Ragam dan Laras Bahasa Indonesia

Jumat, 8 November 2024 06:55 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Persebaran Electoral College di Amerika Serikat
Iklan

Berbagai macam ragam dan Laras bahasa di indonesia

Pengertian Ragam Bahasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003), variasi bahasa atau ragam bahasa adalah penggunaan bahasa menurut pemakainya, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan serta menurut medium pembicaraan.

Ragam bahasa adalah sebuah variasi dalam berbahasa yang muncul karena adanya keragaman manusia dalam berinteraksi. Ragam bahasa muncul karena tidak seragamnya pengguna bahasa. Penggunaan dari variasi bahasa ini disesuaikan dengan situasi yang berlaku, diantaranya faktor sosial, situasi, topik, dan tempat berlangsungnya komunikasi terjadi. Dalam penggunaan bahasa dalam masyarakat, terdapat perbedaan-perbedaan atau variasi yang digunakan masyarakat dalam proses berkomunikasi. Penutur yang tidak homogen, kegiatan interaksi sosial yang beragam juga merupakan sebab terjadinya keragaman bahasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berikut definisi dan pengertian ragam atau variasi bahasa dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Rokhman (2013), ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda berdasarkan topik yang sedang dibicarakan dan juga menurut media pembicaraan-nya. 
  • Menurut Rabiah (2016), ragam bahasa adalah variasi bahasa yang didasarkan menurut pemakaiannya, yang berbeda-beda menurut topik yang sedang dibicarakan, menurut hubungan antar pembicara, menurut kawan bicara, menurut orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan-nya. 
  • Menurut Waridah (2015), ragam bahasa adalah wujud dari pemakaian bahasa yang berbeda-beda oleh penutur karena adanya faktor-faktor tertentu. 
  • Menurut Setiawati (2019), ragam bahasa adalah tuturan yang berkaitan dengan masyarakat dalam melakukan suatu interaksi dengan individu yang lain.

Jenis-jenis Ragam Bahasa 

Adapun penjelasan dari jenis-jenis ragam bahasa tersebut adalah sebagai berikut:

a. Ragam bahasa dari segi penutur 

Berdasarkan segi penuturnya, ragam bahasa dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

  1. Idiolek, merupakan ragam bahasa yang bersifat perorangan. Ragam bahasa ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Hal yang dominan dari idiolek adalah warna dari suara, melalui warna suara itu kita akan lebih mudah mengenali seseorang walau hanya dengan mendengar suaranya saja. 
  2. Dialek, merupakan ragam bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu. Dialek didasarkan pada wilayah atau area tempat tinggal si penutur, oleh karena itu dialek juga lazim disebut sebagai dialek areal, dialek regional, atau dialek geografi.
  3. Kronolek, merupakan ragam bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Dalam hal ini perbedaan ragam bahasa yang terlihat terletak pada segi lafal, ejaan, morfologi, maupun sintaksis. Variasi bahasa ini disebut juga dialek temporal. Contoh dari variasi bahasa ini ialah variasi bahasa yang digunakan pada tahun tiga puluhan, tahun lima puluhan dan masa kini. Sehingga dapat dikatakan variasi bahasa ini digunakan berdasarkan zaman yang berbeda. 
  4. Dialek Sosial atau Sosiolek, merupakan ragam bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Pada sosiolek ini, ragam bahasa berhubungan langsung dengan pribadi penuturnya yakni usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya.

b. Ragam bahasa dari segi pemakaian 

Ragam bahasa dari segi pemakaian ini digunakan berdasarkan bidangnya seperti pada bidang sastra, jurnalistik, militer, ilmiah, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan bidang kegiatan lainnya.Berdasarkan segi pemakaian, ragam bahasa dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 

  1. Ragam bahasa sastra, ragam bahasa yang menekankan pada penggunaan bahasa dari segi estetis. 
  2. Ragam bahasa jurnalistik, ragam bahasa yang bersifat sederhana, komunikatif, dan ringkas. 
  3. Ragam bahasa militer, ragam bahasa yang bersifat tegas. 
  4. Ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa yang lugas, jelas, dan bebas dari keambiguan, serta segala macam metafora dan idiom. 
  5. Ragam bahasa perdagangan, ragam bahasa yang bersifat fleksi.

c. Ragam bahasa dari segi keformalan 

Berdasarkan tingkat keformalannya, ragam bahasa dibagi menjadi lima tingkat. Kelima tingkat tersebut adalah frozen, formal, consultative, casual, dan intimate. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah ragam beku, resmi, usaha, santai, dan akrab. Adapun penjelasan dari masing-masing ragam bahasa dari segi keformalan adalah sebagai berikut: 

  1. Ragam beku. Ragam beku merupakan bagian dari variasi bahasa yang paling formal karena kaidah maupun polanya sudah dirancang secara pasti serta tidak dapat diganggu gugat atau tidak dapat diubah sama sekali. Variasi ini digunakan dalam upacara-upacara resmi. Contoh variasi bahasa ragam beku ini adalah tata cara pengambilan sumpah, ataupun upacara kenegaraan. 
  2. Ragam resmi. Ragam resmi merupakan variasi bahasa yang digunakan pada acara-acara resmi yang digunakan untuk surat-menyurat dinas, pidato kenegaraan, ceramah keagamaan, serta buku pelajaran.Contohnya diskusi mata kuliah dengan menggunakan bahasa resmi atau bahasa baku.
  3. Ragam usaha. Ragam usaha ini merupakan variasi bahasa yang operasional. Ragam usaha ini merupakan wujud penengah ragam formal dan ragam santai. Ragam ini ditandai dengan penggunaan bahasa yang cenderung pendek dan tidak lengkap. Contoh: Ambillah yang kau sukai.
  4. Ragam santai. Ragam santai merupakan ragam bahasa non-formal. Variasi bahasa ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk berbicara dengan keluarga, teman sebaya, teman, sahabat serta pacar. Ragam santai ini biasanya berupa pemendekan kata. Kosakata pada ragam santai ini biasanya dipengaruhi oleh dialek. Contohnya liburan kok nggak ajak saya mad?
  5. Ragam akrab. Ragam akrab ini merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh mitra tutur dan penutur yang hubungannya sudah sangat dekat. Ragam akrab ini biasa digunakan pada saat berbicara dengan keluarga maupun sahabat karib yang memiliki hubungan sangat dekat. Ragam akrab ini ditandai dengan penggunaan bahasa yang pendek, disingkat-singkat, serta penggunaan artikulasi yang tidak cukup jelas.Contohnya okedeh, aku otw ya gaes. Kata otw berasal dari pemendekan kata bahasa inggris yaitu On The Way dan gaes yang berasal dari bahasa inggris yaitu guys.

d. Ragam bahasa dari segi sarana 

Dalam segi sarana ini dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tulisan, adapun penjelasan dari jenis ragam bahasa dari segi sarana adalah sebagai berikut: 

  1. Ragam bahasa lisan, dalam berbahasa atau dalam menyampaikan informasi dilakukan secara lisan, ragam bahasa lisan akan dibantu dengan unsur-unsur non-segmental atau unsur non-linguistik yang berupa nada suara, gerak-gerik, tangan, gelengan kepala, dan sejumlah gerakan-gerakan fisik lainnya. 
  2. Ragam bahasa tulis, dalam hal ini ragam bahasa tulis digunakan untuk menyampaikan informasi secara tertulis. Pada ragam bahasa tulis tidak dibantu dengan unsur-unsur non-segmental atau unsur non-linguistik yang berupa nada suara, gerak-gerik, tangan, gelengan kepala. Namun, sebagai gantinya dieksplisitkan secara verbal.

Fungsi Kata Baku dan Penggunaan Bahasa Baku Dalam Kehidupan Sehari-hari

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku di dalam bahasa Indonesia. Sementara kata tidak baku adalah kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Saat ini, kita memakai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sebagai standarnya.

Fungsi Bahasa Baku

Bahasa baku memiliki fungsi yang secara umum disebutkan seperti berikut ini:

  1. Pemersatu: pemakaian bahasa baku dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa.
  2. Pemberi kekhasan: pemakaian bahasa baku dapat menjadi pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya.
  3. Pembawa kewibawaan: pemakaian bahasa baku dapat memperlihatkan kewibawaan pemakainnya.
  4. Kerangka acuan: bahasa baku menjadi tolok ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau sekelompok orang.

Ciri-ciri Bahasa Baku

Bahasa baku bisa dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah

Baku: saya, merasa, ayah, dimantapkan

Tidak baku: gue, ngerasa, bokap, dimantapin

2. Tidak dipengaruhi bahasa asing

Baku: banyak guru, itu benar, kesempatan lain

Tidak baku: banyak guru-guru, itu adalah benar, lain kesempatan

3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan

Baku: bagaimana, begitu, tidak, menelepon

Tidak baku: gimana, gitu, nggak, nelpon

4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit

Baku: ia mendengarkan radio, anak itu menangis, kami bermain bola di lapangan

Tidak baku: ia dengarkan radio, anak itu nangis, kami main bola di lapangan

5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat

Baku: sehubungan dengan, terdiri atas/dari, seorang pasien

Tidak baku: sehubungan, terdiri, seseorang pasien

6. Tidak mengandung makna ganda atau tidak rancu

Baku: menghemat waktu, mengatasi berbagai ketertinggalan

Tidak baku: mempersingkat waktu, mengejar ketertinggalan

7. Tidak mengandung arti pleonasme (majas yang bermakna sama)

Baku: para juri, mundur, hadirin

Tidak baku: para juri-juri, mundur ke belakang, para hadirin

8. Tidak mengandung hiperkorek

Baku: khusus, sabtu, syah, masyarakat

Tidak baku: husus, saptu, sah, masarakat

Laras bahasa adalah ragam bahasa yang hanya digunakan dalam satu konteks atau bidang tertentu.

Laras Bahasa

Laras bahasa, atau yang juga dikenal sebagai gaya bahasa, merujuk pada variasi bahasa yang digunakan berdasarkan bidang atau konteks tertentu. Menurut Suwarna (2002), "Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan dalam bidang tertentu, seperti dalam bidang jurnalistik, hukum, kedokteran, sastra, dan sebagainya"

Jenis-jenis Laras Bahasa

  1. Laras Hukum Laras hukum ditandai dengan penggunaan istilah-istilah hukum dan struktur kalimat yang formal dan presisi. Soekanto (2012) menyatakan bahwa "Bahasa hukum harus jelas, tidak ambigu, dan memiliki interpretasi yang seragam". Contoh: "Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara selama 5 (lima) tahun sesuai dengan Pasal 362 KUHP."
  2. Laras Jurnalistik Laras jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan dalam penulisan berita dan artikel jurnalistik. Menurut Sumadiria (2014), "Bahasa jurnalistik harus ringkas, jelas, dan langsung ke pokok permasalahan". Contoh: "Gubernur meresmikan jembatan baru yang menghubungkan dua pulau terpencil kemarin."
  3. Laras Ilmiah Laras ilmiah digunakan dalam penulisan karya-karya ilmiah dan akademik. Ciri utamanya adalah penggunaan istilah teknis dan struktur argumentasi yang logis. Contoh: "Hipotesis nol dalam penelitian ini adalah tidak ada korelasi signifikan antara tingkat stres dan performa akademik mahasiswa."
  4. Laras Sastra Laras sastra adalah gaya bahasa yang digunakan dalam karya-karya sastra seperti puisi, novel, dan cerita pendek. Menurut Nurgiyantoro (2018), "Bahasa sastra sering kali menggunakan majas dan ungkapan figuratif untuk menciptakan efek estetis". Contoh: "Angin berbisik lembut, membawa aroma kenangan yang telah lama terkubur."
  5. Laras Bisnis Laras bisnis adalah gaya bahasa yang digunakan dalam komunikasi bisnis dan profesional. Purwanto (2011) menyatakan bahwa "Bahasa bisnis harus efektif, persuasif, dan berorientasi pada tujuan". Contoh: "Dengan ini kami mengajukan proposal kerjasama yang akan memberikan keuntungan mutual bagi kedua perusahaan."

Pentingnya Memahami Ragam dan Laras Bahasa

Pemahaman tentang ragam dan laras bahasa sangat penting dalam komunikasi efektif. Kemampuan untuk menggunakan variasi bahasa yang tepat sesuai dengan konteks dan situasi dapat meningkatkan kejelasan pesan dan menghindari kesalahpahaman. Seperti yang diungkapkan oleh Wardhaugh dan Fuller (2015), "Kesadaran akan variasi bahasa memungkinkan penutur untuk beradaptasi dengan berbagai situasi komunikasi dan mencapai tujuan komunikasi mereka dengan lebih efektif".

Dalam konteks pendidikan, pengajaran tentang ragam dan laras bahasa dapat membantu siswa mengembangkan kompetensi komunikatif mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat Hymes (dalam Brown, 2007) yang menyatakan bahwa "Kompetensi komunikatif tidak hanya melibatkan pengetahuan tentang struktur bahasa, tetapi juga kemampuan untuk menggunakan bahasa secara tepat dalam berbagai konteks sosial".

Kesimpulan

Ragam dan laras bahasa merupakan aspek penting dalam variasi bahasa yang mencerminkan kekayaan dan fleksibilitas bahasa dalam memenuhi berbagai kebutuhan komunikasi. Pemahaman dan penguasaan ragam dan laras bahasa yang baik dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dalam berbagai konteks, mulai dari situasi informal sehari-hari hingga ranah profesional dan akademik.

 Penutup, penting untuk diingat bahwa bahasa terus berkembang dan variasi-variasi baru dapat muncul seiring dengan perubahan sosial dan teknologi. Oleh karena itu, studi tentang ragam dan laras bahasa akan tetap menjadi bidang yang dinamis dan relevan dalam linguistik terapan dan pengajaran bahasa.

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Yuni Muliawati

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Daftar Pustaka dan Sumber Kutipan Periodical

Jumat, 20 Desember 2024 21:09 WIB
img-content

Kutipan Langsung dan Kutipan Tidak Langsung

Jumat, 20 Desember 2024 21:08 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler