Melukis bulan di kanvas angan
Ai, mengapa alismu yang kelihatan
Malam yang remang jadi purmama
Langit serupa kulit jeruk
Memeluk waktu lupa kantuk
Melukis bulan di lembar hati
Ai ai, kenapa sketsa bibirmu yang jadi
Malam tiba-tiba pergi
Meninggalkan mimpi sendiri
Melukis bulan di langit biru
Namun awan-awan menggores rindu
Serupa wajahmu tersenyum ragu
Melukis bulan di mimpimu
Datang mukaku sendiri yang kuyu
November 2023
Ikuti tulisan menarik Fabian Satya Rabani lainnya di sini.