x

Cara penyimpanan ubi kayu

Iklan

idonks iluhari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 21 November 2023

Senin, 18 Desember 2023 19:10 WIB

Pentingnya Bibit Ubi Kayu Terstandar dalam Produksi Pertanian

Ubi kayu merupakan tanaman yang mudah tumbuh, namun apabila digunakan bibit unggul dan pengelolaan pertanaman yang terstandar akan memberikan kualitas dan kuantitas produksi tinggi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Budi daya ubi kayu standar dalam bahasa Inggris mengacu pada metode yang umum digunakan dan diterima secara luas dalam proses penanaman hingga pemeliharaan. Ubi kayu, secara ilmiah dikenal sebagai Manihot esculenta, adalah tanaman umbi-umbian bertepung yang merupakan makanan pokok bagi jutaan orang di seluruh dunia, terutama di daerah tropis. Budidaya ubi kayu melibatkan beberapa langkah penting untuk memastikan panen yang sukses yaitu pemilihan lokasi, penyiapan lahan, penyiapan bibit/stek, tanam, pemupukan, pemeliharaan, roguing dan panen/sortasi dan penyimpanan.

Bibit Ubi kayu dapat tumbuh optimal pada ketinggian 10-700 m dpl dengan curah hujan 760-1.015 mm/tahun yang mempunyai suhu udara 18-350C disertai kelembaban 60-65% dan lama penyinaran matahari sekitar 10 jam/hari. Dalam memproduksi bibit kayu hendaknya perlu diketahui asal usulnya sebagai jaminan keaslian genetik dari bibit yang akan dihasilkan. Pemilihan lokasi yang baik untuk ditanami bibit ubi kayu adalah yang gembur, rata dan bebas endemik hama dan penyakit. Lahan yang terpilih sebaiknya dilakukan pengolahan dengan cara dibajak atau dicangkul 1-2 kali, kemudian dibuatkan guludan dan sebaiknya dilakukan pengairan tepat setelah selesai dibuat guludan.

Penyiapan bibit/stek ubi kayu diambil dari tanaman yang sehat bagian tengah batangnya dan berumur 8-12 bulan. Ukuran stek terstandar 20-25 cm dengan diameter ±2 cm. Pemotongan stek menggunakan pisau/gergaji yang tajam dan kondisi bersih/steril untuk menghindari kerusakan saat pemotongan stek. Sebelum tanam stek direndam larutan fungisida dan insektisida selama 5-10 menit untuk mencegah serangan penyakit/hama saat awal pertanaman. Stek ditanam dengan jarak 100 cm antar baris dan 75-80 cm dalam baris (jika ditanam secara monokultur), dan jika ditanam secara tumpang sari menggunakan jarak antar baris 260 cm dan 60-70 cm dalam baris. Setiap lubang berisi 1 stek sehingga kebutuhan bibit 1 ha mencapai 12.500 – 13.333 stek.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pupuk kandang diaplikasikan saat pembuatan guludan karena digunakan sebagai pupuk dasar dengan dosis 5-10 ton/ha. Pemupukan pertama diberikan saat umur 15-30 hari setelah tanam dengan penugalan dengan jarak 10-15 cm dari pangkal batang dan dosis yang diberikan terdiri dari (65kg N + 30kg P2O5 + 30kg K2O)/ha, sedangkan pupuk susulan diberikan pada umur 3 bulan dengan cara ditugal dengan dosis yang sama.

Pemeliharaan pertanaman ubi kayu dilakukan dengan cara penyiangan yang dilakukan 2 kali yaitu saat umur 1 bulan dan 3 bulan setelah tanam; pembumbunan juga dilakukan 2 kali pada bulan yang sama sedangkan pengurangan tunas dilakukan pada umur 3 bulan dengan menyisakan 2 tunas yang mempunyai pertumbuhan normal dan terakhir yang penting dalam pemeliharaan adalah pengairan yang harus dilakukan hingga umur 4-5 bulan dengan interval pengairan 1 bulan sekali.

Roguing yang dilakukan untuk membuang tipe simpang, yang dilakukan pada umur 30 HST, 3-4 bulan dan fase terakhir menjelang panen. Tahapan ini merupakan syarat dalam produksi benih bersertifikat tujuannya untuk mempertahankan kemurnian dan mutu genetik suatu varietas agar sesuai dengan diskripsinya. Panen ubi kayu dilakukan pada umur 8-12 bulan dengan diameter batang mencapai ± 2 cm. Untuk penyimpanan bibit ubi kayu dalam bentuk batang diletakkan ditempat teduh dengan cara diberdirikan dengan posisi pangkal batang diletakkan diatas. Penyimpanan dapat dilakukan selama 30 hari.

Produksi yang dilakukan dengan tahapan yang terstandar akan memberikan jaminan mutu genetik dan kualitas hasil panen yang sesuai dengan diskripsi dari varietas yang ditanam. Selain itu kuantitas hasil panennya pun dapat mencapai potensi maksimal dari varietas yang dipilih saat ditanam. Peningkatan produksi akan berimbas pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani jika didukung dengan penetapan harga pasar/harga jual ditingkat petani yang menguntungkan petani.

Ikuti tulisan menarik idonks iluhari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler