Karya: Silivester Kiik
Di pagi hari setiap kali membuka mata
mengalir cerita-cerita lama yang tak disembuhkan
seperti musim kemarau—menggugurkan daun-daun
menyesal tak dihiraukan angin muson timur.
Waktu begitu cepat berlari—tanpa pikir panjang kepada setiap napas
merobek tunas-tunas saat matahari terbit
tetapi di luar jendela—awan sibuk menutupi udara
mungkin matahari malas pagi ini.
Saat setitik sinar matahari mulai memeluk jendela yang terbuka
suara seekor pipit kecil mencapai telingaku
tetapi menyusuri taman kecil—di mana ia sedang meminta keheningan
untuk mencari air mata kepada induknya.
Sepertinya gumpalan kesedihan ada dalam pikiranku
berserah—mendedikasikan api di pembakar dupa
kepada suara tangisnya yang semakin menggapai Tuhan
apakah harus berakhir?—apakah harus secepat hari ini?
kepada:
batu!
tanah!
air!
dengarlah!
Atambua, 03 April 2023
#SekumpulanSajak
#Buku_Puisi_Sebab_Sunyi_Tak_Lagi_Melahirkan_AirMata
#SilivesterKiik
Ikuti tulisan menarik Silivester Kiik lainnya di sini.