasi seksual dalam konteks industri ini. Penting untuk diakui bahwa perempuan juga memainkan peran penting dalam pemeliharaan lingkungan dan keberlanjutan komunitas. Oleh karena itu, dampak negatif terhadap lingkungan yang dihasilkan oleh industri ekstraktif juga dapat secara tidak proporsional mempengaruhi perempuan.

Mengacu pada pembahasan awal tentang kolonialisme industri ekstraktif terhadap air dan pangan yang memiliki dampak signifikan, terdapat harapan bahwa perusahaan Harita Nickel dapat berperan dalam memperbaiki kondisi tersebut. Sebagai kelompok yang rentan, komunitas lokal dan perempuan yang terlibat langsung dalam pengelolaan air dan pangan, perusahaan ini berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai keamanan air yang digunakan, dengan bukti uji klinis yang menunjukkan ketiadaan pencampuran limbah. Selain itu, habitat hewan laut dan ketersediaan ikan di sekitar pantai juga tetap terjaga.

Dalam konteks pangan yang juga memiliki keterkaitan langsung dengan perempuan, Harita Nickel melakukan pemberdayaan perempuan untuk dapat bersaing dengan tenaga kerja laki-laki tanpa mengalami diskriminasi, stigma, atau stereotip. Perusahaan ini aktif mendukung program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan desa di sekitar wilayah operasional mereka.

Dikutip dari Website TBP nickel, pemberdayaan melalui program seperti kelompok tani Akelamo Jaya dan Koperasi Serba Usaha Annisa Jaya, Harita Nickel merangkul perempuan desa dan memberikan pendampingan serta pelatihan dalam metode pertanian intensif. Hasilnya, perempuan desa mampu memaksimalkan potensi pertanian di sekitar tempat tinggal mereka dan berhasil panen berbagai macam buah dan sayuran.

Selain itu, perusahaan ini juga membuka akses pasar yang lebih luas bagi kelompok tani, di mana hasil panen dapat dijual sebagai olahan kantin karyawan. Hal ini membantu meningkatkan nilai ekonomi dan produktivitas warga setempat. Selain sektor pertanian, Harita Nickel juga melibatkan perempuan dalam program Sentra Ketahanan Pangan Obi (SENTANI) dengan tujuan meningkatkan produktivitas warga dan angka kemandirian pangan di Pulau Obi. Pendampingan perusahaan pada kelompok tani perempuan di Desa Buton berhasil menghasilkan panen yang memuaskan, meningkatkan produksi secara signifikan.

Harapannya, perusahaan Harita Nickel dapat terus melaksanakan upaya ini dengan efektif untuk menciptakan dampak positif bagi komunitas lokal dan perempuan yang terkait, serta menjaga keberlanjutan sumber daya air dan pangan.

Pada akhirnya, peringatan Hari Anti Tambang harus menjadi momentum untuk peduli terhadap isu-isu lingkungan terkait penambangan. Peringatan ini juga berfungsi sebagai ajakan untuk mengubah pola pikir dan tindakan terkait industri pertambangan, termasuk upaya untuk mendorong pemerintah dan perusahaan agar mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab, khususnya terhadap kelompok-kelompok yang dilemahkan.

Ikuti tulisan menarik Dicky Wijaya Fakkih lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB