x

Peluang Usaha Generasi Gen-Z

Iklan

Listra Annisa M

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 17 Desember 2023

Senin, 18 Desember 2023 17:33 WIB

Apakah Gen Z Hanya Bisa Berkomunikasi Secara Daring?

Gen Z dibesarkan dalam pengasuhan yang terlalu protektif di tengah kondisi dunia yang serba tidak menentu.  Ini yang menyebabkan di masa dewasa  gen Z menjadi kurang toleran terhadap ambiguitas lingkungan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Generasi Z atau yang biasa kita sebut sebagai Gen Z adalah generasi setelah milenial yang lahir pada tahun 1997 sampai 2012. Gen Z merupakan generasi pertama yang terkena dampak besar dari revolusi digital dengan masa peralihan teknologi yang berkembang cukup pesat.

Gen Z dilahirkan dan dibesarkan dalam pengasuhan yang terlalu protektif di tengah kondisi dunia yang serba tidak menentu.  Ini yang kemudian menyebabkan di masa dewasa,  gen Z menjadi kurang toleran terhadap ambiguitas lingkungan karena masa kanak-kanak yang terlalu terlindungi (Media Literasi bagi Digital Natives: Perspektif Generasi Z di Jakarta (2018))

Mereka memiliki karakteristik utama yang berdampingan kuat dengan keahlian teknologi, inklusif, kreatif, dan kritis. Gen Z disebut mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu atau yang biasa kita kenal sebagai multitasking dalam dunia teknologi, contohnya mereka bisa menggunakan gadget dan laptop dalam waktu yang bersamaan, atau mengunggah foto di Instagram dan video di Youtube. Karena generasi ini lahir dan tumbuh di masa perubahan teknologi, Gen Z disebut sudah mulai mengenal teknologi dan akrab dengan gawai yang canggih sedari kecil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai generasi pertama dunia digital, Gen Z menilai bahwa smartphone dan media sosial adalah kehidupan nyata bukan hanya sekedar platform atau perangkat belaka. Mereka  menganggap dunia daring sebagai sarana utama dari kehidupan mereka, hal ini dikarenakan mereka bisa mendapatkan segala hal dari sana, mulai dari mencari informasi, bertukar pendapat, mendapatkan pengetahuan baru, bahkan bisa berkomunikasi langsung juga dengan orang lain.

Dengan adanya teknologi kita dapat berkomunikasi dengan orang lain melalui aplikasi yang sudah tersedia, contohnya WhatsApp, LINE, dan Telegram, aplikasi ini digunakan para Gen Z untuk bertukar pesan secara pribadi dan juga kelompok atau group. Adapula sosial media seperti Instagram, X, TikTok, dan lainnya yang paling sering digunakan Gen Z untuk saling memberi informasi dan juga berkomunikasi dengan orang lain. Dunia daring menjadi tempat utama yang dapat memudahkan mereka untuk saling berkomunikasi dengan orang sekitarnya. 

Berdasarkan data Kementerian Kominfo dalam laporan survei Status Literasi Digital di Indonesia 2022, tercatat bahwa Gen Z menepati posisi teratas dalam penggunaan durasi internet tertinggi yaitu sebesar 35% yang disusul oleh Gen Y sebesar 26%. Ini membuktikan bahwa mayoritas Gen Z berkomunikasi dengan orang lain secara daring dibandingkan secara luring, hal ini juga dipengaruhi dengan karakteristik yang mereka punya yaitu efisien, jadi mereka lebih menyukai komunikasi daring yang mudah di akses. Jadi, apakah Gen Z hanya bisa berkomunikasi secara daring? Jawabannya adalah mayoritas Gen Z cenderung  menyukai berkomunikasi secara daring daripada luring, tapi bukan berarti Gen Z hanya bisa berkomunikasi secara daring.

Ada preferensi komunikasi luring yang Gen Z inginkan, hal ini diperlukan untuk mereka agar dapat berkomunikasi secara nyaman dan membangun chemistry kepada lawan bicaranya. Apa saja hal yang diperlukan agar bisa membangun kerja sama dan kenyamanan saat berbicara langsung pada Gen Z? Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk  berkomunikasi serta bekerja sama dengan nyaman dengan Gen Z secara luring.

 

  • Menggunakan Bahasa Kasual

Menggunakan bahasa kasual atau bahasa yang lebih santai dapat dipakai saat berbicara dengan mereka, hal ini karena Gen  mempunyai segudang kata-kata baru dan “gaul” yang berada dalam kamusnya. Dengan menggunakan kata-kata yang santai dapat membuat Gen Z merasa lebih nyaman dan dekat saat berkomunikasi dengan Anda. Berkomunikasi dengan bahasa kaku dan formal akan membuat mereka merasa tidak nyaman dan cenderung menutup diri.

  •  Bukan Pemimpin tapi Leader

Terlihat sama namun berbeda, pemimpin dan leader adalah suatu hal yang berbeda. Seperti apa yang diucapkan Lolly Daskal yaitu “A boss knows how it's done; a leader shows how it's done”. Dalam dunia pekerjaan Gen Z menyukai hal yang berbau creative zone, yaitu bekerja secara kreatif namun tetap santai, mereka cenderung tidak suka dituntut untuk menjadi apa yang “pemimpin” mau. Gen Z membutuhkan dan menyukai seorang yang dapat membantunya menyelesaikan masalah serta dapat berdiskusi mengenai pemecahan masalah tersebut bukan hanya memerintah dan tau bahwa masalah tersebut akan selesai. 

  • Mengapresiasi dan Menghargai Pendapat

Mengapresiasi  adalah kunci utama untuk memenangkan hati para Gen Z. Dilansir dari  Psychology Today, manusia sejatinya memang membutuhkan validasi apresiasi sebagai “support system” dari teman, kekasih, hingga anggota keluarga. Mengapresiasi akan berdampak baik kepada orang lain, mereka akan merasa dihargai dan disayang. Gen Z punya segudang pendapat yang ingin dikemukakan, hargai lah pendapat yang mereka punya dan juga paresiasi setiap pendapat yang dilontarkan.

  • Menggunakan Cara Kreatif.

Kreativitas dan keunikan adalah hal utama yang dimiliki Gen Z, oleh karena itu bekerja dengan membahas hal unik dan menciptakan hal-hal baru adalah langkah yang bagus untuk berkomunikasi dengan mereka. Menanyakan pendapat serta mengapresiasi pendapat yang mereka punya juga penting untuk dilakukan, hal ini bisa menambah tingkat ketertarikan mereka kepada lawan bicara.

  • Menggunakan Komunikasi Andragogi 

Komunikasi andragogi adalah konsep “belajar” secara mandiri, yaitu seseorang bebas berekspresi dan menyalurkan kebisaannya dan dipercaya memiliki potensi tersebut serta di fasilitasi dengan baik. Gaya berkomunikasi seperti ini dapat membantu Gen Z mendapatkan “validasi” atas hal yang mereka bisa dan mereka akan lebih percaya diri dengan apa yang mereka punya serta merasa bisa lebih terbuka untuk berpendapat. 

Berkomunikasi menjadi hal yang penting dilakukan bagi kita sebagai makhluk sosial, berkomunikasi dengan orang lain juga bisa membantu kita dalam belajar banyak hal dan mendapat pengetahuan serta informasi yang baru. Sering berjalannya waktu ada banyak hal yang bisa kita lakukan dalam berkomunikasi dengan orang lain, ada banyak hal juga yang harus kita pelajari dalam berkomunikasi dengan orang lain. 

Berpegang pada pendapat Leo Tosloy yang berkata "Banyak yang tahu bahwa orang lain harus berubah. Tetapi sedikit yang tahu, bahwa diri merekalah yang seharusnya berubah." Kalimat ini bisa menjadi motivasi bagi kita bahwa kita juga harus tetap mengikuti perkembangan digital yang ada dan terus meng-upgrade diri untuk diri sendiri maupun orang lain.

 

 

 

REFERENSI

Berkomunikasi Efektif Dengan Generasi Z. (2022). Diaskes pada tanggal 2 Desember 2023 dari https://nextleader.id/2022/12/16/berkomunikasi-efektif-dengan-generasi-z/

Mengenal Lebih Dekat Gaya Komunikasi Gen Z. (2021).  Diakses pada tanggal 2 Desember 2023 dari  https://www.humasindonesia.id/berita/mengenal-lebih-dekat-gaya-komunikasi-gen-z-545

 Gen Z Indonesia Internet-an Mulu. (2023). Diakses pada tanggal 3 Desember 2023 dari https://indonesiabaik.id/infografis/gen-z-indonesia-internet-an-mulu 

 

Rakhmah, D.N,. Gen Z Dominan, Apa Maknanya bagi Pendidikan Kita?. (2021). Diakses pada tanggal 3 Desember 2023 dari https://pskp.kemdikbud.go.id/produk/artikel/detail/3133/gen-z-dominan-apa-maknanya-bagi-pendidikan-kita 

 

Ikuti tulisan menarik Listra Annisa M lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB