Adhitya Putra Lanae Tak Henti Menebar Kepedulian pada Perubahan Iklim
Jumat, 18 Agustus 2023 13:26 WIBAdhitya mangajak teman-teman membentuk komunitas edukasi yang peduli terhadap perubahan iklim.
Adhitya Putra Lanae seorang aktivis lingkungan kelahiran Babau. Dia memiliki program lingkungan bernama Climate Institute yang didirikan pada tanggal 20 Agustus 2015. Program ini bergerak dibidang edukasi tentang perubahan iklim dan lingkungan serta memiliki target edukasi kepada para pemuda dan masyarakat.P rogram climate institute berperan aktif dalam pengadaan workshop, seminar, melakukan penanaman pohon bersama, membersihkan sampah plastit, serta mangajarkan daur ulang yang dapat memberikan nilai ekonomis.
Pada awalnya, program ini dibentuk ketika Adhitya mengikuti salah satu workshop tentang perubahan iklim di Bali. Saat mendapatkan inspirasi dalam workshop tersebut, Adhitya mangajak teman-teman untuk membentuk komunitas edukasi yang konsen terhadap perubahan iklim. Kemudian muncullah istilah Indonesian Youth Team for Climate Change (IYTCC). Komunitas ini dilegalkan pada tahun 2017 dengan nama Climate Institute.
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, Climate Istitute selalu memberikan tema-tema yang menarik tentang aktivis lingkungan. Seperti contoh Youth Camp (Youth Climate Camp), Climate Day di kampus-kampus, Climate Week, Climate Action, Climate Blogger, Climate Vlogger dengan mendatangkan para ahli lingkungan mendatangkan para ilmuwan lingkungan untuk menjadi narasumber. Tidak hanya itu, Climate Institute juga mengundang tokoh-tokoh penting di Indonesia yang konsen terhadap lingkungan seperti Bapak Hanif sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tasya Kamila, Devina, Miss Earth Indonesia dan selebriti lainnya.
Climate Institute pernah menyinggahi beberapa kota untuk memberikan edukasi tentang lingkungan. Seperti kota Jakarta, Tangerang, Bogor, Jambi, NTT, Bali, Surabaya, Bandung, Menado, Medan, NTB, dan Semarang. Kota-kota ini menjadi kota tujuan komunitas Climate Institute untuk membawa perubahan terhadap lingkungan kepada masyarakat. Selain itu, untuk menyuarakan peduli lingkungan secara luas, Climate Institute bekerja sama dengan beberpa NGO dan LSM yang ada di Jerman, komunitas lokal, lembaga pemerintah dibawah naungan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta lembaga-lembaga yang konsen terhadap lingkungan. Peran ini dilakukan untuk memberikan solusi kehidupan manusia terhadap kerusakan lingkungan.
Kegiatan yang dilakukan oleh Climate Institute menyasar pada mahasiswa, pemuda dalam komunitas dan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Melalui Climate Institute, Adhitya ingin memberikan pengalaman dan kewaspadaan lingkungan kepada banyak orang, serta ingi memberikan solusi bagaimana cara menanggapi kerusakan lingkungan secara kreatif dan memberikan nilai ekonomis bagi banyak orang. Climate Institute membuat banyak aktifitas seperti Worksop terkait iklim, praktik kerja lapangan, membuat kompanye lewat video, dan lain-lainnya.
Climate Institute memiliki jumlah anggota sebanyak 3 orang. Walaupun hanya 3 orang, Climate Institute telah banyak mencetak ratusan alumni dari workshop dan seminar yang dilakukan. Mereka telah memiliki 200 volunteer tetap yang selalu membuka peluang terhadap komunitas baru, mengedukasi, dan melakukan aksi nyata terhadap lingkungan. Sebelum pandemic, Climate Institute melakukan kegiatan selama satu kali sebulan secara offline di seluruh Indonesia. Namun, ketika Pandemi kegiatan Climate Institute tetap dilakukan secara online. Kegiatan-kegiatan tersebut telah mendorong banyak orang untuk aktif dan berperan dalam mengatasi lingkungan.
Adhitya dan Climate Institute memiliki harapan yang tinggi dalam mengembangkan komunitas yang peduli terhadap lingkungan. Dia sangat berharap untuk menjangkau seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Tim-tim baru yang memiliki ketertarikan terhadap lingkungan, membuat Adhitya menjadi bersemangat dalam berkontribusi terhadap lingkungan. Dia terus berusaha untuk memberika manfaat kepada banyak orang. Dia memiliki target untuk orang-orang yang memiliki follower yang banyak dan para influncer yang dapat bekerja sama dalam menyuarakan aksi lingkungan kepada banyak orang. Sehingga peran yang dilakukan menciptakan kehidupan yang harmoni dalam setiap masyarakat.
Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS), Universitas Gadjah Mada (UGM)
0 Pengikut
Adhitya Putra Lanae Tak Henti Menebar Kepedulian pada Perubahan Iklim
Jumat, 18 Agustus 2023 13:26 WIBMade Agus Janadarna Menjadikan Sampah Plastik sebagai Karya Seni
Jumat, 18 Agustus 2023 13:33 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler