x

Judul dan Subjudul Artikel Analisis Sejarah \x26 Masa Depan Radio Republik Indonesia

Iklan

rizqi adam

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Februari 2024

Senin, 26 Februari 2024 18:13 WIB

Sejarah Radio Republik Indonesia

RRI didedikasikan sebagai alat komunikasi antara Presiden dan Pemerintah RI dengan rakyat Indonesia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

1. Sejarah

Radio Republik Indonesia (RRI) merupakan stasiun radio nasional milik pemerintah Indonesia, didirikan pada 11 September 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Radio Nasional. Awalnya, radio di Indonesia dimulai dengan Bataviase Radio Vereniging (BRV) pada 16 Juni di Jakarta Pusat. Badan-badan siaran lainnya juga muncul, seperti Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM) dan Solosche Radio Vereniging (SRV), yang menjadi pelopor siaran radio dari bangsa Indonesia.

SRV, didirikan pada 1 April 1933 oleh Mangkunegoro VII dan Ir. Sarsito Mangunkusumo, merupakan salah satu badan siaran radio dari bangsa Indonesia. Selama pendudukan Jepang, radio-radio siaran Jepang berkumandang, dan stasiun radio yang sebelumnya dimiliki oleh Belanda diakuisisi. Pada 19 Agustus 1945, siaran radio Jepang berhenti setelah kekalahan mereka, dan pada 11 September 1945, perwakilan 8 bekas radio Hoso Kyoku mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

RRI didedikasikan sebagai alat komunikasi antara Presiden dan Pemerintah RI dengan rakyat Indonesia. Sejarah RRI dimulai pada rapat utusan di rumah Adang Kadarusman pada tanggal 11 September 1945, dihadiri oleh enam utusan, yang menghasilkan keputusan mendirikan RRI dengan dr. Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum pertama. Hari Radio Nasional diperingati sebagai penghormatan terhadap peran radio dalam sejarah komunikasi dan penyiaran di Indonesia.

Awalnya siaran radio pertama di Indonesia dimulai dengan Bataviase Radio Vereniging (BRV) pada 16 Juni 1925 di Batavia. Badan-badan siaran swasta lainnya seperti NIROM dan SRV muncul, dengan NIROM menjadi yang terbesar dan terlengkap karena mendapat dukungan penuh dari pemerintah Hindia Belanda.

Setelah NIROM berkembang pesat dan memperoleh keuntungan dari pajak radio. Pada tahun 1933, Solosche Radio Vereniging (SRV) didirikan oleh Mangkunegoro VII dan Ir. Sarsito Mangunkusumo, menjadi pelopor siaran radio dari bangsa Indonesia. Pada tahun 1937, PPRK dibentuk sebagai federasi radio ketimuran untuk menjawab ancaman pencabutan subsidi oleh NIROM. Hal ini berlangsung selama periode penjajahan negara Indonesia oleh negara Belanda.

Beberapa tahun sebelum kemerdekaan Indonesia tepatnya setelah pendudukan Jepang dimulai pada 1942, semua stasiun radio swasta diambil alih oleh pemerintahan militer Jepang. Propaganda Jepang disiarkan melalui radio untuk memengaruhi pikiran masyarakat. Meskipun demikian, di masa ini, kebudayaan dan kesenian Indonesia berkembang pesat, dan seniman-seniman Indonesia menciptakan banyak lagu baru.

Seiring waktu yang terjadi pada awal era masih terjadinya banyak peperangan di Indonesia, radio menjadi alat vital untuk menyebarkan informasi dan propaganda. Radio Taiso, siaran senam pagi massal, adalah salah satu contoh kegiatan yang diorganisir melalui radio untuk memperkuat semangat kebangsaan dan kedisiplinan.

Pemanfaatan media radio pada saat itu sangatlah signifikan terutama setelah kekalahan Jepang, radio menjadi alat penting dalam menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, keputusan Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan diumumkan melalui siaran radio, menandai awal babak baru dalam sejarah Indonesia.

Layaknya semua media atau wadah penyampaian pesan lainnya selalu memiliki dampak yang langsung bisa dirasakan, meskipun radio digunakan sebagai alat propaganda oleh Jepang, pengaruhnya tidak selalu negatif. Larangan siaran lagu barat mendorong seniman Indonesia untuk menciptakan musik dan lagu-lagu nasionalis. Selain itu, siaran radio juga membangkitkan semangat kebangsaan dan kemerdekaan di kalangan rakyat Indonesia.

Beberapa hal penting yang terdapat dalam perkembangan radio ialah pada saat mulai terjadinya ketegangan antara golongan muda dan tua dalam memutuskan waktu proklamasi kemerdekaan. Pada 17 Agustus 1945, keputusan Soekarno-Hatta diumumkan melalui siaran radio, menyusul peristiwa dramatis "rengasdengklok" yang mencerminkan ketegangan antar kelompok.

Dari sekian banyak perjalanan sejarah radio di Indonesia mencakup perkembangan, pendudukan Jepang, peranannya dalam menyebarkan proklamasi kemerdekaan, dan dampaknya pada masyarakat. Meskipun digunakan untuk kepentingan propaganda, radio juga memberikan platform untuk perkembangan budaya dan kesenian nasional serta menjadi alat penting dalam menyebarkan berita dan semangat kemerdekaan.

2. Prediksi

Ditinjau dari segi teknologi, peralihan yang bisa dilakukan siaran radio analog ialah melakukan streaming radio. Karena streaming radio juga sudah diterapkan oleh hampir semua radio di tanah air untuk menjangkau pendengar hingga mancanegara. Penyedia jasa operator layanan internet dan aplikasi konten digital juga sudah dimanfaatkan oleh stasiun radio untuk meluaskan jangkauan siarannya. Namun, meskipun teknologi streaming semakin banyak diminati pendengar, hingga saat ini siaran analog berbasis frekuensi FM dan AM masih dipancarkan di kota domisili tempat radio melakukan siaran.

Dengan hadirnya beragam media baik konvensional maupun media baru yang akan bergabung dan menyesuaikan bentuknya dengan teknologi digital, sehingga untuk menarik perhatian kedepannya industri media radio akan lebih dapat bersaing dari dalam segi kreativitas dan inovasi. Bisa dengan berbagai cara baik dari segi konten yang diberikan, atau cara promosi yang menarik, juga konektivitas atau teknologi yang digunakan dalam siaran, hal tersebut kemudian dapat didukung dengan aktivitas yang sesuai berdasarkan minat dan data yang tepat didapatkan melalui perangkat digital. 

Bermacam kemunculan media internet atau media digital sangatlah berdampak kepada media radio saat ini sehingga, media radio berada dalam ancaman pasar yanh mengharuskan produksi kontennya menjadi terdesak dengan media lain jika tidak beradaptasi atau beralih secepat mungkin. Contohnya ialah media televisi yang telah melakukan inovasi melalui penggunaan media digital yang kemudian juga direspon cepat oleh lembaga Kemenkominfo sebagai lembaga negara yang berfokus pada tujuan aktivitas komunikasi dan informatika dengan melakukan peralihan dari siaran analog kepada siaran televisi digital. 

Meski saat ini industri radio masih berproses pada tahapan konvergensi atau peralihan hingga dalam segi pengaturan regulasi, namun manfaat dari siaran digital bagi media penyiaran nanti kedepannya diharapkan dapat memberikan konten yang lebih jernih, bersih dan lebih canggih, sehingga masyarakat tetap mendapatkan konten berkualitas dari media penyiaran terpercaya juga mendapatkan hiburan yang bisa dirasakan seluruh aspek masyarakat.

Berdasarkan Infografis oleh RRI menjelaskan bahwa radio masih dianggap sebagai media berbasis komunitas, sehingga pesan komunikasi yang tersampaikan melalui radio biasanya disesuaikan dengan pendengar yang lebih spesifik dan dirancang khusus untuk dapat menyesuaikan kebutuhan penduduk di kota-kota tertentu. Radio dan internet pun dapat saling melengkapi karena para pendengar radio ini juga mengakses internet, sehingga radio masih memiliki cukup kesempatan untuk bertahan dalam gencatan media baru lainnya.

3.Solusi

Bagi media radio nilai orisinalitas atau pembeda merupakan kekuatan yang saat ini yang perlu dikembangkan dan difokuskan, dapat dikatakan beberapa hal yang harus dilakukan oleh industri radio, diantaranya ialah mengenal target pendengar sebaik dan serinci mungkin agar mendapat efektivitas dan efisiensi penyampaian pesan yang baik. Media radio juga harus tetap melakukan inovasi yang kreatif dalam pembuatan dan distribusi konten, sehingga mudah beradaptasi dengan teknologi digital. 

Poin yang kedua ialah mencoba memahami audiens atau pendengarnya dengan baik, media radio harus menciptakan konten-konten yang eksklusif sehingga, menjadi suatu perbedaan yang tidak bisa didapatkan oleh media lain baik dari sisi pendengar maupun para penyiar dari masing-masing stasiun radio. Dengan memahami dan melakukan hal ini, media radio dapat membentuk ruang lingkup atau ekosistem yang baik untuk kelangsungan dan keberlanjutan media radio. 

Dalam segi perekonomian, masih banyak juga industri kreatif yang tertarik untuk beriklan di media radio dikarenakan harganya yang terbilang masih ekonomis dengan strategi ini merupakan salah satu upaya untuk menopang dan memperkuat bisnis industri ini. Begitu juga kemampuan beradaptasi dengan teknologi yang terus berkembang menjadi salah satu kunci bagi masa depan industri radio dalam mempertahankan pangsa pasar dan mendatangkan omset bisnisnya.

Selain itu, radio yang memiliki pendengar eksklusif dapat fokus pada pengembangan konten yang bersifat lokal dan bersifat unik. Salah satu contohnya ialah dengan menggali cerita-cerita lokal, menceritakan kejadian terkini di komunitas, dan berkolaborasi dengan pelaku industri lokal, sehingga radio dapat benar-benar membangun keterikatan dengan pendengarnya. Aspek keaslian dan keberagaman konten juga dapat menjadi kunci utama untuk menarik perhatian pendengar di tengah persaingan media yang semakin ketat.

Media radio juga dapat menjaga objektivitasnya dengan tetap memberikan liputan berimbang terhadap berbagai isu yang memiliki tingkat relevansi yang tinggi dengan para pendengarnya. Menyediakan ruang untuk diskusi agar mendapat pandangan yang beragam dari pendengarnya juga dapat memperkuat citra radio sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya. Selain itu, transparansi dalam proses penyiaran dan pengelolaan redaksi dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap radio sebagai media yang objektif.

Dengan menggunakan media sosial juga dapat menjadi solusi untuk media radio dalam menghadapi konvergensi media. Radio dapat aktif berpartisipasi di platform-platform tersebut untuk berinteraksi langsung dengan pendengar, mendapatkan umpan balik, dan mempromosikan kontennya. Dengan memanfaatkan kekuatan jejaring sosial, radio dapat memperluas jangkauan dan membangun komunitas pendengar yang aktif dan setia.

Dalam eranya kolaborasi, media radio juga wajib mengikuti tren tersebut seperti antara media radio dengan platform media lain, atau seperti televisi dan media online lainnya. Sehingga media radio dapat memberikan langkah yang cukup strategis dan signifikan untuk menciptakan sinergi. Dengan berkolaborasi dalam produksi konten atau mengadakan program bersama, media radio dapat memanfaatkan kekuatan masing-masing platform untuk mencapai audiens yang lebih luas dan memperkuat eksistensinya.

4. Kesimpulan

Radio Republik Indonesia (RRI) adalah stasiun radio nasional yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia, didirikan pada 11 September 1945, yang sekarang diperingati sebagai Hari Radio Nasional. RRI didedikasikan sebagai alat komunikasi antara Presiden dan Pemerintah Indonesia dengan rakyat Indonesia. Sejarah RRI dimulai dari pertemuan perwakilan pada 11 September 1945, yang menghasilkan keputusan untuk mendirikan RRI dengan Dr. Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum pertama. 

Radio telah memiliki peran penting dalam menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia, dan juga menimbulkan dampak terhadap budaya dan seni sangat signifikan. Dalam hal teknologi, transisi yang dapat dilakukan oleh siaran radio analog adalah ke siaran radio daring, dan penggunaan media digital dapat membantu stasiun radio bersaing secara kreatif dan inovatif.

Untuk bertahan di tengah media baru, stasiun radio perlu fokus pada orisinalitas dan diferensiasi, memahami audiens target mereka, menciptakan konten eksklusif, dan berkolaborasi dengan platform media lain. Stasiun radio juga dapat menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan pendengar, mendapatkan umpan balik, dan mempromosikan kontennya. Kolaborasi dengan platform media lain dapat membantu stasiun radio mencapai audiens yang lebih luas dan memperkuat eksistensinya. 

Secara keseluruhan, stasiun radio perlu beradaptasi dengan teknologi baru, fokus pada orisinalitas dan diferensiasi, dan berkolaborasi dengan platform media lain untuk bertahan di tengah media baru.

Hal tersebut dilakukan agar kedepannya media radio tetap mendapatkan tempat di masyarakat dan menjadi media yang mempertahankan nilai integritas dan objektif sebagai media penyiaran publik yang terpercaya. Demi mempertahankan eksistensi media radio, hal-hal diatas dapat dilakukan oleh media radio juga lembaga pendukung radio lainnya juga untuk para pendengar setia radio agar media radio tidak tenggelam dalam konvergensi media.

5. Daftar Pustaka

https://www.rri.co.id/index.php/kalimantan-utara/nasional/348245/mengenal-sejarah-berdirinya-rri#:~:text=RRI%20didirikan%20pada%2011%20September,%2C%20yaitu%20Dr.%20Abdulrahman%20Saleh.

https://www.kompas.id/baca/paparan-topik/2021/09/11/hari-radio-nasional-masa-depan-industri-penyiaran-radio

https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2021/peran-radio-sebagai-penggerak-ekonomi-digital-di-tengah-pandemi/

https://megashift.fisipol.ugm.ac.id/2022/11/21/melirik-kembali-industri-radio-tantangan-dan-peluang-di-era-digital-dan-post-pandemic/

Hapsari, D.T. (2018) Jurnalisme Radio di Era Digital: Tranformasi dan Tantangan, 44, pp. 1–137. doi:https://doi.org/10.14203/jmi.v44i1.760. 

Sejarah RRI Yogyakarta.pdf

Ikuti tulisan menarik rizqi adam lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu