Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi LSP Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku. Salam literasi

Di Balik Kasus Ibu Samurai, Jangan Bertindak Membahayakan Diri Sendiri dan Orang Lain

Kamis, 4 April 2024 12:00 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di balik kasus Ibu samurai yang membunuh penjaga toko, jangan membahayakan diri sendiri dan orang lain. Bertindaklah baik tanpa melukai

Saat membaca seorang Ibu di Tangerang yang membunuh penjaga toko akibat tidak terima ditegur sandalnya kotor, jujur saya tidak habis pikir. Hanya urusan sepele kok bisa-bisanya emosi lalu menusuk samurai hingga tewas. Ada apa gerangan dengan emosi dan nafsu manusia?

Apapun alasannya, jangan membahayakan diri sendiri dan orang lain. Ajarannya memang begitu, jangan dibantah. Haram mendatangkan madharat atau bahaya kepada orang lain dan diri sendiri. Manusia itu berperilaku baik saja belum tentu masuk surga, apalagi bertindak jahat. Karena kita tidak tahu apa yang ada dalam hati manusia? Mau urusan kehormatan, agama, jiwa, akal, atau harta sekalipun jangan pernah bertindak yang membahayakan diri sendiri atau orang lain. Eling, eling dan waspada!

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Siapapun dilarang melakukan perbuatan yang menimbulkan bahaya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Maka kendalikan diri. Bila belum terjadi, segera antisipasi dan tahan diri agar tidak menyebabkan bahaya. Bila sudah terjadi, siapapun wajib untuk menghilangkan dan menghapus sisa-sisanya. Rasulullah SAW berkata, “idak boleh memudharati diri sendiri dan orang lain.” (HR. Ibnu Majah no. 2341).

Di bulan puasa seperti, orang berpuasa pun berbahaya. Karena puasanya hanya mendapatkan lapar dan haus semata. Kenapa? Karena pahala puasanya hilang akibat melakukan perbuatan tercela. Berdusta, bergunjing, atau melampiaskan hawa nafsu yang jelek. Karena perbuatan yang membahayakan diri sendiri atau orang lain. Apa gunanya berpuasa bila perilakunya buruk?

Hati-hati dalam bersikap dan bertindak, di mana pun. Apalagi yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Jangan menyusahkan orang lain akibat perbuatan kita. Punya samurai kok buat membunuh orang lain. Punya uang kok untuk menghina orang lain. Apalagi tidak punya apa-apa tapi kerjanya menzolimi orang lain. Merampas hak orang lain, memusuhi, memfitnah, bahkan membenci tanpa ujung. Di tempat-tempat umum, di jalanan, di pasar tidak boleh menggangu orang lain. Apalagi bertindak yang membayakan diri sendiri atau orang lain. Itulah nasihat dan hikmah berpuasa.

Siapapun, silakan maju tanpa menyingkirkan. Naiklah setinggi mungkin asal jangan merendahkan orang lain. Jadilah baik tanpa menjelekkan orang lain. Dan jadilah benar tanpa perlu menyalahkan orang lain. Jadilah cerdas tanpa perlu menyebut bodoh orang lain. Itulah spirit yang dipegang Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Hanya menyediakan tempat membaca bagi anak-anak usia sekolah dan warga yang selama ini tidak punya akses bacaan.

Ketahuilah, barangsiapa membahayakan orang lain maka Allâh akan membalas bahaya kepadanya dan barangsiapa menyusahkan orang lain, maka Allâh pun akan menyulitkannya. Sekali lagi, jangan bertindak yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Salam literasi #NgabubuRead #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler