x

Iklan

dudi safari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Februari 2023

Kamis, 12 Oktober 2023 15:40 WIB

Pengetahuan Allah Meliputi Awal dan Akhir

Pengetahuan Allah tentang semesta alam sudah barang tentu menjadi keyakinan yang mutlak, tapi saat berbicara tentang siapakah manusia pertama yang terlahir di bumi, tentunya masih misteri.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Manusia memiliki keterbatasan dalam mengetahui kejadian-kejadian di masa lalu, kejadian-kejadian masa lalu bisa dideteksi melalui informasi-informasi yang merupakan tanda-tanda yang bersifat alami atau informasi-informasi dari cerita ke cerita.

Pengetahuan yang autentik adalah pengetahuan yang didasarkan fakta dan data, seperti halnya pengetahuan tentang kejadian manusia pertama di bumi, dapatkah manusia mendeteksinya. Ternyata datangnya ilmu pengetahuan mampu menyingkap tabir dari misteri-misteri tentang manusia zaman dahulu.

Beberapa penemuan fosil purba adalah tanda lain bahwa manusia mampu mendeteksi kehidupan di awal-awal bumi lahir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fakta itu semua dikumpulkan dalam satu disiplin ilmu arkeologi yang menghimpun tentang pengetahuan meliputi dunia purba tak terkecuali manusia purba, selain hewan dan tumbuhan sebagai penghuni awal bumi ini.

Dari kumpulan informasi yang komprehensif tentang siapa sebenarnya penghuni bumi yang pertama ini, manusia bisa mengambil kesimpulan dengan bekal akal.

Ya, dengan akal itu manusia menggunakan kecerdasannya untuk membuka hal-hal yang masih meragukan atau hal-hal yang masih belum jelas dengan keterbukaan yang sangat jelas sekali yang mampu dipahami oleh orang-orang secara umum.

Pengetahuan itu tidak sendirinya hadir di benak manusia, tetapi ia lahir dari ilham yang diperoleh atas kehendak sang pencipta sang Maha Tahu. Oleh karenanya tidak akan lahir begitu saja kemampuan seseorang tanpa adanya bisikan-bisikan dari Yang Maha Tahu.

Bisikan itu berupa ilham atau berupa tanda-tanda yang semuanya itu didapatkan seseorang dari memeras akalnya, hasil proses berpikir yang sangat dalam dan kemudian memeriksa objek-objek yang didapatkan sehingga terdapat kesimpulan, dalam hal ini pengetahuan tentang manusia lampau.

Kemudian beberapa teori lahir, dari teori itulah sumber pertama pengetahuan bagi generasi-generasi selanjutnya.

Tentu saja manusia memiliki keterbatasan dalam pengetahuan, namun manusia dipersilahkan menggunakan kebebasan berpikir. apa yang dia yakini, apa yang dia dapatkan untuk menjadi sebuah pemikiran baru, tetapi ada ambang batas toleransi di mana seorang manusia tidak boleh melampaui batas-batas ketuhanan saat menggunakan akalnya. Artinya sesuatu yang tidak realistis di luar jangkauan akal dan nalar, manusia tidak boleh masuk ke ranah tersebut. Karena pemahaman yang dia miliki belum tentu dipahami oleh orang-orang secara umum.

Adapun batasan-batasan akal dalam menerjemahkan suatu pengetahuan, saat pengetahuan itu tidak melampaui batas-batas ketuhanan seseorang dipersilahkan memiliki teori apa pun. Namun tetap harus berlandaskan atas dasar pengetahuan karena bagaimanapun manusia sendiri adalah makhluk yang memiliki keterbatasan dalam berpikir.

Jika keterbatasan itu dipaksakan yang terjadi bukannya sebuah kesimpulan atau teori yang matang, akan tetapi malah menimbulkan keragu-raguan di dalam teori yang dia kemukakan tersebut.

Seseorang harus bisa mencatat teori-teori tersebut dan menempatkannya sebagai teori yang berdasarkan fakta dan data yang diteliti. Maka sangat beda tipis antara pengetahuan yang tidak berdasar data dan fakta dengan pengetahuan yang sembarangan artinya pengetahuan yang sok tahu atau pengetahuan yang mengada-ngada.

Pengetahuan ini cenderung menyesatkan banyak orang karena tidak memiliki landasan yang kuat dalam berargumen, saat digugat dengan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik tentang pengetahuan tersebut.

Adapun kita sebagai manusia, memiliki banyak keterbatasan dalam pengetahuan. Tidak harus mengklaim serta-merta informasi yang kita sampaikan adalah informasi yang final, atau menutup segala kemungkinan dan mengalahkan informasi-informasi autentik yang bersumber dari berita-berita langit yaitu yang datang dari kitab suci.

Sikap kita terhadap informasi dari Tuhan merupakan informasi awal yang divalidasi oleh penemuan-penemuan fakta, sehingga firman Tuhan tidak bertentangan dengan fakta yang ditemukan oleh manusia sebagai dasar informasi dari sebuah pengetahuan.

Saat Tuhan berbicara tentang penciptaan manusia dan alam semesta, para ilmuwan mengonfirmasi hal tersebut sebagai informasi awal. Kemudian hari ditemukan fakta yang memiliki korelasi antara fakta di lapangan seperti penemuan fosil, peninggalan kepurbakalaan itu berkesesuaian dengan informasi awal yang bersumber dari firman Tuhan.

Demikian seharusnya sikap kita sebagai manusia yang memiliki banyak keterbatasan. Sebagai umat beragama pokok-pokok firman Tuhan itu harus menjadi panduan dan sikap dalam menentukan suatu teori atau keputusan.

Batasan seseorang dalam berteori tidak boleh berseberangan dengan nilai-nilai Ilahiyah yang merupakan wilayah dasar untuk berpijak. Di ranah cabang manusia boleh mengembangkan apa yang dia temukan. Ranah akar adalah sumber daripada informasi itu tetap harus berpijak pada informasi yang autentik berupa kalam-kalam Ilahiyah.

Pengetahuan manusia tentang siapa manusia pertama yang hidup di muka bumi ini tentu saja memiliki pijakan-pijakan dari teori sebelumnya, tidak serta merta seseorang mampu mendapatkan satu keputusan atau pendapat dalam hal ini manusia pertama di muka bumi ini kecuali dia sebelumnya mengikuti teori-teori dari para pendahulunya. Teori-teori ini kemudian dikembangkan dan menemukan fakta yang berkesesuaian akhirnya timbul kesimpulan baru.

Manusia hanya dapat berkesimpulan dan memutuskan atau berteori ketika dia mendapatkan clue dari penemuan sebelumnya, jadi manusia sekarang hanya meneruskan pengetahuan dari manusia-manusia sebelumnya dan landasan yang paling diyakini kebenarannya adalah landasan yang berdasarkan dari kalam Ilahi atau firman Tuhan. Allah sebagai sang pencipta pasti tahu betul apa yang terjadi di masa lalu dan apa yang terjadi di kemudian hari bahkan di akhir dunia ini.

 

Ikuti tulisan menarik dudi safari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler