x

Ilustrasi warung makan. Foto: Tempo/ magang/ Muhammad Fahrur Rozi

Iklan

Malik Ibnu Zaman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Oktober 2022

Senin, 20 November 2023 06:28 WIB

Warung Babeh, Ramah di Kantong Cita Rasa Tidak Bohong

Saya tidak tahu apa nama warung tersebut, tetapi orang-orang menyebutnya dengan nama Warung Babeh. Warung ini ini dikelola oleh suami istri, dari logatnya sih sepertinya orang Betawi. Pembeli memanggil si suami babeh, lalu memanggil si istri mpok.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saya tidak tahu apa nama warung tersebut, sebuah warung sederhana yang terletak di samping Masjid Nurul Huda, Kampung Utan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, tetapi orang-orang menyebutnya dengan nama Warung Babeh. Warung ini ini dikelola oleh suami istri, dari logatnya sih sepertinya orang Betawi. Pembeli memanggil si suami babeh, lalu memanggil si istri mpok.

Awal saya merantau di 2019, Warung Babeh hanya menjual es saja, mulai dari pop es, jas-jus, dan jus buah. Lalu pada tahun 2022 merambah ke makanan, mulai dari ayam katsu, tongkol, ayam goreng, bakwan, sayur sop, pokoknya lauk rumahan deh. Mulanya saya mengira rasa dan harganya mirip warteg (warung Tegal). Nah, ternyata dugaan saya salah, harganya lebih murah tetapi rasanya tidak murahan.

Suap demi suap yang dimasukkan ke mulut, mengingatkan masakan ibu, maka suasana yang tercipta seperti makan di rumah. Mungkin itu sebabnya Warung Babeh selalu ramai oleh mahasiswa utamanya, di samping juga harganya sangat terjangkau sekali. Ayam katsu dengan nasi harganya sepuluh ribu saja, tongkol dengan nasi harganya enam ribu, lalu nasi dengan terong lima ribu saja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seandainya saking tidak punya uangnya, hanya punya uang Rp4 ribu, kita masih bisa makan, yaitu dengan lauk orek tempe. Untuk minumnya sendiri juga murah, air es putih gratis, es jas-jus dan sejenisnya harganya dua ribu, pop es dan sejenisnya harganya tiga ribu, lalu jus buah harganya empat ribu.

Cita rasa pada lauk babeh terasa pas di lidah, perpaduan bumbu tertakar dengan baik, sehingga tidak kemanisan dan juga tidak keasinan. Cita rasa sambal dari Warung Babeh juga menambah kenikmatan, tidak jarang banyak yang hanya membeli sambalnya saja.

Sambal di Warung Babeh berbeda dengan di warung Tegal. Sambal di Warung Babeh itu dominan cabai merah dan bawang, serta tidak menggunakan terasi. Lain halnya dengan di Warung Tegal, rasa terasi terasa dominan. Maka hasilnya sambal Warung Tegal berwarna cokelat, sementara Warung Babeh berwarna merah. Meskipun sambal Warung Babeh warnanya warnanya merah, tenang saja, pedasnya tidak menyiksa kok, biasa saja pedasnya.

Kekurangan Warung Babeh cuma satu, yaitu hanya memiliki satu meja makan dengan kapasitas empat orang. Maka dari itu pembeli di Warung Babeh lebih banyak yang memilih untuk membukus makanannya.

Jam enam pagi Warung Babeh sudah buka, ya meskipun hanya tersedia beberapa lauk saja. Menjelang jam sepuluh pagi, lauk semakin komplit, lalu setelah Dzuhur jenis lauk makin sedikit. Untuk tutupnya sendiri Warung Babeh tidak menentu, seringnya jam tujuh malam sudah tutup.

Saya sering makan di Warung Babeh jam sepuluh pagi, sekalian berangkat ke tempat mampir dulu. Seperti yang saya jelaskan di atas, di jam segitu sepi, tetapi lauk baru pada matang. Babeh dan Mpok sudah paham betul apa yang saya pesan, lauk tongkol, sayur asam, dan bakwan, lalu untuk minumnya air es putih. Dengan demikian saya cukup merogoh uang hanya delapan ribu saja.

Gara-gara saya sering makan di Warung Babeh, tetangga kosan saya juga jadi ikutan. Awal mula mereka jadi ikut-ikutan ketika bulan Ramadhan, di mana ketika sahur mereka kebingungan dalam memilih lauk. Ditambah lagi Warung Tegal di sekitar kosan sering basi lauknya, alhasil nafsu makan mereka jadi turun.

Akhirnya ketika sahur, para tetangga kosan nitip ke saya. Untungnya mereka tidak hanya sekedar nitip, tetapi saya ditraktir. Dengan begitu saya bisa menghemat waktu saya, maaf maksud saya uang saya. Berhubung letak Warung Babeh lumayan jauh dari kosan, maka salah satu tetangga meminjamkan motornya.

Saya bisa menjamin bahwa Warung Babeh berbeda dengan warung-warung makan murah lainnya yang hanya sekedar murah, tanpa memperhatikan cita rasa. Seperti yang kita tahu kebanyakkan warung makan dengan harga ramah di kantong itu ada dua hal yang melekat. Pertama, cita rasanya biasa saja. Kedua, porsinya banyak.

Warung Babeh  terletak di dekat Masjid Nurul Huda Kampung Utan, samping UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ikuti tulisan menarik Malik Ibnu Zaman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu