x

Foto ini berupa cover dari artikel membaca

Iklan

Firial Fauziyah Diba

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 5 Mei 2023

Minggu, 31 Desember 2023 20:07 WIB

Keterampilan Membaca di Tengah Huru-hara Generasi Z

Generasi Z mungkin memiliki banyak pengetahuan karena kemajuan teknologi. Tapi mereka memiliki pengetahuan dangkal karena terlalu banyak hal yang dapat mereka akses dengan mudah melalui teknologi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

  Membaca, sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, merupakan masalah yang mendapat perhatian signifikan dalam kehidupan manusia. Fokus pada pentingnya arti, nilai, dan fungsi membaca dalam konteks kehidupan bermasyarakat mendasari variasi pemahaman dan interpretasi terhadap membaca, yang tercermin dalam berbagai pengertian membaca.

  Membaca merupakan aspek keterampilan dalam berbahasa yang mendapatkan perhatian signifikan dalam kehidupan manusia. Nilai dan fungsi membaca dalam kehidupan bermsyarakat menjadi variasi pemahaman dan interpretasi terhadap membaca. Membaca juga menjadi pintu untuk mengenal lebih dalam menganai ini sebuah pengetahuan dan informa, membaca dianggap sebagai alat untuk mengakses dan memahami ide-ide kompleks, konsep, serta pemikiran yang terdapat dalam berbagai jenis bahan bacaan.

  Membaca menjadi jendela dalam membuka dunia baru, memperluas pengetahuan, dan meraakan imajinasi. Zaman sekarang, teknologi sudah mulai canggih dan membaca bukan hanya sekedar kata-kata di atas kertas, di era dgital membaca dapat di lakukan dari beragam format, dari blog, e-book, artikel online, artikel multimedia dan social media, sehingga membaca menjadi adaptasi yang terus mengalir, di mana kemampuan memilah, menyaring, dan menilai kredibilitas informasi menjadi keterampilan yang semakin penting.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

  Pusaran huru-hara informasi dan distraksi digital, pengaruh membaca pada generasi Z menggambarkan peran kritis membaca dalam memberikan kekuatan dan ketenangan di tengah-tengah kebisingan modern. Generasi Z, yang tumbuh di era digital yang penuh tantangan, menghadapi dampak dari serbuan informasi instan, sosial media, dan kurangnya kesempatan untuk merenung melalui teks tertulis.

   Kehidupan Generasi Z telah dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan kecepatan arus informasi internet. Mereka terbiasa berkomunikasi dengan menggunakan perangkat yang mereka miliki, melihat informasi tentang berbagai hal dari dunia maya melalui internet, bermain game, dan bahkan berbelanja melalui smartphone, sebuah perangkat yang mereka pegang dengan mudah. Hampir semua Generasi Z memiliki smartphone ini, baik mereka yang kaya maupun miskin, baik yang tinggal di perkotaan maupun perdesaan. Generasi Z hidup dalam era digital yang penuh distraksi, seperti media sosial, video game, dan konten online. Gangguan dari perangkat digital dapat menghambat fokus mereka dalam membaca dan menyebabkan kurangnya ketertarikan pada teks cetak. Mereka butuh pembiasaan untuk kembali akrab dengan buku.

   Ada sebuah kutipan tentang buku yang diambil dari pidato Najwa Shihab (2017) berikut ini. Buku adalah sebaik-baiknya sahabat. Buku menemani kitasaat sadar dan tidur. Kemanapun kita pergi, dia bersedia mengikuti. Ia menasehati kita, ia dapat menjadikan kita tertawa, tak jarang kita menangis karena buku. Jika kita memintanya diam, dia akan patuh. Jika kita mencercanya, ia diam. Jikakita memujinya, ia taksedikitpun terpengaruh. Tidak ada teman yang lebih pandai, tidak ada teman yang lebih setia dari buku. Bukuadalah sebaik-baiknya sahabat.

  Survei Indeks Literasi Digital Nasional melakukan survey yang dilakukan oleh Kominfo bersama Katadata Insight Center (KIC) mendapatkan hasil tingkat masyarakat Indonesia 2022 dalam literasi berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.

  Karakteristik Gen Z yang secara alami mengadopsi teknologi informasi, didukung oleh kecenderungan mereka untuk lebih bersifat impulsif dan mencari kepuasan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari mereka cenderung menjadi konsumen pasif atau penonton daripada pengguna aktif. Hanya segelintir kecil dari generasi ini yang benar-benar memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas mereka.

   Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa responden generasi Z ternyata masih  banyak faktor-faktor yang menghambat keterampilan membaca pada generasi Z atau milenial ini, yaitu:

  1. Tidak meluangkan waktu

Generasi Z mungkin beralih ke aktivitas lain, seperti hiburan digital atau kegiatan sosial, karena gaya hidup mereka yang sibuk dan terburu-buru dapat menghalangi mereka untuk meluangkan waktu untuk membaca dengan cermat.

  1. Kurangnya budaya membaca

Keluarga dan lingkungan budaya mungkin tidak memberi perhatian yang cukup pada pentingnya membaca. Dorongan untuk membaca di rumah dan ketersediaan buku dapat sangat memengaruhi perkembangan.

  1. Bahasa yang berbeda

Keterampilan membaca formal dapat dipengaruhi oleh penggunaan bahasa informal dan singkatan dalam komunikasi digital. Generasi Z mungkin memiliki kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan teks formal karena mereka biasa dengan gaya bahasa yang lebih gaul dan santai.

  1. Minimnya literasi

Generasi Z kurang dalam literasi, sehingga Informasi yang melimpah di internet membutuhkan keterampilan kritis untuk menyaring dan menilai keberbobotan sumber. Generasi Z mungkin menghadapi kesulitan dalam memahami dan mengkritisi informasi dengan cermat.

  1. Kurangnya konsentrasi

Generasi Z cenderung memiliki tingkat konsentrasi yang lebih rendah karena jumlah informasi yang terus menyebar di platform online dan media sosial. Kebiasaan multitasking yang umum di antara mereka dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk fokus pada bacaan panjang dan kompleks.

   Solusi dari keterampilan membaca pada generasi Z tentu banyak dan tergantung  terhadap diri sendiri, dengan niat dan Langkah yang baik untuk membaca, karena jika tidak dari niat akan susah untuk memulai membaca. Perlu inovasi baru untuk meningkatkan semangat membaca tersebut. Mengembangkan literasi digital yang positif dengan mengajarkan mereka cara mengelola waktu mereka di internet, memilah informasi, dan membaca konten secara kritis dapat membantu mereka menemukan sumber bacaan yang bermanfaat. Kita juga bisa memanfaatkan teknologi menjadi sumber untuk membantu belajar melalui penyediaan platform atau aplikasi yang mendukung kegiatan membaca. Generasi Z mungkin tertarik pada buku digital, buku audio, dan aplikasi pembelajaran interaktif.

  Pengalaman membaca yang lebih nyata dan mendalam dapat diciptakan dengan mendorong kegiatan offline yang melibatkan membaca, seperti kunjungan ke perpustakaan, klub buku, atau lokakarya menulis dan berikan pilihan bacaan yang sesuai dengan minat dan hobi mereka memilih materi bacaan yang relevan dan menarik dapat membantu meningkatkan keinginan untuk membaca.

  Salah satu cara untuk meningkatkan literasi seseorang adalah dengan membaca. Setiap kata yang kita baca membantu kita memahami lebih baik lingkungan kita. Aktivitas membaca adalah lebih dari sekadar kegiatan; itu adalah proses yang mengembangkan pemikiran dan keterampilan berbahasa

  Selain meningkatkan kemampuan bahasa dan kosakata kita, membaca membangun daya kritis dan pemikiran kita. Kemampuan untuk menilai argumen, merinci informasi, dan memahami berbagai perspektif merupakan komponen penting dari literasi yang ditingkatkan. Membaca bermanfaat karena dapat membuka mata kita terhadap berbagai realitas dan membantu kita meresapi kekayaan pengetahuan, budaya, dan sejarah. Setiap buku atau teks adalah jendela ke dunia baru, mereka mengajak kita berpetualang sambil tetap duduk.

  Selain itu, membaca berkontribusi pada pembentukan identitas kita. Dengan membaca berbagai karakter, cerita, dan pengalaman, kita dapat menemukan bagian dari diri kita sendiri atau merasakan bagaimana kehidupan orang lain berjalan. Literasi emosional, yang memperkuat hubungan kita dengan dunia sekitar, dihasilkan melalui membaca. Membaca bukan hanya mengumpulkan kata-kata karena itu adalah perjalanan yang membentuk literasi kita, membuka pikiran kita, dan meningkatkan pemahaman kita tentang kehidupan. Setiap halaman yang dibaca, kita meningkatkan literasi dan pemahaman kita tentang kehidupan.

Ikuti tulisan menarik Firial Fauziyah Diba lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB