x

Bimtek P5 di Kendari

Iklan

Slamet Samsoerizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2022

Kamis, 15 Februari 2024 08:36 WIB

Bimtek P5 di Kendari: Ungkap Miskonsepsi dan Kriteria Asesmen

P5 atau Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kurikulum Merdeka. P5 menjadi penting dilaksanakan dengan alokasi waktu khusus guna memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami pengetahuan sebagai proses penguatan karakter,  sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek ini  menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. 

Dalam kegiatan proyek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.

Prinsip utama dalam proyek ini u bersifat holistik, kontekstual, berpusat kepada peserta didik, dan eksploratif . Proyek penguatan profil pelajar Pancasila sangat bermanfaat bagi peserta didik antara lain untuk memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif, melatih kemampuan pemecahan masalah dalam berbagai kondisi, serta memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Tim fasilitasi bersama pimpinan satuan pendidikan memilih minimal 2 tema (Fase A, B, C) dan minimal 3 tema (Fase D, E, F) dari tujuh tema yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek untuk dijalankan dalam satu tahun ajaran berdasarkan isu yang relevan di lingkungan peserta didik. Tujuh tema tersebut antara lain Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa Dan Raganya, Berekayasa Dan Berteknologi Untuk Membangun Nkri, Dan Kewirausahaan.

Bagaimana tahapan pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila? Mengacu kepada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 162/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak, secara umum ketentuan total waktu P5 k adalah sekitar 20‒30% beban peserta didik per tahun. Untuk jenjang kelas VII dan VIII alokasi jam proyek yang dialokasikan per tahun adalah 360 jam pertemuan (JP). Sedangkan untuk kelas IX adalah 320 JP. 

Miskonsepsi

Abdul Wahid D.Pd., M.Pd., Kepala SMP Negeri 2 Kendari sekaligus Sekolah Penggerak, selaku narasumber Bimbingan Teknis (Bimtek) P5 di depan para pemangku Dinas Pendidikan mencatat ada sejumlah miskonsepsi P5 dalam pelaksanaan di sekolah-sekolah.

 

Apa saja? Miskonsepsi tersebut, menurut Wahid mencakup: tujuan pembelajaran P5 dirumuskan secara mandiri dengan hanya menyasar pada level dimensi karakter profil pelajar Pancasila. P5 merupakan kegiatan integrasi dari berbagai mata pelajaran. Kemudian, dalam giat P5 wajib menghasilkan sebuah produk dalam bentuk barang untuk dipamerkan dalam galeri karya.

Khusus berkaitan dengan asesmen disampaikan oleh narasumber Isnawati Abbas dari BPMP ( Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan) Sulawesi Tenggara. Asesmen yang ditemukan di sekolah pun masih terjadi miskonsepsi.  Menurutnya, P5 menyasar tema dan produk, dan bukan pada kompetensi sasaran. 

Abdul Wahid selanjutnya menjelaskan sehubungan dengan rumusan tujuan pembelajaran P5  dirumuskan secara mandiri dengan hanya menyasar pada level dimensi karakter profil pelajar Pancasila.

“Padahal seharusnya, tujuan pembelajaran projek sudah ada di dalam dokumen profil pelajar Pancasila, menyasar pada level rumusan kompetensi untuk setiap jenjang,” papar Wahid.

Kegiatan P5 dianggapnya sebagai integrasi dari berbagai mata pelajaran. Padahal, P5 merupakan aktivitas  lintas disiplin ilmu yang berada di luar pelajaran. Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bukan integrasi dari berbagai pelajaran, karena pelajaran (intrakurikuler) tujuan pembelajarannya mengacu pada CP, sementara projek profil langsung mengacu pada rumusan kompetensi profil pelajar Pancasila.

“Oleh karenanya, ketika menjadi fasilitator projek, guru-guru tidak lagi berperan sebagai guru mata pelajaran,” tambahnya.

Miskonsepsi lain yang ditemukan dalam pelaksanaa P5 adalah kewajiban kepada peserta didik untuk  menghasilkan sebuah produk dalam bentuk barang untuk dipamerkan dalam gelaran karya.

Wahid menegaskan, bahwa produk akhir P5 tidak harus  berupa aksi atau kampanye dan tidak harus diakhiri oleh sebuah pameran. Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek. Apa yang ditekankan dalam pendekatan ini?

Pentingnya pada penekanan pada proses. Kegiatan dikembangkan dari isu yang sedang dieksplorasi. Umumnya perlu dilakukan dengan waktu yang cukup memadai sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Panduan P5 yang diterbitkan Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.

Dalam hal penilaian atau asesmen, Isnawati Abbas mengingatjab, bahwa asesmen P5 hendaknya fokus menyasar rumusan kompetensi profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuan pembelajaran.

Ia mencontohkan, kegiatan projek bertema “Gaya Hidup Berkelanjutan”  yang menyasar dimensi Kemandirian dan Bernalar Kritis. Aktivitas utamanya membuat poster mengenai pelestarian lingkungan.

Asesmen yang keliru: mengukur kreativitas membuat poster. Kriteria penilaian berupa pemahaman konten mengenai pelestarian lingkungan dan kerapian serta estetika dekorasi poster.

Asesmen yang tepat: mengukur kemampuan selama proses pengerjaan poster. Kriteria penilaian berupa kemampuan mengelola pekerjaan secara mandiri dan kemampuan mengolah informasi untuk digunakan sebagai konten poster.

Acara Bimtek atau Bimbingan Teknis bertajuk “Penilaian dan Modul Ajar P5 serta Implementasinya di Satuan Jenjang pendidikan TK, SD, dan SMP Lingkung Kota Kendari Sultra” ini dilaksanakan pada 7 Februari di Hotel Azizah Syariah Kendari oleh Muhammad Yusuf, M.Si -Pj. Walikota Kendari.

“Bimtek ini dihadiri tidak hanya Penilik dan Pengawas, namun ada kepala sekolah, guru penanggung jawab P5. Tujuan utamanya adalah agar tercipta persamaan persepsi  tentang P5 di sekolah,” ujar Arinato, M.Pd Pengawas Sekolah di Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kota Kendari. ***

 

Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu