x

Danarto 2

Iklan

Aisyah Kimberly Maroe

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 April 2022

Senin, 6 November 2023 19:11 WIB

Alih Wahana Pekan Kebudayaan Nasional 2023

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Kemendikbudristek dalam acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023 dan dramatisasi cerpen dan Pojok Baca Danarto yang menjadi salah satu pementasan dalam acara Pekan Kebudayaan nasional 2023.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Karya sastra tidak hanya dapat diterjemahkan tetapi juga dapat dialihwahanakan. Alih wahana adalah peralihan dari satu bentuk seni ke bentuk seni lainnya. Dalam hal ini pengalihwahanaan sangat penting untuk meningkatkan kualitas karya sastra agar dapat dijadikan sebagai sarana ekspresi dan pencarian jati diri untuk membangun budaya baru. Alih wahana merupakan kegiatan yang sah dan bermanfaat untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat sastra. Pengalihan suatu karya sastra ke dalam bentuk atau media lain telah dilakukan sejak lama, seperti mengadaptasi puisi menjadi lagu dan lukisan, drama menjadi cerita pendek dan tari. Proses alih wahana adalah bahwa setiap hasil alih wahana merupakan karya baru karena adanya pengalihan dari satu karya menjadi karya yang lain. Dalam rangka acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dengan tema Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan, Kebudayaan Milik Semua. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia banyak menampilkan pembacaan puisi, pantun, monolog, musikalisasi puisi, dramatisasi cerpen, sampai tari kreasi yang tentunya unik dan juga memukau.

Salah satu penampilan yang dipentaskan di acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023 adalah dramatisasi cerpen. Drama adalah genre karya sastra berupa karangan yang menggambarkan atau mengilustrasikan realita kehidupan, watak, dan tingkah laku manusia dimana kisah di dalamnya disampaikan melalui peran dan dialog. Sedangkan dramatisasi adalah melebih-lebihkan keseriusan atau kepentingan dari sebuah insiden atau situasi. Cerpen adalah sebuah bentuk prosa yang mengkisahkan sebagian kecil kehidupan tokoh-tokohnya hanya yang terpenting dan paling menarik. Dengan demikian, dramatisasi cerpen adalah karya sastra berupa karangan yang diilustrasikan dengan cara dilebih-lebihkan berdasarkan cerita pendek.

Drama yang ditampilkan merupakan alih wahana dari karya sastra cerita pendek Umi Kalsum: Kisah-kisah Pesantren. Cerpen ini menceritakan tentang sebuah desa yang sedang mengadakan kegiatan Maulid di masjid-masjid untuk selamatan dan pembacaan Tarikh. Namun ditengah sunyinya malam, terdengar tangisan seorang Perempuan bernama Umi yang sedang ketakutan akan dosa yang dimilikinya karena kesombongan sang Bapak yang selalu merendahkan orang lain. Hingga munculnya kasus bunuh diri yang menggemparkan warga desa yang akhirnya menampakkan kebenaran atas kematian Umi Kalsum yang sempat menimbulkan pertanyaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cerpen ini di dramatisasi kan oleh para mahasiswa kelas 5B Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Drama yang dipentaskan oleh kelas 5B ini disutradarai oleh salah satu mahasiswa di kelas tersebut. Drama Umi Kalsum ini berdurasi kurang lebih 16-18 menit. Panggung yang disediakan oleh para panitia Pekan Kebudayaan Nasional 2023 memang tidak begitu besar juga tidak seperti panggung untuk mementaskan sebuah drama. Meski demikian, mahasiswa kelas 5B membuat penonton terpukan dengan pementasannya. Suasana penonton mendadak sunyi karena mereka ingin fokus menyimak cerita yang Tengah dipentaskan. Setelah pementasan banyak juga penonton yang mengapresiasi penampilan drama tersebut saat mendengar latihan yang dilakukan oleh para mahasiswa kelas 5B ini tidak lebih dari satu minggu. Hal ini merupakan sesuatu yang patut diapresiasi karena tidak semua orang bisa menampilkan suatu drama dengan durasi latihan yang bisa dibilang singkat.

Selain cerita pendek yang dialihwahanakan ke dalam bentuk drama, ada juga karya-karya sastra yang dialihwahanakan menjadi ruang-ruang publik pojok baca. Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia bekerja sama dengan Komunitas Danarto untuk merawat warisan beliau. Danarto adalah sastrawan dan pelukis terkemuka di Indonesia. Danarto dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1941 di Sragen, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Jakio Harjodinomo, seorang mandor pabrik gula. Ibunya bernama Siti Aminah, seorang pedagang batik di pasar. Pada tahun 1976 ia mengikuti lokakarya Internasional Writing Program di Iowa City, Amerika Serikat, bersama pengarang dari 22 negara. Ia memang berbakat dalam bidang seni. Beliau juga membuat karya seni rupa, seperi relief, mozaik, patung, dan mural (lukisan dinding). Namun, Danarto lebih gemar berkecimpung dalam dunia drama. Hal itu terbukti sejak tahun 1959-1964 ia masuk menjadi anggota Sanggar Bambu Yogyakarta, sebuah perhimpunan pelukis yang biasa mengadakan pameran seni lukis keliling, teater, pergelaran musik, dan tari.

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia melaksanakan Workshop Inventarisasi Digital Koleksi Komunitas, serta membuka Taman Bacaan Danarto di bagian Lobi Timur gedung Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Kampus 1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam area Pojok Taman Bacaan Danarto terdapat beberapa karya Pak Dan, seperti esai-esai ataupun buku-buku beliau. Tetapi tidak hanya bacaan saja yang terdapat di sana, namun ada juga lukisan-lukisan karya Danarto pun juga turut ditampilkan di area Taman Bacaan Danarto.

Karya-karya yang terdapat di sana yaitu, Sandiwara atas Sandiwara; Menuju Teater Tanpa Penonton, “Para Penonton, Seranglah Pertunjukkan!”; Obrok Owok Owok Ebrek Ewek Ewek; Bel Geduwel Beh; Penonton Teater dari Narasi-Narasi Platonis; Teater Sardono; Mereka Toh Tidak Mungkin Menjaring Malaikat; Matahari Menari Rembulan Bergoyang; Bulan Melahap Madu; Pelajaran Pertama Seorang Wartawan; 7 Sapi Kurus Memakan 7 Sapi Gemuk; Allah Berkenan Mengejawantah Lusa; Hamzah Naik Haji; Akunya Danarto Menyatu dengan Tuhan; Habis Tak Sudah; Ironi, Tiga Ninja, dan Sembilan Bidadari; Menulis, Melukis, dan Berteater; Melihat Tuhan pada Bayi, Tukang Kebun, Binatang...; Matahari Mabuk; Tangga Cinta; Dia Atas Bumi di Atas Langit; Surga dan Neraka; Megatruh; Pundak yang Begini Sempit; Jantung Hati; Tongkat; Dinding Anak; Godlob; Adam Ma’rifat; Proses Eksperimentasi yang Larut dalam Abstraksi; Lahirnya Sebuah Kota Suci; Menyingkap Rahasia Orang Jawa; Kursi Goyang; dan masih banyak lagi.

Karya-karya yang diciptakan oleh Danarto ini bertransformasi menjadi ruang-ruang publik Pojok Baca Danarto. Karena terletak di Lobi Timur gedung Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, banyak mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang mengunjungi Taman Bacaan Danarto ini. Tidak hanya mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan saja yang mengunjungi Taman Baca ini, namun banyak juga mahasiswa diluar fakultas yang datang entah sekedar melihat-lihat, memotret karya-karya yang dipajang, maupun membacanya.

Saya pun ikut membaca beberapa karya dari Pak Danarto. Awalnya saya tidak tahu menahu tentang siapa beliau. Namun, karena diadakannya acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023 ini, saya menjadi penasaran siapa beliau dan seperti apa karya beliau. Saat saya berada di Taman Bacaan Danarto, saya menemukan buku berjudul Adam Ma’rifat. Dalam buku tersebut terdapat cerita pendek yang menarik perhatian saya yaitu cerita pendek yang berjudul Mereka Toh Tidak Mungkin Menjaring Malaikat. Judul ini menarik perhatian saya karena kata-kata yang digunakan oleh Pak Danarto cukup absurd. Tetapi, setelah saya membaca keseluruhan cerita pendek tersebut, saya bisa menemukan maksud dari Pak Danarto. Beliau menggunakan tokoh Malaikat Jibril yang merepresentasikan Tuhan. Secara tidak langsung, cerita ini mengajarkan manusia agar selalu berikhtiar dan menerima takdir yang sudah ditetapkan oleh Tuhan.

 

Ikuti tulisan menarik Aisyah Kimberly Maroe lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu