Pengaruh Ejaan dan Kata Serapan Asing pada Bahasa Indonesia.
Minggu, 3 November 2024 13:00 WIBDalam perkembangannya, Bahasa Indonesia menerima banyak kata serapan dari bahasa asing, seperti Belanda, Inggris, Arab, dan Sanskerta.
***
Pendahuluan.
Bahasa Indonesia lahir dari akar Bahasa Melayu, yang telah menjadi bahasa penghubung bagi berbagai etnis dan suku bangsa di Nusantara selama berabad-abad. Sebagai bahasa nasional, bahasa ini tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai simbol identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana Bahasa Melayu menjadi dasar dari Bahasa Indonesia, peran perkembangan ejaan dalam pembentukan identitas bahasa, dan pengaruh dari kata-kata serapan asing yang memperkaya sekaligus menantang keaslian bahasa nasional.
1. Bahasa Melayu sebagai Dasar Identitas Nasional.
Bahasa Melayu dipilih sebagai fondasi bagi bahasa Indonesia karena sifatnya yang sederhana, mudah dipahami, dan telah lama digunakan sebagai lingua franca di Nusantara. Pada 28 Oktober 1928, melalui Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia yang berakar pada Bahasa Melayu resmi diakui sebagai bahasa persatuan. Pemilihan ini memperlihatkan peran Bahasa Melayu dalam menyatukan berbagai suku bangsa di Indonesia dan mengukuhkan bahasa sebagai simbol identitas nasional yang inklusif.
2. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia
Seiring waktu, sistem ejaan Bahasa Indonesia mengalami berbagai perubahan. Dimulai dari Ejaan van Ophuijsen pada masa kolonial Belanda, yang masih dipengaruhi oleh aturan Belanda, hingga Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada tahun 1972 yang lebih selaras dengan ciri khas bahasa Indonesia. Setiap perubahan ini bukan sekadar penyederhanaan teknis, tetapi juga mencerminkan upaya untuk menyesuaikan bahasa dengan karakter nasional, memperjelas identitas bahasa, dan memastikan penggunaan yang seragam di seluruh Indonesia.Jadi Perubahan ejaan, meskipun tampak sederhana, berperan penting dalam pembentukan identitas nasional. Dengan menyederhanakan aturan ejaan, bahasa Indonesia menjadi lebih mudah dipelajari dan digunakan oleh seluruh masyarakat, memperkokoh persatuan bahasa.
3. Pengaruh Kata Serapan Asing terhadap Bahasa Indonesia
Dalam perkembangannya, Bahasa Indonesia menerima banyak kata serapan dari bahasa asing, seperti Belanda, Inggris, Arab, dan Sanskerta. Penyerapan ini terjadi sebagai hasil interaksi antarbangsa, perdagangan, kolonialisme, dan modernisasi. Misalnya, kata-kata seperti "demokrasi" dari bahasa Yunani, "teknologi" dari bahasa Inggris, dan "pendidikan" dari bahasa Arab telah menjadi bagian dari kosakata sehari-hari bahasa Indonesia.Dan juga kata asing memperkaya bahasa Indonesia, namun juga membawa tantangan tersendiri. Masuknya kata-kata asing dalam jumlah besar berpotensi mengaburkan karakter asli bahasa Indonesia. Oleh karena itu, terdapat upaya untuk melakukan adaptasi dan pelokalan kata-kata tersebut agar tetap selaras dengan aturan dan identitas bahasa Indonesia.
4. Tantangan dan Upaya Melestarikan Identitas Bahasa Indonesia
Arus globalisasi yang semakin deras menambah intensitas serapan kata asing dalam bahasa Indonesia. Di satu sisi, kata serapan ini memungkinkan bahasa Indonesia mengakomodasi istilah baru dalam teknologi, sains, dan budaya pop. Di sisi lain, ketergantungan pada istilah asing dapat mengikis keaslian bahasa Indonesia. Tantangan utama adalah menjaga keseimbangan antara memperkaya bahasa dan melestarikan identitas nasional.Upaya pelestarian bahasa Indonesia melibatkan penyempurnaan kebijakan linguistik, pengembangan istilah baru yang lebih sesuai dengan konteks lokal, serta peningkatan kesadaran masyarakat untuk menghargai dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kesimpulan.
Bahasa Melayu telah memberikan fondasi yang kuat bagi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan simbol identitas bangsa. Perkembangan ejaan yang terus diperbarui membantu menegaskan karakter bahasa Indonesia yang lebih mudah dan konsisten, sementara kata-kata serapan asing memperkaya kosakata bahasa ini.Meski demikian, arus penyerapan kata asing harus diimbangi dengan usaha mempertahankan keaslian dan karakter bahasa Indonesia. Melalui kebijakan yang tepat dan kesadaran masyarakat, bahasa Indonesia dapat terus berkembang sebagai bahasa yang inklusif, modern, dan tetap mencerminkan identitas nasional bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka:
Alisjahbana, S. T. (1976). Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Anwar, K. (2002). Bahasa dan Nasionalisme di Indonesia: Pergulatan dalam Sejarah dan Modernitas. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi V). Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Chaer, A. (2004). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Errington, J. J. (1998). Shifting Languages: Interaction and Identity in Javanese Indonesia. Cambridge: Cambridge University Press.
Halim, A. (1981). Fungsi Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Nasional. Jakarta: Pustaka Jaya.
Kridalaksana, H. (2001). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mahsun, M. S. (2005). Perubahan dan Variasi Bahasa Indonesia.
Mahasiswa Unimar.
0 Pengikut
Memahami Kalimat: Pengertian, Fungsi, Sifat dan Syarat Efektivitasnya.
Selasa, 5 November 2024 14:26 WIBPengaruh Ejaan dan Kata Serapan Asing pada Bahasa Indonesia.
Minggu, 3 November 2024 13:00 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler