Seminggu lalu
langit berjanji kepada jangkrik, ilalang
dirinya akan turun menyapa
nusantara yang kehausan
sarat dahaga lelah rongga faringnya.
Hari ini
jangkrik dengan matang siapkan
cawan violet kesukaan hidangkan
mata air kepada anak-anaknya
kepada saudara-saudarinya
kepada rekan-rekannya
bahkan kepada hewan melata
yang tubuhnya sudah kering kerontang.
"Wahai Tuan Jangkrik,
manakah hujan yang pernah
kauceritakan saat mengajar
di atas padang ilalang itu?"
gerutu penghuni sabana
lelah menunggu hujan.
"Aku tidak tahu,
kemarin burung pelikan bilang
di bumi bagian barat sana hujan
sudah turun. Maka pikirku habis
ke barat ia pasti ke timur 'kan?
Lantas aku wartakan kalian
hujan turun hari ini." begitu postulatnya.
Sedangkan mega di atas sana
tersenyum, semesta belum izinkan
dirinya turun di bumi bagian timur
masih ada debit air yang tersisa
air dari secercah harapan
keinginan yang disebut air mata.
Sudah itu saja.
(2022)
Ikuti tulisan menarik Gilang Ramadhan lainnya di sini.