x

Gambar Ilustrasi Demokrasi Indonesia, sumber: https://asset.kompas.com/crops/pYd3_smtxHL6Ass9BGbb6mZmjk8\x3d/0x9:968x655/750x500/data/photo/2018/11/05/1501547801.jpg

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Selasa, 16 April 2024 18:30 WIB

Tragedi Aspal Buton, Sejarah Hitam Bangsa Indonesia

Mari kita renungkan bersama. Apakah tragedi Aspal Buton ini merupakan tragedi kemanusiaan yang telah melanggar hak-hak asasi manusia? Komnas HAM, mohon pendapatnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Indonesia sudah 78 tahun merdeka. Dan Indonesia sudah 7 kali berganti Presiden. Mirisnya, Indonesia masih belum mampu mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton”. Kalimat ini menunjukkan kepada generasi muda Indonesia, bahwa ada jejak digital tragedi aspal Buton yang akan dicatat di dalam sejarah hitam bangsa Indonesia sepanjang masa.

Menurut Wikipedia, arti tragedi atau dukacita adalah genre drama yang menceritakan kisah yang menyedihkan. Dalam tragedi, tokohnya biasanya memiliki kualitas-kualitas yang baik, namun mengalami nasib yang buruk dan menyebabkan dirinya mengalami masalah.

Kisah drama apa yang sejatinya diceritakan di dalam kisah ini? Dan siapakah tokoh utama di dalam kisah ini? Tokoh utama di dalam kisah ini adalah Aspal Buton. Drama tragedi ini menceritakan mengenai nasib buruk dan malang dari Aspal Buton yang telah diabaikan, dan tidak dihargai sama sekali keberadanya oleh pemerintah Indonesia. Padahal Aspal Buton adalah sumber daya aspal alam satu-satunya yang berada di Indonesia, yang jumlah depositnya terbesar di dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Coba tolong ceritakan kisah tragedi Aspal Buton agar dapat diketahui oleh para generasi muda Indonesia. Aspal Buton untuk pertama kali ditemukan pada tahun 1924 oleh seorang Geolog Belanda yang bernama W.H Hetzel. Pada tahun 1926, aspal Buton sudah mulai mulai diproduksi dalam jumlah besar. Dan produk aspal Buton ini telah dikirim ke negeri Belanda untuk membangun jalan-jalan di sana. Kabarnya, jalan-jalan yang terbuat dari aspal Buton ini sampai sekarang masih bisa dijumpai.

Belanda yang telah menjajah Indonesia selama 3,5 abad telah menguras harta kekayaan sumber daya alam Indonesia dalam waktu sekejab. Dan hal ini dapat dipahami dan dimaklumi, karena mereka adalah penjajah. Tetapi yang tidak dapat dipahami adalah setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, mengapa harta kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah ini tidak mau dimanfaatkan dan diolah untuk menyejahterakan rakyatnya?. Dan malah justru Indonesia telah mengimpor aspal dalam jumlah besar selama 45 tahun. Bagaimana mungkin kita akan mampu menjelaskan perihal tragedi Aspal Buton ini kepada generasi muda Indonesia?

45 tahun adalah kurun waktu yang sangat lama sekali. Masak sih Indonesia tidak mampu memanfaatkan dan mengolah aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor? Siapakah yang harus bertanggung jawab mengenai tragedi Aspal Buton ini? Kalau Presiden saja tidak mampu, lalu siapa? Bukankah Presiden adalah Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara tertinggi di Indonesia. Ini merupakan sebuah pertanyaan terbuka, karena sampai kapanpun tidak akan pernah ada orang yang mau menjawabnya. Dugaan sementara, bukannya Indonesia tidak mampu memanfaatkan dan mengolah aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor. Tetapi Indonesia tidak mau. Ya, mengapa Indonesia tidak mau?

Mungkin orang menilai bahwa tragedi Aspal Buton ini hanya mengada-ada saja. Karena mengapa pemerintah telah mengabaikan dan tidak menghargai aspal Buton pasti sudah ada alasan dan penjelasannya. Dan selama ini pemerintah bukannya tinggal diam saja mengenai aspal Buton. Sejatinya sudah banyak upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk membangkitkan aspal Buton dari mati surinya. Tetapi hanya nasib buruk dan malang yang selalu menjadi alasan, mengapa sampai saat ini aspal Buton masih belum mampu juga mensubstitusi aspal impor.

Apakah rakyat boleh menyalahkan presiden atau pemerintah sehubungan dengan tragedi Aspal Buton ini? Seharusnya tidak ada dusta antara rakyat dan pemerintah, seandainya tragedi Aspal Buton ini ingin diselesaikan secara baik-baik agar tidak berkepanjangan. Tetapi nyatanya sampai saat ini isu masalah tragedi Aspal Buton telah terputus di tengah jalan. Pak Jokowi sendiri sudah pernah datang ke Pulau Buton pada tanggal 27 September 2022. Dan pak Jokowi sudah memutuskan akan stop impor aspal pada tahun 2024. Sekarang sudah tahun 2024. Tetapi mengapa impor aspal masih belum juga dihentikan?

Tragedi Aspal Buton bukan saja akan dicatat di dalam prasasti sejarah hitam bangsa Indonesia, tetapi juga akan dicatat di dalam hati dan pikiran rakyat yang mencintai aspal Buton. Tahukan pak Presiden, mengapa rakyat mencintai aspal Buton? Karena aspal Buton adalah harapan satu-satunya bagi rakyat Buton untuk bisa hidup lebih makmur dan sejahtera. Rakyat Buton sudah menunggu selama 1 abad untuk dapat menikmati berkah dari sumber daya alam karunia Allah SWT kepada rakyat Buton. Tetapi harapan itu kini telah pupus dan musnah ditelan waktu.

Kalau pak Presiden tidak tahu itu, sungguh keterlaluan. Bukankah tugas pak Presiden adalah untuk menyejahterakan rakyatnya. Sekarang ada harta karun aspal Buton di depan pelupuk mata pak Presiden. Masak pak Presiden memejamkan mata, seolah-olah “emas hitam” itu hanya berupa bongkahan batu-batu hitam yang tidak bernilai. Dan tahukah pak Presiden, bahwa selama ini rakyat Buton diam saja. Karena mereka masih terus berharap, bahwa pada suatu saat nanti akan datang seorang Presiden baru yang akan peduli dengan aspal Buton. Tetapi berharap terus tanpa ikhtiar dan perjuangan, apakah itu merupakan tindakan yang bijak?

Ingat, tragedi aspal Buton bukan saja akan dicatat sebagai sejarah hitam bangsa Indonesia, tetapi tragedi aspal Buton ini akan dicatat juga sebagai sejarah hitam dunia. Bagaimana mungkin? Aspal Buton sudah terkenal di seluruh dunia sebagai deposit aspal alam yang jumlahnya terbesar di dunia. Kualitas aspal alam di Pulau Buton diakui jauh lebih bagus daripada kualitas aspal minyak impor. Sejatinya, dunia juga mempertanyakan: “Mengapa Indonesia tidak mau memanfaatkan dan mengolah aspal Buton untuk memenuhi kebutuhan aspalnya di dalam negeri?, kok malah justru impor aspal dari negara-negara lain?”.

Mungkin sekarang sudah tiba bagi rakyat Indonesia untuk mulai sadar diri, bahwa tragedi Aspal Buton bukan hanya merupakan masalah berebut rezeki antara aspal lokal dengan aspal impor. Tragedi Aspal Buton adalah masalah kemanusiaan, karena hak rakyat Buton untuk bisa hidup lebih makmur dan sejahtera telah dihalang-halangi oleh kebijakan pemerintah yang tidak adil, dan lebih memprioritaskan aspal impor.

Apabila dalam waktu dekat tragedi aspal Buton ini tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah, mungkin rakyat Buton harus berani bangkit untuk berjuang daripada harus terus-menerus berharap, tetapi tidak pernah mendapatkan tanggapan yang positip. Mari kita renungkan bersama. Apakah tragedi Aspal Buton ini merupakan tragedi kemanusiaan yang telah melanggar hak-hak asasi manusia? Komnas HAM, mohon pendapatnya.

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB