"Saya berkunjung ke Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara hari ini, dan terus terang merasakan kerisauan yang dalam usai meninjau sebuah pabrik aspal di daerah ini.
Aspal adalah kekayaan alam besar di Sulawesi Tenggara. Tambangnya ada di Kabupaten Buton. Potensi tambang di sini 662 juta ton. Yang disayangkan, kegiatan produksi aspal di sini malah tidak jalan. Dan kita masih mengimpor aspal 5 juta ton setiap tahun.
Karena itulah, di kesempatan ini, saya menginstruksikan jajaran terkait untuk membangkitkan kembali industri aspal di Sulawesi Tenggara, sekaligus hilirisasi aspal agar mendapatkan nilai tambah. Buton harus dihidupkan kembali sebagai industri penghasil aspal, bukan sekadar tambang.
Tadi pun sudah kita putuskan, dua tahun nanti, tidak ada lagi impor aspal."
Tulisan di atas merupakan kutipan dari Facebook pak Jokowi tanggal 27 September 2022. Salinan dari tulisan pak Jokowi di Facebook di atas ini bertujuan untuk menanyakan kepada pak Jokowi dan sekaligus mengingatkannya: “Apakah pak Jokowi masih ingat dengan aspal Buton? Atau karena pak Jokowi sudah sangat sibuk sekali, sehingga pak Jokowi sudah lupa dengan aspal Buton?
Mungkin tulisan ini akan mampu mengingatkan kembali mengenai betapa mulianya hati pak Jokowi yang telah memutuskan untuk stop impor aspal pada tahun 2024. Tetapi nyatanya, sekarang sudah tahun 2024, dan pak Jokowi sudah lupa dengan aspal Buton.
Pak Jokowi boleh lupa dengan aspal Buton, tetapi rakyat Indonesia tidak akan pernah lupa dengan tulisan pak Jokowi di Facebook ini. Tulisan ini akan dibaca oleh anak-anak, dan cucu-cucu kita. Bahkan akan dibaca oleh generasi rakyat Indonesia sampai ratusan tahun ke depan. Mereka pasti akan bertanya: “Bagaimana nasib aspal Buton setelah pak Jokowi memutuskan stop impor aspal pada tahun 2024?”.
Dan sungguh sangat disayangkan sekali, pak Jokowi sudah tidak bisa menjawab pertanyaan mereka. Tetapi pertanyaan ini akan selalu ditanyakan terus selama tulisan di Facebook itu masih ada.
Pemerintahan pak Jokowi tinggal beberapa bulan lagi. Urusan Pemilu 2024 sudah selesai. Tetapi urusan aspal Buton masih belum selesai. Masih ada hutang janji yang belum pak Jokowi lunasi: “Bagaimana dengan nasib aspal Buton setelah pak Jokowi putuskan akan stop impor aspal pada tahun 2024”. Sekarang sudah tahun 2024, dan Indonesia masih impor aspal terus. Rekam jejak digital di Facebook sudah tertulis dengan sangat jelas. Pak Jokowi sudah mengatakan: “Tadi pun sudah kita putuskan, dua tahun nanti, tidak ada lagi impor aspal.” Pak Jokowi sudah tidak bisa lari lagi dari kenyataan ini.
Pak Jokowi masih memiliki kesempatan untuk menuntaskan masalah hutang janji aspal Buton. Kalau tidak diselesaikan sekarang juga, kapan lagi? Apakah setelah pak Jokowi tidak menjabat sebagai presiden lagi, secara otomatis hutang janji pak Jokowi tersebut sudah lunas terbayarkan? Nyatanya tidak demikian. Semakin lama pak Jokowi ingkar janji, akan semakin banyak rakyat yang akan menuntut pak Jokowi. Termasuk anak-anak dan cucu-cucu kita. Dan juga generasi rakyat berikutnya sampai ratusan tahun lagi ke depan. Oleh karena itu, mohon pak Jokowi sadar, bahwa hutang janji yang sudah terucap itu tidak mungkin akan bisa ditarik kembali, kecuali dengan membayarnya lunas di dunia. Atau harus mempertanggung jawabkannya di akhirat nanti.
Sejatinya, menyelesaikan masalah aspal Buton ini adalah sangat mudah. Asalkan pak Jokowi memiliki hati yang bersih ingin menyejahterakan rakyat Buton dan seluruh rakyat Indonesia. Silahkan pak Jokowi merenung dalam-dalam mumpung masih ada waktu. Tetapi rakyat pasti akan terus bertanya: “Apakah pak Jokowi sudah lupa dengan aspal Buton?. Bagaimana nasib aspal Buton, setelah pak Jokowi putuskan akan stop impor aspal pada tahun 2024? Sekarang sudah tahun 2024”. Mungkin pak Jokowi perlu membaca kembali tulisan pak Jokowi di Facebook pada tanggal 27 September 2022.
Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.
