Selama pandemi Covid-19 kehidupan orang serba terbatas. Banyak hal terjadi, mulai dari kondisi ekonomi yang menurun hingga kehancuran mental akibat ketakutan berlebihan. Covid-19 telah mengubah budaya masyarakat. Mereka yang dulunya aktif melaksanakan kebudayaan-kebudayaan lokal, harus menghentikan aktifitas sementara.
Pandemi Covid-19 juga mengubah pandangan banyak orang tentang keramahan aktivitas budaya. Menurut Emil Salim, ahli ekonomi, saat wabah masyarakat mengalami gegar budaya. Budaya lokal banyak mengalami pergeseran. Banyak yang prihatin dan berikhiatr agar budaya lokal tak tergerus.
Yun Pratiwi membuktikan budaya lokal dapat berkembang kembali melalui strategi bertahan untuk budaya. Yun pratiwi lahir di Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Dia memiliki program relief ekowisata skala kecil melalui permakultur dan pengembangan produk berkelanjutan.
Yun Pratiwi adalah perempuan muda Dayak yang ingin menghidupkan kembali kearifan adat lokal mengenai tanah, makanan, dan menejemen lingkungan. Kendala yang dihadapi Yun saat menjalankan programnya adalah harus mengurangi keramaian ekowisata selama pandemi. Walaupun begitu, Yun tetap berupaya mempertahankan kearifan lokal Borneo.
Program unggulan yang dimiliki adalah Central Borneo Guide yang didirikan pada 2016. Kegiatan utamanya adalah penyedia jasa ekowisata yang mengakar pada kearifan lokal. Kegiatan ini digelar berkolaborasi dengan proyek dan masyarakat lokal di Kalimantan. Ia mendampingi siapa saja yang ingin belajar mengenai budaya suku Dayak dan alam.
Untuk upayanya itu Yun mendapat apresiasi dari SATU Indoensia Award 2022. Yuk, teman-teman, kita ikut memberikan manfaat pada budaya lokal kita. Siapa tahu giliran anda yang menerima apresiasi SATU Indonesia Award.
Ikuti tulisan menarik Bibi Suprianto lainnya di sini.