Kuno yang Kini

Sabtu, 25 November 2023 13:58 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Puisi ini bercerita menentang cara berpikir kuno/konservatif yang masih dipertahankan hingga kini. Pemikiran-pemikiran itu mengekang orang-orang masa kini untuk bertindak dan sudah seharusnya tidak dipaksakan. Orang-orang tengah berada di bawah kuasa stigma konservatisme. Puisi ini juga menggambarkan sebuah perasaan yang terbelenggu oleh perasaan-perasaan masa lalu. Luka masa lalu seharusnya tidak ditunjukkan untuk menakut-nakuti generasi saat ini.

Mengingat abad dua puluh satu lebih seperempat

enggan pergi dan masih di sini

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak ada yang sempat

dan kolotmu selalu menggangguku

 

Menimbang abad dua puluh satu lebih seperempat

masih di sini dan tak berempati

Tak ada lagi lauk dan tempat

sungguh tak ada lagi yang tersedia untukmu

 

Memutuskan abad dua puluh satu lebih seperempat

tak akan kujumpai kembali

Bulat tanpa ralat

dan tak ada sampai jumpa untukmu

Bagikan Artikel Ini
img-content
Janu

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Kuno yang Kini

Sabtu, 25 November 2023 13:58 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua