Sejarah dan Perubahan-perubahan yang Terjadi dalam Bahasa Indonesia

Rabu, 30 Oktober 2024 21:54 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

\xa0 \xa0 Dalam kehidupan sehari-hari Bahasa Melayu menjadi alat komunikasi yang utama. Bahasa Melayu merupakan akar dari bahasa Indonesia yang sering kita gunakan sehari-hari.

***

Setiap negara memiliki bahasanya masing masing sebagai indentitas negara tersebut, dan Indonesia salah satunya. Bahasa Indonesia ialah bahasa yang wajib digunakaan setiap warga yang tinggal Indonesia.  Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Badan Informasi Geospasial (BIG) dan United Nation Group of Expert on Geographical Names (UNGEGN) Indonesia memiliki 18 ribu pulau.  Indonesia memiliki 1.300 etnis yang tersebar di seluruh Nusantara.

Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Indonesia memiliki 718 bahasa daerah yang tersebar di Indonesia. Banyaknya bahasa yang tersebar itu membuat kesulitan dalam menyatukan ke dalam suatu negara. Oleh seabab itu para pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 berikrar untuk menggunakan Bahasa Indoensia sebagai Bahasa pemersatu.

            Sebelum Bahasa Indonesia menjadi lingua franca ada satu Bahasa yang di pakai untuk komunikasi sehari-hari dalam masyarakat Indonesia yaitu Bahasa melayu, Bahasa ini di gunakan pada abad ke-7 pada saat kerjaan sriwijaya berkuasa, bukti keberadaan Bahasa melayu sebagai Bahasa pengunaan sehari-hari, prasasti Gandasuli (tahun 832) di daerah temanggung, dipulau jawa menurut penelitian Dr. J.G Casparis prasasti tersebut berbahasa melayu kuno, bukti lainnya ditemukannya dialek Bahasa melayu diwilayah nusantara seperti di Ambon, Larantuka, Kupang, Jakarta, Manado dan lain-lain. Bahasa melayu di sebarkan oleh pedagang sriwijaya.

            Sampai datangnya protugis dan belanda yang mulai menjajah Indonesia, di saat ini para pemuda Indonesia membutuhkan Bahasa pemersatu dan dipilihlah Bahasa melayu, dipilihnya Bahasa melayu di karenakan penuturnya yang banyak dan telah di pahami oleh masyarakat Indonesia, samapai terjadinya kongres Bahasa Indonesia Bahasa melayu diperbaiki lagi ejaanya agar lebih seragam dan sesuai dengan karakter Indonesia.

            Ejaan Bahasa Indonesia mengalami beberapa kali perubahan dari jaman hindia belanda samapi masa kini, mengalami 7 kali perubahan di antaranya:

  1. Ejaan Van Ophuijsen (1907-1947)

                           Ejaan ini di gunakan untuk menulis Bahasa melayu yang pada saat itu menjadi Bahasa pemersatu, ejaan ini di namai oleh seorang tokoh guru bahasa belanda Charles Adriaan van Ophuijsen, namun tak hanya itu ada tokoh Indonesia juga yang berperan dalam ejaan ini yaitu Nawawi Soetan Makmoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

 Beberapa contohnya:

  • Djalan (Dijalan)
  • Djadi (jadi)
  • Tjoba (coba)
  • Njonja (nyonya)

            Dampak pada pengunaan ejaan, rumit, tidak efisien dalam dunia pengajaran ini sulit di terapkan dan ejaan ini menunjukan dominasi atau penjajahan belanda

  1. Ejaan soewandi (1947-1956)

            Ejaan ini digunakan untuk menulis bahasa Indonesia, ejaan ini dinamai Menteri

Pendidikan pada saat pemerintahan Soekarno yaitu soewandi

Beberapa contohnya:

  • Huruf (oe) menjadi (U) contoh buku,rumah,sudah
  • Huruf (TJ) menjadi (C) contoh tjinta (cepat),tjoba (coba)
  • Huruf (NJ) menjadi (NY) contoh banjak (banyak), njonja (Nyonya)

            Dampak dari ejaan ini ialah sebagai tanda kemerdekaan bahasa Indonesia dari pejajahan bahasa,selain itu ejaan ini menguatkan identitas nasional dan kedaulatan, memperkaya khasanah bahasa Indonesia, menyempurnakan sistem penulisan sesuai kaidah fonetik dan morfologi, dan terakhir ejaan ini menyalaraskan ejaan bahasa dengan ejaan bahasa melayu yang digunakan di Malaysia dan singapura

  1. Ejaan Pembaharuan (1956-1961)

            Ejaan ini di resmikan pemerintahan pada tahun 1956, ciri-ciri ejaan ini ialah:

  • Menghapus huruf (KH) dan diganti dengan huruf (H) contohnya ahir (akhir), buhit (bukit) dan tahir (takir)
  • Menghapus huruf (NY) dan diganti dengan huruf (N) contohnya banak (banyak), non (Nyonya) dan renong (renyong)

            Ejaan ini banyak menimbulkan pertentangan pada kalangan akademis dan sastrawan karena menyebabkan kebingungan dalam penulisan dan pelafan, ejaan ini menyimpang dari prinsip fonemis yang menghargai hubungan antara bunyi dan lambing, dan menyullitkan hubungan antara negara yang menggunakan bahasa melayu

  1. Ejaan Melindo (1961-1967)

            Ejaan keempat ini merupakan hasil dari koferensi bahasa melayu-indonesia yang di adakan kuala lumpur 1961.

  Ciri-ciri ejaan melindo antara lain:

  • Mengmbalikan huruf (NY) yang tadinya digantikan, contohnya Banyak, Nyonya, dan renyong
  • Mengembalikan penggunaan huruf (KH) yang tadinya di gantikan juga, contohnya Akhir, Bukit, dan Takir
  • Menggantikan huruf (C) dengan huruf (K), contohnya Koba(coba), Kanji(janji), dan kucer (cukur)

            Penggunaan ejaan ini guna meningkatkan Kerjasama antara negara malaysia dan singapura dalam bidang bahasa, budaya dan poitik, selain itu ejaan ini memperluas pengaruh bahasa Indonesia di wilayah asia tenggaran dan dunia

  1. Ejaan Lembaga Bahasa Dan Kesutraan (LBK) (1967-1972)

            Ejaan ini diresmikan oleh Lembaga bahasa pada saat itu yaitu Lembaga bahasa dan kesustraan pada tahun 1967.

            Ciri-ciri ejaan ini antara lain:

  • Perubahan (DJ) menjadi (J) contoh: “djoega” menjadi “juga”
  • Penggunaan (TJ) menjadi (C) conto “tjnja” menjadi “cinta”

            Dalam masa perubahaan ejaan ini terdapat ketegangan antara Indonesia, malaysia, dan singapura dalam bahasa,budaya dan politik, ejaan inipun menyimpang dari prinnsip etimologis yang menghargai asal-usul kata

  1. Ejaan Yang Disempurnakan (1972-2015)

            Ejaan ini menyederhanakan berbagai aturan penulisan, yang diresmikan pada tahun 1972. Contoh kalimatnya antara lain:

  • (oe) menjadi (U) contohnya “goero” menjadi “guru”

           Ejaan ini menyatukan kembali persahabatan Indonesia,Malaysia dan singapura, ejaan inipun mengikuti perkembangan dan kebutuhan bahasa Indonesia di era globalisasi

  1. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) (2015-Sekarang)

            Ejaan ini merupakan penyempurnaan EYD, latar belakang peresmiaan ejaan ini karena perkembangan pengetahuan,teknologi dan seni. Contoh kalimatnya antara lain

  • Berlakunya huruf diftong (ai, au, ei, oi)

            Ejaan ini untuk mempermudahkan anak generasi sekararang, dan mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi khususnya media sosial

            Terjadinya perubahan ejaan bahasa Indonesia merupakan tanda bukti negara peduli terhadap perkembangan indentitas negara yaitu bahasa Indonesia, dan pemerintah sendiri berperan penting dalam penjagaan konsistensi penggunaan bahasa Indonesia salah satu ialah pengawasa terhadap media iklan yang di atur oleh undang-undang nomor 24 tahun 2009 yang berisi tentang bendera, bahasa dan lambang negara juga memperkuat penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik, termasuk media.

            Terdapat juga pelatihan bagi warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia dengan tujuan untuk hubungan bisnis atau membangun usaha di negara Indonesia, yaitu program pelatihan bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) program ini bertujuan untuk menjaga konsistensi dan standar penggunaan bahasa Indonesia secara global.

            Terdapat tantangan untuk negara di era globalisasi ini, akses internet yang sangat mudah dan beragam media sosial yang mudah di akses bagi generasi sekarang, gen z lebih fokus terhadap apa yang terjadi pada media sosial yang mengakibatkan fokus mereka hanya kepada “handphone” mereka, dikutip oleh perpustaan kemendagri tingkat literasi Indonesia masuk ke peringkat 62 dari 70 negara, dan akses internet yang mudah cepatnya tersebar bahasa gaul dikalangan generasi muda seperti:

  • Anjir
  • Anjay
  • Baper
  • Japri
  • Bucin
  • Dll

Di generasi sekarang lebih sering menggunakan bahasa asing di media sosial mereka, yang mereka anggap keren di bandingkan penggunaan bahasa Indonesia, dan generasi sekarang lebih mengikuti hal terbaru dan meninggalkan yang sekiranya mereka anggap jadul atau tua, hal seperti inilah yang membuat bahasa Indonesia yang baik ditinggalkan karena era globalisasi yang sangat cepat ini.

Dalam interaksi sehari-hari terutama di perkotaan banyak orang yang ketika berbicara mereka menggunakan bahasa indonesia yang diselipkan bahasa inggris dan banyak juga sebagian anak yang sejak kecil di ajarkan bahasa inggris daripada bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan tujuan anak tersebut dapat di anggap pintar karena kemahiran mereka dalam berbahasa inggris.

Fenomena ini menjadi bukti sebagai menurunnya konsistensi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, banyak yang lebih mementingkan bahasa asing karena kedudukan dan taraf ekonomi yang baik, sebagai contoh banyaknya lamaran kerja yang mewajibkan penggunaan bahasa inggris untuk bisa melamar pekerjaan di Perusahaan tersebut, tak hanya itu banyaknya sekolah yang menggunakan bahasa pengantar dalam pembelajaran yang sudah pasti ini mengurangi bahasa nasional negara Indonesia.

Seiringnya waktunya, jika penggunaan bahasa asing tidak di kurangi banyak budaya indonesia yang akan hilang, karena orang indonesia banyak menggunakaan istilah-istilah dalam bahasa indonesia yang sangat menggambarkan suatu budaya yang dimana akan jelas jika tersampaikan jika menggunakan bahasa kita sendiri.

Bukan melarang untuk tidak mempelajari bahasa asing melainkan suatu keharusan untuk tetap mejaga dan mempertahankan budaya bahasa indonesia sebagai indentitas suatu negara, menjaga agar tidak tergerus oleh era globalisasi yang cepat ini peran penting bagi kita agar tetap menjaga indentitas negara indonesia

Daftar Pustaka

admin. (2023, september 19). Sejarah Perkembangan dan Perubahan Ejaan Bahasa Indonesia dari Zaman Kolonial Belanda hingga Masa Kini. Diambil kembali dari https://an-nur.ac.id/blog/sejarah-dan-perubahan-ejaan-bahasa-indonesia-dari-zaman-kolonial-belanda-hingga-masa-kini.html

Aziz, F. (t.thn.). Ekspektasi Bahasa Indonesia Menuju Bahasa Internasional:. Pendidikan Bahasa Indonesia,. Diambil kembali dari https://repositori.kemdikbud.go.id/10993/1/Ekspektasi%20Bahasa%20Indonesia%20Menuju%20Bahasa%20Internasional.pdf

Mamonto, S. (2023, Febuari). Sejarah Perkembangan Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia. Journal on Education. Diambil kembali dari https://www.researchgate.net/publication/368221827_Sejarah_Perkembangan_Bahasa_Melayu_Menjadi_Bahasa_Indonesia

Utami, L. D. (2021, maret 23). Tingkat Literasi Indonesia di Dunia Rendah, Ranking 62 Dari 70 Negara. Diambil kembali dari https://perpustakaan.kemendagri.go.id/2021/03/tingkat-literasi-indonesia-di-dunia-rendah-ranking-62-dari-70-negara/

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Muhammad Firdaus Aldisa

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Penulisan Kalimat Efektif

Jumat, 22 November 2024 10:04 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler