Mengurai Politik Identitas Indonesia; Perspektif Filsuf Carl Smith

Senin, 19 Juni 2023 06:41 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Politik meniscayakan kawan dan lawan. Urgensitas kekacauan politik negara ini terjadi karena pembedaan kawan-lawan dalam ranah negatif sehingga masyarakat yang terbentuk dari berbagai identias saling bermusuhan. Hal ini terjadi karena permainan elit-elit politik yang ingin memanipulasi identitas masyarakat untuk mengantar mereka pada tampuk kekuasaan.

Carl Schmitt merupakan seorang filsuf sekaligus ahli hukum dan teritikus politik Jerman yang lahir pada 11 Juli 1888. Ia dikenal sebagai pengkritik Demokrasi Parlementer, Liberalisme dan Monopolitanisme. Schmitt banyak menulis tentang penggunaan politik yang efektif. Karya-karyanya telah memberikan pengaruh besar terhadap teori politik, teori hukum, filsafat kontinental dan teologi politik. Tetapi, nilai dan signifikansinya sangatlah kontroversial karena dukungan intelektual dan keterlibatan aktifnya dengan Nazisme.

Dalam perspektif politik Schmitt, politik meniscayakan distingsi antara kawan dan lawan. Politik dapat didefinisikan dengan metode konseptualisasi. Metode ini menunjukkan pembedaan antara kawan dan lawan. Pembedaan kawan-lawan memiliki semua komponen konseptual yang diperlukan untuk mendefinisikan politik. Konsep politik mewujudkan dirinya dalam berbagai bidang dengan perbedaan teman dan lawan. Misalnya, untung rugi dalam bidang ekonomi, moralitas mencakup pembedaan antara yang baik dan buruk, bagus dan jelek untuk estetika maka dalam politik; kawan-lawan menjadi konsep pembedanya.

Perbedaan kawan lawan merupakan perbedaan umum karena tidak ada perbedaan politik dalam permusuhan pribadi. Semua masyarakat secara politis terpisah satu sama lain dalam bentuk kolektifitas. Musuh dalam artian ini bukanlah orang yang dibenci tetapi lebih kepada situasi kelompok-kelompok yang saling berlawanan dan berjuang satu sama lain.

Indonesia merupakan negara multikulturalisme yang didalamnya terdapat heterogenitas budaya, etnis, ras dan agama. Dari keberagaman ini, masyarakat terbentuk dari identitas-identitas kolektif yang berbeda. Masyarakat memiliki wajah masing-masing dalam kehidupan bermasyarakat.

Adapun, keterbentukan identitas kolektif tidak menjadi pemicu meledaknya politik identitas di negara ini. Masyarakat dengan berbagai wajah budaya, etnis, ras dan agama adalah baik adanya. Meledaknya politik identitas di negara ini terjadi karena kelicikan oknum-oknum tertentu yang menstigmatisasi identitas kelompok lain sebagai kelompok yang buruk dan tak cocok sebagai identitas yang terjun dalam persaingan politik. Oknum-oknum tersebut memberikan cap terhadap identitas kelompok lain sebagai lawan dalam artian negatif lebih tepatnya lawan yang mesti diberantas bukan sebagai lawan yang mesti dilawan dalam persaingan yang sehat.

Identitas negara ini bukan lagi menjadi kebanggaan tetapi menjadi kuda yang di politisasi untuk mengantar segelintir politisi menuju pada tampuk kekuasaan. Keberagaman identitas di negara ini dipolitisasi menjadi konsep politik yang negatif. Politik identitas negara ini didasari oleh kesamaan identitas kelompok tidak menjadi suatu biang masalah apabila identitas tersebut tidak dipolitisasi kedalam pengertian kawan dan lawan dalam artian negatif. Konflik dalam politik identitas terjadi karena stigma-stigma negatif terhadap kelompok identitas lain dan masyarakat dipengaruhi oleh formula kawan-lawan yang begitu negatif. Identitas yang berada dalam masyarakat digunakan sebagai senjata untuk melawan musuh pada arena politik Indonesia.

Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat mesti menanamkan sikap penghargaan yang tinggi terhadap identitas kita sendiri dan identitas kelompok lain. Penghargaan terhadap identitas kita sendiri dapat memberikan rasa cinta yang intens akan identitas yang kita hidupi. Menghargai identitas kelompok lain menciptakan kesadaran yang bermakna akan perdamaian. Kita mesti bangga karena kita hidup dalam warna-warni identitas yang menjadikan kita sebagai bangsa yang Bhineka Tunggal Ika. Kita menjadi warna yang apabila disatukan akan menjadi warni yang begitu indah.

Adapun kita mesti lebih kritis dalam menanggapi cara politik politisi agar kita tidak dengan mudah dipolitisasi dan dimanipulasi untuk terjatuh dalam pembedaan kawan dan lawan yang negatif. Kekritisan kita terhadap permainan politik politisi dapat memberikan pembedaan antara kawan dan lawan dalam ranah positif yang mendalam. Dengan demikian politik adalah distingsi antara kawan dan lawan menjadikan kita sebagai kawan yang lawan dan lawan yang kawan.

 

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler