Google Memiskinkan Pers
Transparansi Tempo dalam menunjukkan realitas unique views melalui pilihan menu "Performa Tulisan" patut diacungi jempol. Karena kini terlihat sudah itikad jahat Google yang berupaya melakukan pemiskinan terhadap Dunia Pers Indonesia.
Screenshot saya pada susunan gambar diatas menjadi saksi. Dan saya sendiri selama menulis di Indonesiana.id terhitung dari 4 September 2023 sama sekali tidak mendapatkan penghasilan melalui artikel-artikel tersebut. Semua saya gratiskan demi kemajuan peradaban bangsa.
Padahal akumulasi jumlah views artikel tersebut bisa menjadi sumber penghasilan saya. Namun ini sama seperti kejadian saat saya menulis di Kompasiana, dimana views yang terlihat oleh pembaca artikel Platform Beyond Blogging tersebut tidaklah relevan dengan unique views yang ada di Google Analytic. Dan selama saya menulis di Kompasiana, pihak Google tidak membagi hasil keuntungannya kepada saya melalui Kompasiana seperti yang tertulis di artikel pamungkas saya di Kompasiana.
Tentu ini adalah kejahatan serius pihak Google yang perlu diketahui dunia, bahwa mereka telah melakukan manipulasi view untuk mengeruk penghasilan melalui artikel-artikel yang disematkan di mesin pencarian mereka. Negeri ini wajib bertindak secara hukum, dan masyarakat negeri wajib membuka mata, melakukan proses keadilan hukum untuk mengadili kejahatan Google yang sudah bermaksud jahat dalam penyebaran informasi yang berkeadilan.
Lain daripada itu, algoritma yang disajikan oleh Google pun tidak sesuai dengan visi konstitusi dasar negeri kita yakni mencerdaskan kehidupan berbangsa. Algoritma mereka benar-benar berkebalikan dengan visi negeri kita. Mereka menyembunyikan artikel sarat mutu dan berkualitas yang dapat memberikan pencerahan, edukasi dan penguatan pada masyarakat.
Sudah saatnya masyarakat dan pemerintah Indonesia dan dunia segera menindak kejahatan serius Google. Google besar dan hebat karena kepercayaan masyarakat Indonesia dan dunia. Namun mereka mengkhianati kita dengan upaya keji, yakni membuat masyarakat kehilangan informasi berharga. Mereka --Google serta kroni kroninya-- tamak, rakus dan serakah, an orang-orang Google serta kroni kroninya.
Saya rasa ini momentum tepat bagi kita untuk menekan Google sampai titik darah penghabisan. Karena mereka juga sudah menjajah kita (pers) secara habis-habisan dengan menandatangani Perpres Publisher Right yang sangat menguntungkan media pers lokal hingga nasional. Penghakiman pantas diberikan pada Google dan kroni-kroninya, agar mereka jera segera menyadari untuk sama-sama berjuang mensejahterakan para pegiat pers tingkat lokal hingga nasional. Negeri ini harus berdaulat atas informasi pers berharga dan berkualitas di atas kakinya sendiri.
Alangkah eloknya kita menaruh kepercayaan kuat mencintai karya anak bangsa dengan membuat mesin pencari sendiri. Karena dengan kepercayaan dan cinta tersebutlah, karya anak bangsa menjadi besar dan hebat, dan tentu pencapaian ini menjadi local pride tersendiri.
Cimahi, 20 November 2023.
Aa Rian untuk Dunia Pers Indonesia dan Kemajuan Bangsa dan Negeri Indonesia.
Ikuti tulisan menarik Indrian Safka Fauzi (Aa Rian) lainnya di sini.