Mahasiswa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah A.R Fachruddin

Memahami Ragam Bahasa

Sabtu, 19 Oktober 2024 08:43 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Laman Indonesiana.id
Iklan

Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa yang berbeda-beda tergantung pada situasi, tempat, dan kondisi sosial. Ragam bahasa dapat bervariasi berdasarkan faktor seperti konteks, tujuan komunikasi, atau kelompok sosial.

***

Keterampilan berbahasa setiap individu seseorang dapat diukur melalui kekayaan perbendaharaan kosakatanya. Artinya, semakin banyak kosakata yang dikuasai setiap individu seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat keterampilan berbahasanya.

Kosakata yang dimiliki setiap orang juga dapat dijadikan sebagai ukuran untuk mengetahui kadar pengetahuan, kecerdasan dan pengalaman berbahasa seseorang. Dengan demikian, kekayaan kosakata yang memadai bisa tercermin dari penggunaan bahasa seseorang dalam menyatakan pikiran, perasaan, pengalaman, dan gagasan kepada orang lain secara jelas dan tepat, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sependapat dengan pernyataan Pamungkas (2012:27). Bahwa untuk mengenali dan memahami ragam bahasa Indonesia di setiap daerah yang berbeda-beda, kita bisa memahami dan mengidentifikasinya berdasarkan golongan penuntur bahasa dan ragam berdasarkan jenis pemakai bahasa.

Adapun ragam bahasa yang bisa ditinjau dari sudut pandang golongan penutur didasarkan pada patokan (1) daerah penutur, pendidikan pemakai bahasa, dan (3) sikap penutur bahasa. Menurut Tasai dan Zainal Arifin (2000:15) mengemukakan bahwa antara ragam tulis itu berbeda. Adapun letak perbedaannya adalah (1) ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara ada di depan; (2) di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan.

Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa yang berbeda-beda tergantung pada situasi, tempat, dan kondisi sosial. Ragam bahasa dapat bervariasi berdasarkan faktor seperti konteks, tujuan komunikasi, atau kelompok sosial. Berikut adalah beberapa jenis ragam bahasa:

Ragam Bahasa Berdasarkan Media

Ragam lisan merupakan bahasa yang digunakan oleh pemakai bahasa dalam berkomunikasi. Ragam lisan standar, misalnya orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan,dan ceramah.Ragam lisan non-standard,misalnya dalam percakapan antarteman di pasar atau dalam kesempatan nonformal lainnya.

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan. Dengan huruf sebagai unsurdasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan ragam bahasa tulis, kita tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Ragam bahasa lisan merupakan ragam bahasa yang diucapkan oleh medium lisan, ditandai oleh pengulangan-pengulangan, jenis jeda. Sedangkan ragam bahasa tulisan merupakan bahasa sekunder setelah bahasa lisan yang merupakan bahasa primer (Chaer, 2010: 82)

Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi

Bahasa yang digunakan dalam situasi resmi atau formal. Biasanya menggunakan struktur bahasa yang baku dan sesuai dengan kaidah tata bahasa. Contoh: pidato kenegaraan, surat resmi.

Bahasa yang digunakan dalam situasi santai atau sehari-hari. Struktur bahasa lebih fleksibel dan mungkin tidak selalu sesuai dengan tata bahasa baku. Contoh: obrolan dengan teman, chat di media sosial.

Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur

Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada disuatu tempat atau area tertentu. Karena dialek ini didasarkan pada wilayah atau area tempat tinggal penutur, dialek ini lazim disebut dengan dialek areal, dialek regional, atau dialek geografi. Peneliti menemukan tindak tutur dari segi penutur berupa dialek.

Sosiolek adalah variasi bahasa yang berkaitan dengan suatu kelompok sosial tertentu. Sosiolek antara lain terjadi pada berbagai kelompok masyarakat menurut kelas sosial, usia, serta pekerjaan para penuturnya.

Kronolek adalah variasi bahasa yang digolongkan berdasarkan masa tertentu, misalnya bahasa tahun 20-an akan berbeda dengan bahasatahun 70-an. 

Ragam Bahasa Berdasarkan Fungsi

Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu bahasa Indonesia yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Kegiatan ilmiah biasanya bersifat resmi. Sebagai kegiatan yang bersifat resmi, ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ragam bahasa Indonesia baku.Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokkan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Bahasa Indonesia harus memenuh isyarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis. Karya ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas.

Ragam bahasa sastra disebabkan oleh sifat sastra sendiri yang mempergunakan bahasa sebagai medium pengucapannya ditemukan oleh Wellek dan Warren (1956: 22-25) bahwa karya sastra itu karya imajinatif bermedium bahasa yang fungsi estetiknya dominan. Dengan demikian, bahasa sastra mempunyai fungsi estetik yang dominan dalam arti sifat estetik yang menguasainya.

Bahasa jurnalis adalah bahasa yang khususnya digunakan di surat kabar dan terealisasi dalam ragam bahasa yang berbeda dengan ragam bahasa lain. Perbedaan satu ragam bahasa dengan ragam bahasa lain yang bersifat kuantitatif dan performatif. Ragam bahasa jurnalis juga memiliki empat ciri, yaitu proyeksi, bahasa objektif, kontraksi, dan metafora. Jenis bahasa jurnalistik berbeda dengan bahasa tulis umumnya.

Meski demikian, ia tidak boleh melanggar kaidah bahasa Indonesia atau tata bahasa baku bahasa Indonesia. Ragam bahasa jurnalistik berbeda dengan ragam bahasa lain. Dengan kata lain, ciri teks ragam jurnalistik, khususnya bahasa di surat kabar berbeda dengan bahasa lain. Teks jurnalistik memiliki berbagai ciri yang paling dominan, yakni proyeksi, keobjektifan bahasa (khususnya di dalam berita, kecuali di dalam editorial), kontraksi, dan metafora.

Ragam Bahasa Berdasarkan Cara Penyampaian

Ragam Bahasa Baku yang digunakan dalam situasi formal atau resmi disebut bahasa baku. Kaida-kaidah dalam ragam bahasa baku baik dalam bidang fonologi, morfologi, sintaksis ataupun kosakata biasa digunakan secara konsisten.

Ragam bahasa nonbaku dalam bahasa Indonesia tetap dipergunakan agar lebih dekat dengan istilah yang diterjemahkan dari bahasa Inggris. Bahasa nonstandar dipergunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tatabahasa atau kosakata dari ragam bahasa baku dari suatu bahasa. Kadang - kadang istilah substandar dipergunakan, tetapi pakar bahasa mengacu kepada istiiah nonbaku sebagai istilah yang lebih netral danjuga bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode bahasa  yang Lrerbeda dengan kode bahasa dalam bahasa baku, dan dipergunakan dalam pertemuan tidak resmi dengan kode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa ragam bahasa baku.

Kata baku pada bahasa Indonesia mendukung empat fungsi, yaitu (1) fungsi pemersatu, (2) fungsi pemberi kekhasan, (3) fungsi pembawa kewibawaan, dan (4) fungsi sebagai kerangka referensi. Tiga fungsi pertama dianggap fungsi pelambang atau simbolik sedangkan satu fungsi terakhir dianggap fungsi objektif. Kata baku sebagai pemersatu ialah mempersatukan penutur atau penulisnya sebagai satu warga bahasa dapat dikatakan pula bahwa pemakaian istilah baku pada bahasa Indonesia dapat mempersatukan sekelompok orang sebagai satu kesatuan masyarakat. Kata baku menjadi pemberi kekhasan ialah pembakuan kata pada bahasa bisa sebagai pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya. Kata baku juga sebagai pembawa kewibawaan ialah kata baku yang diterapkan pada bahasa dapat menerangkan kewibawaan pemakainya.

Ahli bahasa dan beberapa kalangan di Indonesia pada umumnya berpendapat bahwa perkembangan bahasa Indonesia dapat dijadikan teladan bagi bangsa lain pada Asia Tenggara (dan mungkin pula Afrika) yang juga memerlukan bahasa yang modern dapat pula dikatakan bahwa fungsi pembawa kewibawaan ini beralih menurut pemilikan bahasa baku yang konkret ke pemilikan bahasa yang berpotensi sebagai bahasa baku. Walaupun begitu, dari pengalaman, bisa dilihat di beberapa tempat bahwa penutur yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar akan memperoleh wibawa pada mata orang lain. Kata baku menjadi kerangka acuan ialah kata baku sebagai patokan bagi benar atau tidaknya pemakaian bahasa seorang atau kelompok.

Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai aturan atau kaidah berbahasa Indonesia yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengertian lain dari kata baku ialah kata yang penggunaannya sudah sesuai ejaan dan aturan pedoman bahasa Indonesia yang baik dan benar, bersumber pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Contoh dari kosakata bahasa baku : adap, apotek, atlet,besok, bosan, bus, cabai, cedera, cokelat, desain dan durian.

Pengertian kalimat beragam formal adalab ragam bahasa atau kalimat yang mengikuti kaidah kebahasaan. Adapun contoh kalimat beragam formal dapat dilihat di bawah ini:

"Jika terdapat salah dalam pengucapan kata maupun intonasinya, saya memohon maaf kepada hadirin semua"

"Cedera tidak boleh diremehkan karena bisa memberikan dampak buruk untuk otot"

"Saya sangat mengharapkan kehadiran Anda dalam acara pertunjukan kami"

"Seluruh pelajar wajib untuk mengikuti pelaksanaan upacara bendera setiap pagi saat hari Senin"

"Setiap pelajar wajib untuk datang tepat waktu ke kelas setiap pagi mulai hari Senin sampai Jumat"

Ketika berada pada tataran fungsi bahasa untuk mengekspresikan diri dan sebagai alat komunikasi, bahasa tersebut termasuk ke dalam ragam bahasa dan laras bahasa. Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa dibedakan berdasarkan media yang digunakan, topik pembicaraan, dan sikap pembicaranya di pihak lain, laras bahasa dapat dikatakan kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya (KBBI).

Fungsi pemakaian bahasa lebih diutamakan dalam laras bahasa daripada aspek lain dalam ragam bahasa. Selain itu, konsepsi antara ragam bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam perwujudan aspek komunikasi bahasa. Laras bahasa akan memanfaatkan ragam bahasanya untuk menyampaikan pikiran yang dapat berupa ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.

DAFTAR PUSAKA

AREA, U. A. M. Buku Ajar Bahasa Indonesia.

Chaer, A., & Agustina, L. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal (Revisi ed.). Jakarta :Rineka Cipta

Chaer, A.& Agustina, L. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta

Devianty, R. (2021). Penggunaan Kata Baku Dan Tidak Baku Dalam Bahasa Indonesia. EUNOIA (Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia), 1(2), 121-132

Hariadi, A. (2022). Gaya Bahasa Ragam Ilmiah Dalam Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Ppkn) Angkatan Tahun 2017/2018 Stkip Pgri Trenggalek. Jurnal Pendidikan DEWANTARA: Media Komunikasi, Kreasi dan Inovasi Ilmiah Pendidikan, 8(1), 51-61.

Indonesia, R. B. (2020). Ragam Bahasa Indonesia. BAHASA INDONESIA.

Keraf, Gorys. (1984). Tata Bahasa Indonesia. Flores: PT. Nusa Indah

Lestari, O. (2018). Variasi ragam bahasa dalam kehidupan remaja.

Lestari, A., Pratama, L., & Soleh, W. (2022). Perumusan Kebijakan Manajemen Pembiayaan Terpadu dalam Membangun Budaya Kemandirian Pendidikan Islam di Pondok Pesantren. Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam, 3(2), 46-58.

MITA, R. (2020). Variasisosiolek Bahasa Bima Pada Masyarakat Di Desa Palama Kecamatan Donggo Kabupaten Bima (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Mataram).

Pamungkas, Sri. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarya: Andi Offset, 2012

Prihantini, A. (2015). Master bahasa Indonesia: Panduan tata bahasa Indonesia terlengkap. Bentang B first.

SARI, D. (2022). RAGAM BAHASA DAN KARAKTERISTIK PEMAKAIAN BAHASA LISAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 LASALIMU SELATAN. LANGUAGE: Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra, 2(3), 233-241.

Tasai dan Zainal Arifin. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo, 2000

Tasai dan Zainal Arifin. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo, 2000

Wellwk, Rene dan Austin Warren. 1956. Theory of Literature. Penguin Book: Middle sex.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini
img-content
Miftahul Umar Naazhir

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

img-content

Pengertian, Fungsi, dan Penulisan Sumber

Minggu, 24 November 2024 19:18 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler