Sebelum aku tertidur, aku sibuk berselancar di dunia maya. Seharian ini aku merasa sangat lelah. Aku sudah banyak makan dan membeli minuman kesukaanku. Tapi aku masih merasa tidak bergairah seperti biasanya.
Lihat!
Seseorang tengah merasakan kesepian. Adakah yang bisa menghibur dirinya? Dari kemarin dirinya terlihat lunglai. Dia sendirian kini. Merasa gundah dan terus mengecek ponselnya, apakah wanitanya mengirimkan sebuah pesan?
Ya, aku menunggu wanita itu mengirimkan sebuah pesan. Aku terus berharap. Aduh, aku terus berkhayal. Membayangkan namanya muncul di antara semua notifikasi ini.
Kalian mengenali wanita itu. Aku pernah menceritakannya pada kalian. Siapa lagi kalau bukan Summer.
Beruang bulat, begitu dia menyebut dirinya. Seorang wanita yang menginginkan potongan rambut baru tapi takut merasa tidak cocok karna dia chubby, katanya.
Aku tertawa saat membaca balasan pesannya begitu. Dia pasti terlihat cantik, aku membayangkan wajahnya. Dia lebih cocok potongan seperti ini, aku mengambil tangkapan layarku dan membagikan padanya. Ini potongan yang cocok untuknya.
Lalu bagaimana responnya? Dia tertawa. Karna rambutnya lebih pendek dari itu katanya. Tapi aku yakin dia tetap terlihat cantik bagaimana pun adanya dirinya.
Jadi, aku merindukannya. Semua yang pernah kami bicarakan, aku rindu. Terus kapan bisa seperti dulu lagi? Aku menunggu terus. Tapi dia tak kunjung datang. Apa harus aku yang mendatangi dirinya? Aku bertanya pada diriku sendiri.
Ingin sekali aku menyapanya tapi aku sangat gengsi.
Rindu itu memang tidak baik jika ditahan terus. Ah, ya sudahlah!
Sampai akhirnya aku menemukan sebuah reels. Aduh, sangat menyentuhku! Aku jadi semakin rindu pada Summer. Jadi bagaimana kalau aku kirim saja reels ini padanya?
Adakah keberanianku?
Aku memandang terus gambar dirinya yang sengaja aku simpan di galeri ponselku. Ini wanita yang aku kenal dari aplikasi kencan dan berpindah ke media sosial. Akhirnya menjadi sangat akrab.
Lagian aku belum pernah memiliki kedekatan dengan wanita seperti Summer. Masa aku sia-siakan? Ya, jelas tidaklah..
Ya sudah, aku kirim saja. Aku mengetik namanya di kolom komentar pada postingan itu. Hatiku berdebar, apakah dia merindukanku juga tapi merasa gengsi mengatakannya?
Ikuti tulisan menarik Acha Hallatu lainnya di sini.
