x

Mahasiswa FKIP UNIM ke Dusun Simorukun Desa Simongagrok

Iklan

Yudha Wijaya Lubis

Penulis
Bergabung Sejak: 3 September 2023

Selasa, 30 Januari 2024 10:12 WIB

Mahasiswa FKIP UNIM Tinjau Dusun Simorukun, Desa Simongagrok, Pasca Banjir

Kunjungan mahasiswa FKIP UNIM ke Dusun Simorukun pasca banjir mengungkap dampak serius dan mendorong kesadaran lingkungan sebagai solusi yang mendesak.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Majapahit (FKIP UNIM) berkunjung ke Dusun Simorukun pasca banjir menerjang, Mojokerto, Sabtu (9/12/2023). Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa memperoleh informasi dari salah satu warga yang terdampak banjir. Tinjauan ini dihadiri oleh dua mahasiswa, Ahmad Saiful Bahri dan Novaria Saputri.

Kerusakan material merembet ke area persawahan akibat bencana banjir yang tidak dapat diprediksi. Hujan deras selama tiga jam yang mengguyur Dusun Simorukun, Desa Simongagrok mengakibatkan air sungai meluap dan mengenang pemukiman warga setempat. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya banjir tersebut lantaran curah hujan yang ditinggi ditambah lagi dengan genangan air yang tersumbat karena tumpukan sampah.

Saat berbincang dengan salah satu warga yang dimintai keterangan, mahasiswa menyampaikan rasa keprihatinan atas musibah banjir yang melanda pemukiman tersebut. Mahasiswa juga menunjukkan rasa simpatinya dengan memberikan saran untuk penanggulangan banjir agar tidak terjadi bencana yang serupa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kondisi jalan juga terkena imbas dikarenakan tergerus oleh debit air hujan yang menggenang di kawasan tersebut. Belum lagi kendaraan roda empat yang kerapkali melintasi jalanan ini dengan muatan berlebih. Hal itu kian memperparah kondisi,” ungkap Saiful, Mahasiswa FKIP UNIM.

Pentinganya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan juga menjadi salah satu faktor keprihatinan. Kebiasaan buruk membuang sampah di sungai tak hanya bisa menjadi wabah penyakit. Secara tidak langsung dampak banjir ini diakibatkan oleh pola hidup yang tidak sehat.

Pada musim penghujan seperti ini diperlukan kewaspadaan terhadap bencana alam yang bisa datang kapan saja. Selain itu, kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan juga berpotensi untuk mengurangi banjir.

“Bahkan area persawahan yang terendam banjir juga ikut terdampak dan terancam gagal panen. Sampai saat ini belum bisa diperkirakan kerugian yang dialami oleh pemilik lahan,” KATA Saiful.

Dilihat dari area persawahan yang luas bisa diperkirakan kerugian yang dialami memakan jumlah yang besar. Tanah yang agraris sangatlah cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Namun, di musim penghujan seperti saat ini tidak menutup kemungkinan mata pencaharian utama tersebut terdampak dan mengalami gagal panen.

Menurut Bapak Poso sebagai narasumber yang telah memaparkan penjelasan mengenai perisitiwa ini. Setelah kejadian banjir, warga setempat lekas membersihkan genangan air dan bekas lumpur yang terbawa arus. Meskipun demikian masih ada tumupukan sampah yang bisa dilihat pada hilir sungai.

Upaya untuk menanggulangi banjir di pemukiman yang padat penduduk dengan cara memperbaiki saluran air, meningkatkan sistem drainase. Tentunya sebelum mengambil alih solusi ini dibutuhkan kesadaran dari diri masing-masing. Jika tidak adanya kepedulian terhadap lingkungan akan sangat mustahil kalau bertindak karena keterpaksaan. Cinta alam harus ditanamkan pada setiap orang.

Guyuran air hujan yang mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah seringkali meningkatkan kewaspadaan warga di Dusun Simorukun Desa Simongagrok. Oleh karena itu, kawasan ini rentan terkena banjir.

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, kondisi jalan yang retak juga menjadi perhatian. Akibat sering tergerus bajir tidak memungkinkan jika sewaktu-sewaktu kerusakan jalan akan semakin parah dan melebar. Hal ini perlu diwaspadai karena bisa membahayakan warga sekitar. Diperlukan tanggap darurat dari apparat setempat untuk mengawasi kendaraan roda empat yang kerapkali menyalahi aturan. Aturan perlu dipertegas untuk tidak membawa muatan berlebih demi kebaikan bersama.

Ikuti tulisan menarik Yudha Wijaya Lubis lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu