x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Rabu, 24 Mei 2023 14:17 WIB

Menebar Amal di Aceh, Kombira Mendapat Penghargaan Satu Indonesia Award

Belum banyak individu atau organisasi yang peduli pada pendidikan kaum tuna netra. Kombira adalah salah satu yang peduli. Atas jasanya Syifa sang ketua mendapat penghargaan Satu Indonesia Award 2022. Bagaimana kisahnya? Ikuti terus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bambang Udoyono

 

Kombira memiliki kepanjangan Komputer Bicara.  Ini adalah sebuah gerakan pengabdian kepada masyarakat di Aceh yang dilakukan Syifa Urrahman. Atas jasanya menebarkan manfaat kepada kaum tunanetra di Aceh dia diganjar penghargaan Satu Indonesia Award pada tahun 2022. Bagaimana kisahnya?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk mengetahui lebih jauh saya mewawancarai Syifa Urrachmah, sang ketua.  Syifa sendiri juga seorang penyandang tunanetra. Meskipun demikian dia mampu mengatasi kendalanya. Dia berhasil menamatkan kuliahnya di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

 

Berikut ini wawancara saya dengan Syifa Urrachmah melalui aplikasi Whattsap. BU adalah inisial nama saya. Pertama kali saya berbasa basi dan mengenalkan diri. Kemudian saya mengajukan pertanyaan berikut ini.

BU            : Apa yang memotivasi Anda menggerakkan Kombira?

Syifa         : Awalnya kegiatan kombira atau sosialisasi komputer bicara ini saya mulai pada tahun 2017. Pada saat itu saya merasa teman-teman disabilitas penglihatan di daerah saya masih sangat awam sekali terhadap teknologi komputer. Padahal di zaman sekarang ini hampir semua aktivitas menggunakan teknologi. Mulai  dari sekolah, kuliah hingga di lingkungan pekerjaan. Kebetulan saya juga seorang tunanetra mas, dan saya sudah menyelesaikan S-1 saya di Universitas Syiah kuala Aceh pada tahun 2018. dan saya ingin sekali teman-teman saya juga bisa mendapat kesempatan berkuliah dan bekerja seperti saya. Untuk itu saya bertekad untuk mengajari mereka komputer sebagai persiapan mereka untuk melanjutkan jenjang sekolah, kuliah dan persiapan bekerja.

 

BU    : Berapa orang muridnya sekarang?

Syifa : Pada saat saya menjalankan program kombira, ada enam siswa yang terlibat. Sampai dengan saat ini alhamdulillah program kombira masih berjalan karena kebetulan juga saat ini saya bekerja sebagai guru konseling di sekolah tempat saya menjalankan program kombira dulu. Jadi sampai sekarang program itu masih berjalan dan saya mengisi di sela-sela waktu saya bertugas. Saat ini jumlah siswa yang aktif mempelajari komputer bicara ada tiga siswa. Sebagai informasi enam siswa yang saya latih pada saat saya pertama kali menjalankan program dulu sudah lulus, dan salah satunya sekarang berkuliah di Universitas Pamulang, dan beliau aktif menulis novel, puisi dan cerpen.

 

BU    : Di mana tempat Pendidikan mereka?

Syifa : Saat ini empat dari enam  siswa yang saya latih sudah lulus. Dua diantaranya sudah berkuliah, dan duanya lagi sudah bekerja di daerah lain. Sedangkan dua siswa lagi masih bersekolah jenjang SMA dan masih aktif mengikuti pembelajaran komputer bicara.

 

BU    : Apa yang sudah dicapai?

Siswa yang saya latih adalah siswa tunanetra yang beragam pula tingkat kemampuannya. Seperti yang saya katakan tadi, ada siswa yang sudah cukup mahir mengoperasikan komputer, menguasai office, pemerograman, internet dan sebagainya. Namun masih ada yang mempelajari office dasar. semua siswa saya latih sesuai dengan kemampuan mereka.

 

BU    : Apakah Anda ingin dapat dukungan masyarakat?

Syifa : Kami sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat, terutama dukungan secara penerimaan keberada kami sebagai disabilitas, yang sampai saat ini masih dipandang berbeda dan cukup jarang diberi kesempatan.

 

BU    : Kalau iya dukungan apa yang diharapkan?

Syifa : Dukungan yang paling kami butuhkan saat ini adalah dukungan moral dan kesempatan. kemudian aksesibilitas fasilitas publik dan kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan mengakses pekerjaan. dan harapan saya dengan adanya program kombira ini, para penyandang tunanetra dapat memiliki kemampuan menggunakan teknologi terutama komputer, sehingga mereka dapat melanjutkan pendidikan di sekolah reguler dan bersaing lansung dengan orang-orang pada umumnya.

 

BU    : Komputernya pakai software yang bisa mengubah teks ke bicara ya?

Syifa : Iya mas, kami menggunakan software bernama screen reader atau pembaca layar. aplikasi screen reader ini berfungsi mengubah semua tampilan tulisan pada layar monitor menjadi suara. Sehingga pengguna yang mengalami hambatan penglihatan dapat menggunakan komputer seperti orang-orang pada umumnya.

 

BU    : Apa sebabnya mbak Syifa tertarik ikut Satu Indonesia Award?

Syifa :   Awalnya saya tidak tahu.  Saya lihat iklan di tv yang dapat penghargaan. Saya pikir oh keren nih. Kegiatan ini. Lalu saya dapat info Satu Indonesia Award, lupa dari siapa, saya coba apply karena sudah ada kegiatan yang berupa pengabdian kepada masyarakat. Ya udah deh saya coba dulu siapa tahu rezeki. Eh alhamdulilahnya ternyata program saya terpilih.

 

Dengan mengikuti Satu Indonesia Award Syifa berhasil mendapatkan penghargaan.  Kegiatannya menjadi lebih dikenal masyarakat.  Dengan demikian manfaat yang dia dapat semakin besar.   Sehingga semakin besar juga manfaat yang dia berikan kepada masyarakat.

 

Jadi ayo daftarkan kegiatan kalian ke Satu Indonesia Award.  Tebarkan manfaat ke masyarakat.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler