Apoteker Praktisi dan Akademisi

Mikroplastik dan Dampaknya pada Kesehatan Manusia

Kamis, 17 Oktober 2024 14:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Sumber Mikroplastik
Iklan

Mikroplastik bisa masuk ke tubuh manusia melalui makanan, udara, atau kontak langsung. Para peneliti telah menemukan jejak mikroplastik di organ vital seperti paru-paru, darah, dan plasenta, yang menimbulkan kekhawatiran tentang potensi efek kesehatan jangka panjang.

***

Mikroplastik adalah partikel plastik dengan ukuran kurang dari 5 mm yang dapat ditemukan di lingkungan darat, laut, dan bahkan udara. Mikroplastik berasal dari degradasi produk plastik seperti pakaian sintetis, ban, kosmetik, dan botol sekali pakai. Kontaminasi mikroplastik kini menjadi masalah global karena partikel ini telah terdeteksi dalam makanan, minuman, dan air, termasuk di air kemasan dan keran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dampak Mikroplastik pada Tubuh

Mikroplastik bisa masuk ke tubuh manusia melalui makanan, udara, atau kontak langsung. Para peneliti telah menemukan jejak mikroplastik di organ vital seperti paru-paru, darah, dan plasenta, yang menimbulkan kekhawatiran tentang potensi efek kesehatan jangka panjang. Nanoplastik—partikel mikroplastik yang sangat kecil—dapat menembus dinding sel dan menyebabkan stres oksidatif, peradangan, serta gangguan hormon. Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mempengaruhi sistem reproduksi dan metabolisme, serta meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.


Potensi Risiko bagi Ekosistem dan Manusia

Selain dampak langsung pada tubuh manusia, mikroplastik juga memperburuk pencemaran lingkungan. Dalam rantai makanan laut, misalnya, ikan dan makhluk laut lainnya mengonsumsi mikroplastik, yang kemudian berisiko dikonsumsi oleh manusia. Selain itu, mikroplastik dapat membawa bahan kimia berbahaya seperti BPA dan ftalat, yang diketahui berpotensi mengganggu sistem endokrin dan menimbulkan efek toksik.


Upaya Mitigasi

Para ahli menyerukan tindakan untuk mengurangi produksi dan penggunaan plastik sekali pakai serta meningkatkan daur ulang. Beberapa solusi yang dijajaki mencakup penggunaan mikroorganisme pemakan plastik dan pengembangan bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Regulasi juga perlu diperkuat untuk membatasi penggunaan plastik berbahaya dalam produk sehari-hari.

Konsumsi mikroplastik dapat berdampak negatif pada kesehatan, meskipun penelitian tentang dampaknya pada manusia masih berlangsung. Untuk mencegah konsumsi mikroplastik, beberapa langkah yang bisa dilakukan meliputi:

1. Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai: Menghindari produk plastik sekali pakai seperti botol air, sedotan, dan kantong plastik dapat membantu mengurangi sumber utama mikroplastik.

2. Memilih Produk dengan Sedikit atau Tanpa Plastik: Banyak produk kosmetik dan perawatan tubuh mengandung mikroplastik, seperti scrub dan pasta gigi. Cari produk dengan label "bebas mikroplastik."

3. Menggunakan Filter Air: Mikroplastik sering ditemukan dalam air minum. Menggunakan filter air yang efektif dapat membantu mengurangi jumlah mikroplastik dalam air keran.

4. Mengurangi Konsumsi Makanan Kemasan: Makanan yang dikemas dalam plastik dapat terkontaminasi mikroplastik. Memilih makanan segar dan memasaknya sendiri dapat membantu mengurangi paparan.

5. Meminimalkan Penggunaan Produk Sintetis: Pakaian sintetis melepaskan mikroplastik selama pencucian. Memilih pakaian dari bahan alami seperti katun atau wol dan mengurangi frekuensi pencucian dapat membantu.

6. Menggunakan Peralatan Masak Non-Plastik: Hindari menggunakan wadah plastik atau peralatan masak plastik untuk menyimpan atau memanaskan makanan. Pilih alternatif seperti kaca, stainless steel, atau bambu.

7. Daur Ulang dan Pemilahan Sampah: Daur ulang plastik dengan benar dan membuang sampah plastik dengan baik dapat mengurangi jumlah plastik yang berakhir di lingkungan.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita bisa berperan aktif dalam mengurangi konsumsi mikroplastik dan dampaknya terhadap kesehatan serta lingkungan.

Penelitian tentang dampak mikroplastik masih berkembang, dan ada kebutuhan mendesak untuk memahami lebih lanjut tentang efek partikel ini pada kesehatan manusia dan ekosistem.

Makanan dan Minuman yang Tercemar Mikroplastik

Mikroplastik telah ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Beberapa di antaranya meliputi:

1. Makanan Laut: Ikan, kerang, dan tiram sering kali tercemar mikroplastik karena mereka tidak sengaja memakan partikel plastik di laut.

2. Air Kemasan: Penelitian menunjukkan bahwa air botolan mengandung lebih banyak mikroplastik dibandingkan air keran, sebagian besar disebabkan oleh kemasan plastik.

3. Garam: Baik garam laut maupun garam batu ditemukan mengandung mikroplastik, yang diperkirakan berasal dari air laut yang tercemar.

4. Madu dan Gula: Kontaminasi dapat terjadi selama proses produksi, pengemasan, atau transportasi yang melibatkan plastik.

5. Teh dan Kopi: Mikroplastik bisa lepas dari kantong teh berbahan plastik atau kapsul kopi saat terpapar air panas.

Mengingat tingginya paparan mikroplastik dalam makanan, masyarakat dianjurkan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan memilih produk yang lebih ramah lingkungan. Mengonsumsi air keran dan menggunakan kemasan alternatif dapat menjadi langkah kecil namun berdampak untuk mengurangi paparan mikroplastik.

Bagikan Artikel Ini
img-content
yelfi anwar

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Yuk, Kenalan dengan Sarang Burung Wallet

Minggu, 24 November 2024 19:08 WIB
img-content

Yuk Mengenal Kolagen

Senin, 18 November 2024 20:12 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler