x

Perkuliahan Online

Iklan

Kang Modai

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 27 Mei 2023

Minggu, 28 Mei 2023 15:04 WIB

Membercandakan IPK Kuliah

Di kampus, IPK seringkali diperlakukan sebagai parameter keunggulan seorang mahasiswa. Jika IPKmu tinggi, kamu akan dipandang seolah-olah adalah manusia super yang mampu menaklukkan Himalaya dengan satu tangan. Tapi, mari kita teliti lebih dalam: Apakah IPK benar-benar penentu kualitas seorang mahasiswa?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Halo para pembaca yang terhormat! Kali ini kita akan mengobrol serius dengan satu hal yang selalu menghantui kehidupan mahasiswa: IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Ah, IPK, kata-kata yang hanya mengandung tiga huruf, tetapi mampu membuat kita terjebak dalam hamparan kegelisahan dan kekhawatiran yang tak terbatas. Mari kita perlahan-lahan menjelajahi gelapnya gua IPK ini.

Di kampus, IPK seringkali diperlakukan sebagai parameter keunggulan seorang mahasiswa. Jika IPKmu tinggi, kamu akan dipandang seolah-olah adalah manusia super yang mampu menaklukkan Himalaya dengan satu tangan. Tapi, mari kita teliti lebih dalam: Apakah IPK benar-benar penentu kualitas seorang mahasiswa?

Bayangkanlah seseorang, kita beri nama Dino, yang memiliki IPK cemerlang. IPK-nya begitu megah, sampai-sampai para profesor menangis haru saat melihat transkripnya. Tapi tunggu dulu, apa itu sebenarnya IPK? IPK hanyalah sebuah angka yang menggambarkan seberapa banyak kamu mengikuti norma akademik dengan ketat. IPK itu sebenarnya mirip dengan pernyataan cinta di dunia nyata; semakin tinggi angka yang kamu dapat, semakin "berharga" kamu di mata masyarakat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi tunggu, bukankah belajar itu soal pengetahuan dan pengembangan diri? Tidakkah belajar itu tentang proses, bukan sekadar angka? Apa gunanya menguasai semua rumus matematika dan mampu menyebutkan tanggal lahir seorang filsuf terkenal jika kamu tidak tahu bagaimana menghadapi kehidupan yang sesungguhnya? Apakah ini tidak sedikit mirip dengan kisah Cinderella yang dulu hanya dilihat dari sepatunya yang hilang?

Mari kita berpikir logis. IPK memang penting dalam beberapa konteks, seperti beasiswa atau melamar pekerjaan di perusahaan yang terlalu terobsesi dengan angka. Tetapi, pernahkah kamu bertemu dengan seseorang yang memiliki IPK luar biasa, tetapi kemampuan sosialnya setara dengan tumpukan buku di perpustakaan yang tak terjamah?

Kenyataannya, ada begitu banyak faktor yang mempengaruhi kualitas seorang mahasiswa. Kemampuan berkomunikasi, keahlian berorganisasi, dan dedikasi terhadap proyek-proyek di luar ruang kuliah adalah hal-hal yang juga patut diperhitungkan. IPK mungkin memberikan gambaran tentang sejauh mana kamu mengikuti sistem yang ada, tetapi itu tidak bisa menjelaskan siapa sebenarnya kamu.

Jadi, mari kita jujur dengan diri kita sendiri. Apakah IPK adalah segalanya? Tidak juga, teman-teman! IPK hanya salah satu aspek kecil dalam perjalanan kita sebagai mahasiswa. Jangan terjebak dalam tekanan sosial yang menakutkan itu. Setiap orang memiliki keunikan dan potensi yang tak tergantikan. Mungkin, di antara kalian, ada seorang mahasiswa dengan IPK yang sedikit di bawah rata-rata, tetapi kemampuannya dalam seni atau kemampuan membangun jaringan sosial sangat luar biasa.

Jadi, mari kita lepas beban IPK yang menghantui kita. Biarkan IPK menjadi semacam "hobi" bagi kita, seperti mengumpulkan stiker atau mencoba resep makanan baru setiap minggu. Fokuslah pada pengalaman dan pengetahuan yang dapat kita peroleh selama perjalanan kita sebagai mahasiswa. Ingatlah, kesuksesan sejati bukanlah tentang angka, tetapi tentang perjalanan kita sebagai individu yang berani.

Jadi, teman-teman, mari kita melangkah maju dengan kepala tegak dan keyakinan dalam diri kita. Jangan biarkan IPK menjadi satu-satunya cermin kita. Mari kita bangga dengan apa yang kita lakukan di luar sana, di dunia nyata yang penuh dengan keajaiban dan pelajaran tak ternilai.

Ikuti tulisan menarik Kang Modai lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB