x

Temu kedua ZAHF hadirkan pakar

Iklan

Slamet Samsoerizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2022

Senin, 12 Februari 2024 07:02 WIB

Zayed Award For Human Fraternity Hadirkan Para Pemimpin Muda dan Pakar Seluruh Dunia

Zayed Award for Human Fraternity atau ZAHF menyelenggarakan meja bundar tahunan kedua dengan para ahli tingkat tinggi dari berbagai bidang dan para pemimpin pemuda dari seluruh dunia. Salah satu agendanya adalah mendiskusikan pemajuan persaudaraan antarmanusia di seluruh lapisan masyarakat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Acara ini - yang diadakan satu hari setelah upacara “Zayed Award for Human Fraternity 2024” - menampilkan para penerima penghargaan di masa lalu dan sekarang. Kemudian menghadirkan pula anggota komite penjurian saat ini dan sebelumnya. Tak ketinggalan, puluhan mahasiswa dalam diskusi yang berfokus pada peran generasi pemimpin masa depan dalam memajukan persaudaraan manusia.

Melansir dari laman menafn.com, para ahli tingkat tinggi berasal dari 17 negara: Argentina, Bulgaria, Republik Afrika Tengah, Chili, Kosta Rika, Mesir, Prancis, Haiti, Indonesia, Italia, Kenya, Maroko, Senegal, Spanyol, Tunisia, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Sementara para pemimpin pemuda mewakili 8 negara, yaitu Timor Leste, Mesir, India, Italia, Maroko, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, dan Zimbabwe.

Pertemuan yang berlangsung di Abu Dhabi ini menjadi platform dinamis untuk dialog antar generasi dan antarbudaya, pertukaran ide, dan eksplorasi kolaborasi di antara para peserta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bekerja dengan orang-orang muda memastikan bahwa pekerjaan yang saya lakukan tidak terbatas dan bertahan selama beberapa dekade karena diteruskan. Sangatlah penting untuk mewariskan apa yang telah kita pelajari kepada mereka yang akan meneruskannya," ujar Profesor Sir Magdi Yacoub, ahli bedah jantung  penerima penghargaan tahun 2024.

"Setiap orang memiliki kekuatan untuk menginspirasi orang lain dan tanah tempat kita semua berdiri saat ini adalah tanah yang telah menghubungkan Timur, Barat, Utara, dan Selatan selama ribuan tahun. Uni Emirat Arab menjadi cetak biru bagi kolaborasi budaya dan penghargaan terhadap keragaman, merayakan latar belakang setiap orang secara setara. Kami percaya akan kekuatan budaya dan pendidikan karena hal tersebut merupakan tulang punggung masyarakat yang berpikiran maju," ujar Yang Mulia Mohamed Khalifa Al Mubarak Presiden Abrahamic Family House.

Sekretaris Jenderal ZAHF, Hakim Mohamed Abdelsalam, mengatakan, ZAHF lebih dari sekadar penghargaan. Substansinya adalah sebuah janji untuk mendorong dialog berkelanjutan yang mengadvokasi hidup berdampingan secara damai. Edisi kedua dari meja bundar ini memperkuat keyakinan,  bahwa kaum muda memiliki kekuatan untuk membangun masa depan yang dibangun di atas nilai-nilai persaudaraan manusia. Hal itu alih-alih yang ditunjukkan oleh karya para penerima penghargaan kami di masa lalu dan masa kini yang merupakan contoh luar biasa dalam menginspirasi kaum muda untuk menjadikan dunia tempat yang lebih baik.

Sementara Sekretaris Jenderal Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB Rebeca Grynspan Mayufis menyatakan, pesan utama hari ini adalah sebuah harapan bagi kaum muda. Kaum muda dapat mengubah realitas,  jika mereka membawa yang terbaik dalam diri manusia - dan dengan melakukan hal yang benar. Itulah pesan persaudaraan manusia."

Topik-topik utama yang dieksplorasi selama diskusi termasuk pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai persaudaraan manusia ke dalam sistem pendidikan dan memeriksa lintasan dunia melalui lensa generasi berikutnya. Para penerima penghargaan ZAHFsebelumnya - termasuk penerima penghargaan tahun 2023 Shamsa Abubakar Fadhil, penerima penghargaan tahun 2022 H.E. Michle Pierre-Louis dari FOKAL, dan penerima penghargaan tahun 2021 Latifa Ibn Ziaten - memberikan kesaksian keberhasilan mereka tentang bagaimana upaya mereka mengubah kehidupan kaum muda di seluruh dunia.

Para pemimpin baru di meja bundar mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas kesempatan untuk mendengarkan wawasan dari para ahli global. Aisha Alyassi dari Uni Emirat Arab, seorang mahasiswa di King's College London, mengatakan, melalui ZAHF, untuk pertama kalinya, ia melihat keberagaman dirayakan sebagai kekuatan, yang menyatukan kita menjadi lebih baik. Keberagaman harus selalu dirayakan karena di mana tidak ada keberagaman, maka tidak ada ruang bagi persaudaraan manusia untuk berkembang.

"Sebagai seorang perempuan muda berkulit hitam dari Afrika, saya sering melihat bahwa keputusan-keputusan dibuat atas nama saya, namun saya merasakan adanya perubahan. Saya sangat senang melihat para wanita - mereka yang berpenampilan dan berbicara seperti saya - memegang posisi bergengsi dalam pertemuan seperti ini, untuk mendiskusikan peran kaum muda dalam mempromosikan persaudaraan antarmanusia, " papar  Renee Mutare dari Zimbabwe, mahasiswi di Georgetown University.***

 

#Zayed Award for Human Fraternity 2024

 

 

Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

16 jam lalu

Terpopuler