x

Ilustrasi Dialog. Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay.com

Iklan

Joy Saputra

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 April 2023

Minggu, 28 Mei 2023 15:05 WIB

Ibu Warung di Gang Sebelah

Selalu ada jarak antara aku, dengan ibu warung, dengan ibu, dengan semua orang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ibu warung di gang sebelah
berdagang nasi dan lauk sehari-hari
bukanya dari rembang hingga petang

Ibu warung di gang sebelah
kepadanya aku datang makan setiap hari
sambil berbasa-basi tentang cuaca dan jalanan
tentang sayur-mayur dan kesehatan

Ibu warung di gang sebelah
karena sering berbasa-basi dengannya
aku pun tahu dia juga penyuka kucing
lalu mulailah kami bercerita basa-basi tentang kucing
sambil membeli sayur dan lauk-pauk setiap hari

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bagaimana kucingmu? Sehat-sehat?"
tanyanya suatu hari.
"Iya, Bu. Sehat, lucu, lincah,"
jawabku berbasa-basi
padahal kucingku mati minggu lalu
dan hatiku terlalu malas untuk mengakuinya kepada orang yang cuma basa-basi

 

Ibu warung di gang sebelah
dua bulan lebih aku tidak datang kepadanya
"Ke mana aja, Neng? Lama tidak kelihatan,"
tanyanya waktu aku muncul lagi

"Pulang kampung lama, Bu,"
jawabku berbasa-basi
padahal aku tinggal di rumah sakit menjaga ibu.
"Bagaimana bapak-ibumu, sehat?"
tanyanya lagi

"Sehat, Bu,"
padahal ibuku meninggal sepuluh hari lalu
dan hatiku terlalu pedih membicarakannya.
Buat apalah, toh kami hanya saling berbasa-basi
setidaknya begitu anggapanku
tentang ibu warung setiap hari

Ibu warung di gang sebelah
dan ibuku sendiri
dan semua orang yang tinggal di antara kita
setiap hari bertemu, setiap hari bercakap
tetapi wai, segalanya kuanggap basa-basi!

Selalu ada jarak
antara aku, dengan ibu warung,
dengan ibu,
dengan semua orang

Karena semuanya kupalang di batas basa-basi
supaya tidak masuk terlalu jauh
sebab hatiku terlalu egois untuk melebur dalam kehidupan orang lain

Ibu warung di gang sebelah
ada namun kuanggap tak ada, hanya sarana untuk mendapat makan

Ibu warung, dan ibuku sendiri, dan entah berapa juta orang lain:
manusia, tetapi bagiku seperti bukan manusia
hanya alat pemenuh kebutuhan
karena hatiku yang egois terlalu sibuk dengan diri sendiri

Sampai kapan aku akan terus berbasa-basi?
Mulai kapan orang lain kuanggap berarti?

Ikuti tulisan menarik Joy Saputra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler