Kalanaya; Monolog Cinta (2)
Minggu, 16 Juli 2023 19:30 WIBKalanaya; Monolog Cinta, sebuah kumpulan puisi tentang petunjuk jalan pulang menuju Allah, dari lisan perempuan yang meratapi cintanya.
Jalan Zikir
2/
Saya, Kalanaya
perempuan suku asli di pulau Sumatra bagian selatan
tubuhku sangat bagus, kulitku bersih
setidaknya begitulah kekasihku bilang
saya tak percaya
tetapi ia selalu mengatakannya
berkali-kali
dan hampir tak berkesudahan
sering saya malah merasa bosan
meski akhirnya menerima sebagai kebenaran.
Kekasihku bilang
ia lebih suka kecerdasanku
ketimbang kecantikanku
itu yang membuatnya jatuh cinta
sampai kepentut-pentut
tahan puasa tujuh hari
hanya berbuka nasi putih segenggaman
katanya untuk membuat hatiku menjadi luluh.
Selama berpuasa
selalu ia membaca surah Yusuf
tiga kali setelah salat Magrib, Subuh, dan Zuhur
membaca Asma Allah
ya Latif ya Latif ya Latif
ya Fatah, ya Fatah, ya Fatah.
Saya menuduhnya sedang amalkan ilmu mahabbah
ia menggeleng
lalu pergi begitu saja
menghilang di tikungan bulan pendar
berbelok kanan di depan rumah Kiai Mundzir
pengasuh Pesantren tempatku nyantri.
Kekasihku tak pernah bicara soal tubuhku
jujur saja ya, saya bisikkan kepadamu
tubuhku padat berisi
saya merawatnya sebaik mungkin
rutin minum ramuan pembuat glowing dari Mbok Yem
bakul jamu gendong
seminggu sekali
ia datang ke asrama putri
wajahku menjadi bersinar
pipiku menu-menul
kemambung.
Kata nenekku
tubuh memang harus diurus
agar tak menjadi lemah
tak berdaya
kumuh seperti gombalan
tergeletak
terlempar dari jemuran
kusut.
Kalau tubuh sudah tak sehat
sakit-sakitan
akan memengaruhi jiwa
hati menjadi rapuh
banyak penyakit masuk
menakhodai jalan hidup.
Saya Kalanaya
perempuan berhati welas
ingat benar saat mengaji
kiai bercerita entah apa dalilnya
tubuh akan sehat dengan cukup gizi dan protein
jiwa bisa menjadi kuat saat diajak zikir.
Allah, Allah, Allah
meluncur lafaz
dari bibirku yang selalu memanggul senyum tiada henti
karena katanya senyum ibadah
saya terus berzikir
suara mengayun naik dan turun
mengikuti derai angin
dalam dekapan malam yang terus melarut
pekat tak ada yang terlihat
hanya samar bayang kekasihku berkelebat.***
Pekerja sosial, jurnalis, fasilitator pendidikan kritis
0 Pengikut
Vinri Panggoa, Bergerak untuk Pemenuhan Air Bersih di Jayapura
Rabu, 9 Agustus 2023 19:49 WIBCempluk Goes to School, Pendampingan Pasien Autoimun Lupus
Selasa, 8 Agustus 2023 17:02 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler